Kami ngobrol dengan penyanyi pop, Sal Priadi, membahas lagu viral “Dari planet lain,” album barunya, kecintaan Sal kepada Manchester United, Arema, dan Persebaya, meme di medsos, serta pertanyaan penting: “Siapa pesepakbola yang berasal planet lain dan turun ke bumi untuk menghibur orang-orang seperti kita?” Box2Box Football dan Sal Priadi berkolaborasi dalam episode perjamuan sepakbola dengan musik. Jangan lupa untuk like, share, dan berkomentar. Selamat menyaksikan!

Berbeda situasi, Maung Bandung akan menjamu Macan Kemayoran. Setengah dari rekor pertemuan kedua klub laga banyak berakhir imbang. Apakah hasil tersebut akan kembali terjadi di laga akhir pekan nanti? Selengkapnya dibahas oleh Labieb Sadat, Ibam Hariri, dan Aun Rahman.

Saking serunya, Derbi London Utara dianggap udah ngalahin Derbi Manchester. Selain itu, ada juga Chelsea yang masih aja ompong dan suka buang-buang kesempatan. Simak pembahasannya pada episode kali ini, bersama Tio Utomo, Dex Glenniza, Rossi Finza, dan Jerry Arvino.

Dari Manchester United, ke West Ham-lah Harry Maguire merapat. Bung Rin pun tercekat. Kira-kira, Maguire bakal bangkit atau kian terpuruk? Simak pembahasannya di episode kali ini.

Liga ꧑ Indonesia telah bergulir, banyak moment krusial yang terangkum dalam ꧒ pekan awal. Dibahas Secara lengkap di #UmpanTarik

Menurut laporan The Athletic, Manchester United cuma bisa prioritasin satu: Beli kiper baru atau striker baru. Itu kalau mereka gak bisa jual pemain. Nah, menurut kalian, lebih penting beli kiper dulu atau striker dulu? Dibahas bersama Ibam Hariri, Jerry Arvino, Rossi Finza, dan Waldo Farrel.

Liga 1 Indonesia yang paling on time penyelenggaraannya semenjak kompetisi ini dilaksanakan, dibahas secara singkat dengan segala keriuhan menuju kick off perdana. Dibahas secara lengkap di #UmpanTarik

Dex Glenniza dan Rossi Finza sepakat, kalau Declan Rice ke Manchester City bakal menarik karena ngasih dia role dan posisi yang beda. Tapi, Jerry Arvino bilang, kalau di Arsenal, Rice bisa jadi protagonis lini tengah. Kalau kalian mending Rice ke mana?

Garnacho, Garnacho, Garnacho, tapi kita bukan mau bahas itu. Penasaran gak? Dibahas secara lengkap di #UmpanTarik

Menurut Dex, Liverpool bisa ngasih tantangan yang lebih baik buat Jude Bellingham. Namun, menurut Rossi, gabung Real Madrid pun udah cukup menantang. Gimana menurut lo? Udah pas Bellingham gabung Madrid?

Semuanya sepakat kalo tim mana pun pasti butuh duit buat jadi kompetitif. Makanya tudingan "City beli gelar" gak valid. Tapi, ada juga yang bilang, _treble_ City sesungguhnya gak lebih spesial dari _treble_ Man United. Alasannya? Lalu, di antara peraih _treble_ siapa yang pencapaiannya paling spesial? Simak pembahasannya bersama Aldi Bawazier, Dex Glenniza, Firzie Idris, Jerry Arvino, Ranaditya Alief, dan Rossi Finza. Treble Manchester City "dibeli"? (03:19) Persamaan treble Man City 2023 dan Manchester United 1999 bukan soal duit, melainkan pelatihnya dikasih waktu (09:15) Bedanya, Man United dan enam klub Eropa lainnya meraih treble setelah mereka jago dulu kemudian tajir, bukan tajir dulu kemudian jago (11:10) Alasan kenapa treble Man United 1999 lebih baik (17:37) Namun musim ini gak mudah juga buat Pep Guardiola (23:33) Alasan kenapa Celtic 1967—bukan United 1999 atau City 2023—adalah peraih treble terbaik di Eropa (25:49) Dari semua tim Eropa yang pernah treble di era modern (sejak era Champions League pada 1992), siapa yang paling baik? (27:43) Treble Inter 2010 itu spesial karena pelatihnya adalah José Mourinho (31:20) Treble yang paling “mendefinisikan ulang” sepakbola adalah treble-nya Barcelona 2009—lagi-lagi eranya Pep Guardiola (33:33)

Rossi berpendapat, Manchester City-nya Pep Guardiola lebih baik. Sementara, Dex menganggap Barcelona-nya Pep lebih baik. Kalau menurut kalian, tim Pep mana yang lebih baik?

Ada regulasi baru soal pemain asing. Apakah bakal berpengaruh positif atau negatif? Karena Thailand aja yang pemain asingnya banyak, sepakbolanya tetep berkembang. Selengkapnya di episode terbaru #UmpanTarik bersama Rafli Arza, Labieb Sadat, Aun Rahman, dan Arista 'Infosuporter'.

Mason Mount kabarnya lagi didekati tiga klub Premier League: Arsenal, Manchester United, dan Liverpool. Mana klub yang lebih cocok buat dia? Apa mending stay di Chelsea aja?

Duel terbesar dekade ini tercipta sebentar lagi, Juara Sea games 2023 akan menghadapi juara Piala Dunia 2022. Indonesia vs Argentina, 19 Juni 2023 live at Gelora Bung Karno Stadium, Jakarta #UmpanTarik

Rossi Finza menyebut three-peat (juara tiga musim berurutan) Manchester United lebih baik karena alasan yang cukup sederhana. Sementara, Dex Glenniza memilih three-peat Manchester City karena perspektif lain. Kalo menurut lo, siapa yang lebih baik?

Kesenangan, Kegembiraan, Keharuan tercipta di laga final Sea games 2023. Setelah 32 tahun, akhirnya Indonesia berhasil membawa pulang mendali Emas kembali. #UmpanTarik

Kehadiran Garnacho yang lebih ngasih impak bikin orang membandingkannya dengan Sancho. Rossi bilang, Sancho belum bisa dibilang flop. Sementara, Jerry dan Dex punya pendapat lain.

Ada yang memilih Parma-nya Alberto Malesani, ada juga yang bingung memilih Milan yang mana (antara Milan-nya Sacchi, Capello, atau Ancelotti?). Kalau kalian sendiri, tim Italia mana yang jadi favorit kalian di kompetisi Eropa?

Berkat konsistensinya, sulit buat gak nyebut Napoli sebagai tim terbaik Serie A musim ini. Pertanyaannya sekarang siapa "The Best of the Rest" di Serie A musim ini?

Di Copa del Rey (CDR), Real Madrid udah ke final. Di LaLiga, jarak dengan Barcelona cukup jauh. Jadi, kenapa gak serius di UEFA Champions League (UCL) aja sekalian? Selain itu, episode kali ini juga bahas sedikit preview pertandingan ngelawan Chelsea di UCL.

Menurut Rossi, Julian Nagelsmann bisa ngebawa vertikalitas ke permainan Chelsea. Sementara bagi Dex, Nagelsmann mending ke Tottenham Hotspur karena pressure yang dia dapat gak bakal gede. Kalo menurut lo, tim mana yang lebih cocok buat Nagelsmann?

Tottenham Hotspur yang salah atau Conte yang salah? Lantas, siapa yang bisa ngangkat Spurs setelah ini—Julian Nagelsmann, mungkin? Simak pembahasannya di Take-Ons #52 bersama Jerry, Dex, Rossi, dan Firzie.

Buat FIFA, bikin Piala Dunia 48 tim itu nguntungin mereka dan pihak broadcaster. Kalau buat tim-tim dan pemain, bisa jadi gak selalu nguntungin. Simak perdebatannya bersama Dex, Jerry, Rafli, Rossi, dan Waldo di Take-Ons #51.

Kita bisa memprotes Qatar karena isu HAM, sementara UEFA bisa menghukum Rusia beserta klubnya karena invasi ke Ukraina. Jadi, mengapa kita tidak bisa memprotes Israel karena isu kemanusiaan juga? Simak pembahasannya di Take-Ons #50 bersama Dex, Jerry, Rossi, dan Tio.

Rossi dan Aun memihak Erik ten Hag, sementara Rana dan Waldo mendukung Mikel Arteta. Siapa yang lebih jago di antara dua pelatih yang berasal dari “coaching tree” yang sama ini diperdebatkan di episode terbaru Take-Ons #49. Kalo lo dukung siapa?

Dex percaya bahwa meskipun gak bikin banyak gol, Wout Weghorst layak dipermanenin Manchester United. Sebaliknya, Rossi lebih milih buat nyari striker yang lebih komplet. Kalo lo lebih setuju yang mana?

Kalo menurut Waldo, Graham Potter emang pelatih medioker. Namun, Rossi gak setuju karena ada beberapa hal yang bisa Potter lakukan dan itu gak cocok masuk kategori “medioker”. Simak pembahasan selengkapnya di Take-Ons #47 kali ini.

Rossi berpendapat bahwa ini adalah waktu paling tepat bagi Arsenal untuk menghadapi Manchester City. Tapi, Rana justru sebaliknya: Mengingat City sedang berusaha ngebuktiin sesuatu, situasinya jadi gak ideal buat Arsenal. Kalo menurut lo?

Di sepakbola, gak jarang satu orang pemain ngontrol dan megang banget satu pertandingan sampai akhirnya ngubah hasil akhir. Episode kali ini, Dex, Jerry, dan Rossi bahas perdebatan yang lagi ramai tersebut. Kalo menurut lo, pemain mana yang pernah kayak gitu?

Karena Liverpool sedang limbung, pendukung pun murung. Di media sosial, ada saja yang mendengung. "Klopp Out!" katanya. Kalau menurut Rossi, Klopp sebaiknya stay, tapi menurut Rana, gak ada salahnya Liverpool mulai eksplor cari pelatih baru. Kalo lo gimana?

Dex yang yakin banget Arsenal juara, berusaha ngeyakinin Jerry yang masih belum mau terlalu jumawa. Sementara itu, Rossi berusaha diplomatis. Kalo kalian dukung yang mana?

Name a better duo than Osimhen & Kvaratskhelia, we'll wait. Dua pemain Napoli ini lagi gacor dan keliatan susah dihentikan di Serie A. Simak pembahasannya di Take-Ons #42 bersama Dex, Jerry, Rafli, dan Rossi.

Ada sesuatu yang menarik di Serie A: Juventus bangkit dan menang 8 laga beruntun. Aun, Dex, dan Jerry bahas mastermind-nya di Take-Ons #41: Massimiliano Allegri! Meski menang melulu, masih ada aja yang pengin Allegri out. Secara result, Juventus bagus, tapi secara permainan gimana? Masalahnya, kalau bukan Allegri, siapa lagi?

Marcus Rashford lagi on fire. Namun, apakah dia pemain terpenting Manchester United sejauh musim ini berjalan? Masa iya gak ada pemain yang lebih penting? Simak pembahasannya bersama Jerry, Rossi, dan Waldo di Take-Ons #40 kali ini.

Saking sering dan padatnya jadwal pertandingan serta turnamen, tontonan sepakbola pun seakan gak ada habisnya. Jangan-jangan, yang butuh libur bukan cuma pemainnya, tapi penontonnya juga. Lo setuju gak kalo nonton bola juga butuh libur?

 Liga 1 kembali, kick off dan konfrensi pers yang sangat mepet, kartu merah, drama di lapangan. Semuanya terangkum dalam gelaran (lagi) liga 1.  Sistem Bubble akan digunakan pada putaran pertama ini, siapakah yang akan juara di tengah musim? Dibahas secara lengkap di #UmpanTarik

Piala Dunia 1978 di Argentina menyimpan banyak cerita.  Selain tim tuan rumah yang jadi juara, ada juga catatan kelam kekerasan dan tragedi kemanusiaan. Simak episode selengkapnya di Podcast Sejarah. https://open.spotify.com/episode/7cpaMq0FHPhKASZ7dFD3dM?si=OmyLWi9dQceY03hqnaYGmQ&utm_source=copy-link

28 nama sudah dirilis Timnas Indonesia untuk gelaran piala AFF 2022. Apakah Trophy AFF akan benar Indonesia dapatkan pada tahun ini? Dibahas secara lengkap di #UmpanTarik

Kamu mendengarkan Daily Quote Indonesia Special Piala Dunia bareng Jerry Arvino, dan selama satu minggu ke depan Jerry bakal membawakan quote dan pemaknaannya yang diambil dari sosok sosok penting dalam dunia sepakbola. Kita mulai dari sosok yang menjadi legenda tim nasional Inggris, David Robert Joseph Beckham, atau yang kita kenal dengan David Beckham, yang akan mengingatkanmu untuk JANGAN SETENGAH SETENGAH. Daily Quote Indonesia merupakan sebuah podcast original Spotify Studios dan Parcast. Diproduksi oleh Box2Box Media Network dengan quote special yang dibawakan oleh Jerry Arvino. Jangan lupa dengerin GRATIS di Spotify.

Jordi Amat dan Sandy Walsh resmi jadi Warga Negara Indonesia. Sebuah tambahan kekuatan yang bagus jelang Piala AFF 2022? Dibahas secara lengkap di #UmpanTarik

Elkan Baggott setapak demi setapak mencatatkan penampilan bagus dan rekor sebagai pemain Indoensia pertama di sepakbola Inggris. Apakah Elkan bakal mencapai Premier League? Selengkapnya di #UmpanTarik episode 206!

Pertanyaan buat kalian semua: Apa yang bikin kalian tertarik buat nonton Piala Dunia? Apakah cuma karena event-nya atau lihat dulu diselenggarakannya di negara mana? Nah, misalkan disuruh nonton gratis, mau gak kalian berangkat ke Qatar yang katanya nyelenggarain Piala Dunia yang problematik? Semuanya dibahas bersama Jerry, Dex, dan Rossi di Take-Ons kali ini; sekaligus Take-Ons terakhir sebelum Piala Dunia! Buat menyiasati copyright, nama lain Piala Dunia mungkin adalah Trofi Bumi (01:04) Di luar pekerjaan, misalnya dapat undangan buat datang secara gratis (semuanya ditanggung), bakalan nonton Piala Dunia 2022 langsung apa nggak? (05:40) Qatar dan beberapa negara Timur Tengah adalah tipe negara wisata luxury yang belum tentu cocok sama semua pelancong (07:30) Apa yang bikin tertarik atau gak tertarik buat nonton Piala Dunia 2022? (10:44) Mungkinkah Piala Dunia 2022 di Qatar bisa mengubah pandangan orang-orang terhadap Qatar dan Timur Tengah? (15:10) Cara daftar jadi buzzer Qatar 2022 yang sayangnya cuma berlaku buat orang-orang terpilih yang negaranya lolos ke Piala Dunia (18:52) Jangan lupa isi survei Piala Dunia Box2Box di sini!

PSSI Akhirnya akan mengadakan KLB pada januari nanti, nah sekarang apa yang seharusnya di bahas pada KLB nanti? Bagaimana juga nasib kelanjutan liga kita? Selengkapnya di #UmpanTarik

Semenjak pemilik baru datang, Newcastle United jadi terurus dengan baik. Imbasnya, performa dan hasil di lapangan pun ikut membaik. Sekarang aja mereka udah duduk di empat besar klasemen. Apa nantinya The Magpies bakal kayak Manchester City? Selengkapnya di Take-Ons episode ini bersama Jerry, Dex, dan Rossi. Satu kata yang tepat buat menggambarkan Newcastle United di awal musim ini (02:25) Newcastle kelihatan enak ditonton cuma lawan klub yang lebih inferior doang bukan? (06:26) Di awal musim ini mereka punya catatan defensif terbaik di liga (08:32) Ketika pemain bintang sudah pada datang ke Newcastle, mereka berpotensi banget buat jadi tim raksasa baru (12:45) Apakah Eddie Howe bisa mimpin sampai Newcastle jadi kandidat juara? (14:16) Siapa pemain penting Newcastle sejauh musim ini? Bruno Guimarães, Miguel Almirón, Nick Pope, atau yang lain? (17:47) Peringkat berapa kira-kira Newcastle sebelum jeda Piala Dunia? (21:30)

Persis Solo mulai membuka suara dan di ikuti beberapa klub liga 1 lainnya kompak menuntut untuk digelarnya Kongres Luar Biasa PSSI dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS LB) PT Liga Indonesia Baru. Apakah langkah ini akan nyata terjadi? Selengkapnya di #UmpanTarik episode ke-204!

Ini yang namanya duel super: Bang Fu, pemenang Regista Trivia, melawan Kang Jalu, pemenang Box2Box Trivia. Determinasi vs mind games. Bareng Tio, Dex, Rana, dan Rossi, mari kita bedah kekuatan kedua kontestan. Siapa bakal menang? Piala Super yang paling ditunggu-tunggu, siapa yang lebih unggul antara Bang Fuad atau Kang Jalu? (02:15) Sebagai yang ngalahin Bang Fuad di Box2Box Trivia, Rana justru menjagokan Bang Fuad (04:38) Analogi anime dari Rossi buat Kang Jalu (07:48) Mind games sudah dilakukan oleh kedua pihak dari media sosial (09:16) Kang Jalu terkenal jago memprediksi, sementara Bang Fuad jago mengintimidasi (12:34) Bang Fuad vs Kang Jalu = Didier Drogba vs Thierry Henry (15:07) Gimik apa yang disiapkan oleh Kang Jalu dan Bang Fuad? (17:47)

Diharapkan jadi juru selamat, tapi ternyata, kok, gini-gini amat? Kedatangan FIFA ke Indonesia rasanya belum bikin banyak perubahan yang signifikan setelah tragedi di Kanjuruhan. Bener gak, sih? Selengkapnya di #UmpanTarik

Toni Kroos bilang bahwa Fede Valverde itu masuk top three dunia saat ini, tapi bisa aja gak semua orang setuju. Jerry, Rana, dan Rossi pun ngedebatin hal ini. Ada yang setuju dengan Kroos, ada yang gak. Kalo lo gimana?

Memasuki pekan kedua setelah kejadian memilukan di Kanjuruhan, banyak skenario yang dimainkan. Saling tuduh mencari kambing hitam. Dan juga pernyataan STY yang akan mundur dari pelatih kepala Timnas Indonesia. Selengkapnya di #UmpanTarik #UsutTuntas

Performa ala monster Erling Haaland bikin siapa pun berteori gimana cara menghentikannya. Termasuk juga eks bek Lazio, AC Milan, dan Timnas Italia, Alessandro Nesta. Di episode kali ini, Jerry, Dex, dan Rossi ngebahas soal bisa gak Nesta beneran menghentikan Haaland. Alessandro Nesta bilang dia bisa menghentikan Erling Haaland dengan (mengajak) rapat (01:56) Tapi mungkin Gen Z ada yang gak tahu siapa itu Nesta (03:07) Yakin prime-nya Nesta bisa menghentikan Haaland? (04:41) Wong prime-nya Haaland aja belum kelihatan kayak gimana (07:33) Menghentikan Haaland di Manchester City mungkin akan lebih sulit daripada menghentikan Haaland di Timnas Norwegia (09:53) Apa yang disukai dari cara bertahannya Nesta? (10:52) Apakah beneran menghentikan Haaland mesti dengan fisik? Soalnya, sugestinya semuanya seperti itu, termasuk dari Nesta juga (12:39) Sejauh musim ini, Bournemouth jadi klub yang bisa bikin Haaland gak cetak gol (14:36)

Kejadian di Kanjuruhan pekan lalu memang sebuah tragedi besar. Tetapi ini juga merupakan momentum untuk Perubahan!

Jerry gak percaya kalo Arsenal adalah satu-satunya klub yang bisa ngalahin City. Sebaliknya, Rossi justru yakin Arsenal bisa ngalahin City. Kalo menurut lo, klub mana yang bisa ngalahin City di Premier League?  Simak pembahasannya di episode Take-Ons #33.

Tak terasa sudah 200 episode Umpan Tarik, sedikit bernostalgia dengan para pendahulu. Liga 1 kembali setelah jeda international. Duel klasik akan tersaji dengan nuansa eropa nan kental, dan juga tak ketinggalan ada derby Jawa Timur. Selengkapnya di #UmpanTarik

Karena international break sebelum Piala Dunia 2022 udah tuntas, gak ada salahnya bahas dua pemain ini: Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Dua ikon sepakbola ini bakal main di Piala Dunia 2022 dengan usia yang udah gak muda. Tapi, performa mereka musim ini bak bumi dan langit. So, siapa yang bakal lebih bersinar di Qatar? Jika salah satu dari Messi atau Ronaldo berhasil jadi juara Piala Dunia, apakah perdebatan pemain terbaik dunia ini akan berakhir? (01:41) Apakah Messi kelihatan lebih calm karena dia gak bisa berbahasa Inggris? (03:30) Melihat awal musim ini di klub dan jeda internasional September, Messi lebih unggul atas Ronaldo (05:03) Seolah terbalik di mana musim lalu Ronaldo performanya lebih baik daripada Messi terutama di level klub (07:51) Perpindahan posisi, peran, dan gaya bermain Messi dan Ronaldo di masa tua (10:03) Permasalahan mental Ronaldo (11:55) Namun di setiap Piala Dunia ada aja pemain yang bisa tetap bersinar meski performanya di level klub cupu (14:16) Jadi, di antara Messi dan Ronaldo, siapa yang akan bersinar di Piala Dunia 2022 nanti? (15:13)

Liga 1 harus rehat sejenak setelah 10 pekan, International break tiba. Ajang pembuktian bagi mereka yang dipanggil untuk membela negaranya masing-masing. Selengkapnya di #UmpanTarik episode ke-199!

Massimiliano Allegri di ujung tanduk karena suporter mulai gerah dengan taktiknya. Tagar #AllegriOut pun jadi sering muncul. Pertanyaannya, kalo/ketika Allegri dipecat, siapa paling layak jadi penggantinya? Belum alergi juga buat bahas Allegri yang habis kalah sama Monza (01:07) Tagar #AllegriOut sama, misalnya, #AretaOut atau #OleOut dulu itu beda karena kalau Mikel Arteta atau Ole Gunnar Solskjær masih bisa dibelain, sementara Allegri nggak (03:20) Awalnya Juventus milih Allegri itu karena “pilihan aman” jangka pendek, yang kalau di jangka panjang gak cocok (05:21) Allegri lama dipecat karena pelatih yang available belum banyak, tapi akan ada banyak di jeda internasional ini (08:37) Pelatih seperti apa yang cocok sama Juventus sekarang? (10:09) Sosok paling ideal buat Juventus sebetulnya adalah Antonio Conte (12:14)

Penggunaan teknologi di Liga 1 membantu coach STY dan tim kepelatihan di klub untuk mengukur potensi dan statistik pemain dengan akurat. Ada juga pembahasan mengenai layak atau tidak JIS dijadikan venue untuk uji coba timnas masih terus panas di media sosial! Selengkapnya di #UmpanTarik episode ke-198.

Memasuki pekannya UEFA Champions League, temanya pun gak bakal jauh-jauh dari UCL. Dex dan Rossi mendiskusikan topik simpel buat episode kali ini: Kalo disuruh milih, mending jadi juara liga apa jadi juara UCL? Apakah juara UCL lebih baik daripada jadi juara Liga? Sering ada yang jadi juara UCL, tapi gak jadi juara liga. Contoh terdekat adalah Chelsea dua musim silam (03:20) Kalau dari perspektif liga yang koefisiennya kecil, juara Liga Champions harusnya lebih “terhormat” (06:20) Paris Saint-Germain belum bisa juara UCL padahal main di Ligue 1. Eh, Ligue 1 itu “liga kecil” bukan? (08:55) Ada yang gak konsisten di liga, tapi bisa jadi juara UCL. Apakah ini bikin gengsi UCL, turnamen yang prestise-nya gede banget, jadi sedikit menurun? (12:32) Apakah prioritas ngejar juara liga dan ngejar juara UCL mesti dibedakan? (14:56) Komentar buat Manchester City yang bilang mending fokus di Premier League daripada di UCL; padahal mereka penasarannya sama UCL (15:55) Format baru UCL bakal mengubah prestise gak? (17:21) Kalau UEL? Soalnya ada klub yang bela-belain mending juara UEL daripada ke peringkat 2-4 liga (18:24)

Liga 2 baru saja dimulai, Persiraja sudah kehabisan bensin. Kehabisan bensin yang mengakibatkan laga tertunda, suporter marah, dan kehilangan 3 poin di rumah. Selengkapnya di #UmpanTarik episode ke-197.

Kalo pelatih bagus asal Spanyol, Italia, atau Jerman udah banyak. Tapi, kalo ngomongin pelatih Inggris, jumlahnya masih sedikit. Dari beberapa pelatih Inggris yang ada sekarang, menurut lo siapa yang paling bagus dan kasih alasan kenapa itu Graham Potter? Alasan Graham Potter (Brighton and Hove Albion) layak disebut pelatih Inggris terbaik saat ini (01:50) Kemampuan Potter dalam menganalisis individu dan mengubah posisi pemain (06:07) Taktik Potter bikin Brighton dijuluki Chameleon of Premier League dan ada di papan atas liga, tapi bisa tahan lama gak, nih? (09:39) Apa yang kurang dari pelatih-pelatih asal Inggris sehingga bikin Potter spesial? (11:56) Perbaikan dari era pelatih-pelatih Inggris “tradisional” kayak Steve Bruce, Sam Allardyce, Tony Pulis, Sean Dyche, dkk (15:41) Siapa pelatih Inggris terbaik sepanjang masa? (18:20) Lebih baik mana Steven Gerrard atau Frank Lampard sebagai pelatih? Kalau Wayne Rooney? (20:00)

PSM Makassar masih belum terkalahkan di Liga 1 2022/23. Apakah faktor keberuntungan belaka atau memang tangan dingin dari seorang Bernardo Tavares? Selengkapnya di #UmpanTarik episode ke-196.

Meski mengakui bahwa Lisandro Martínez bek bagus, Rossi setuju bahwa kalo ngelatih dan bisa milih, dia milih bek tengah tinggi. Sementara, Dex bilang bahwa di sepakbola tinggi badan sebetulnya gak terlalu berpengaruh. Namun, ada kalanya vertical jump dan hal-hal lain juga jadi faktor. Bahkan pemain tinggi belum tentu aerial duels-nya bagus. Di Take-Ons #28 kali ini, semuanya dibahas lengkap. Perdebatan aset atau liabilitas itu bukan cuma buat properti seperti rumah tinggal, melainkan juga bek tengah bertubuh pendek (03:55) Profil bek tengah ideal bukan cuma soal tinggi badan (06:46) Gimana caranya supaya pembahasan Lisandro Martínez gak dikaitkan lagi dengan tinggi badannya? (10:04) Sejak Burnley terdegradasi, memangnya masih ada klub Premier League yang mengandalkan bola panjang dan aerial duel? (12:58) Apa bakal ada suatu kesempatan di mana klub-klub Premier League bakal memanfaatkan kelemahan bek tengah pendek? (15:09) Banyak bek tengah pendek—selain Lisandro—yang main di Premier League karena bek sayap pada main jadi bek tengah supaya bisa buildup (18:54) Studi sport science: Tinggi badan lebih bepengaruh di basket dan alasan kenapa banyak pesepakbola tinggi kelihatan kaku (21:23) Bek tengah pendek terbaik: Carles Puyol, meski sebenarnya dia gak pendek-pendek amat (23:51)

Drawing grup UEFA Champions League udah dilakukan dan banyak reaksi dari pendukung yang klubnya dapet undian yang gak menyenangkan. Bareng Jerry, Dex, dan Rossi, episode khusus ini bakal ngebahas reaksi orang-orang terhadap undian fase grup UCL musim ini. Soal pembagian pot dan pasangan tim buat pembagian siaran televisi (02:25) Box2Box Football mempublikasikan grafis tercepat di dunia (kayaknya) soal hasil undian UCL (05:00) “Grup neraka” bukan cuma Grup C (09:30) Banyak yang bereuni, di antaranya Erling Haaland dan Robert Lewandowski (13:17) Mana klub yang paling merasa “gue mati aja, dah”? (19:53) Red Bull Salzburg berpotensi jadi klub mengejutkan dengan pelatih “wonderkid” mereka, Matthias Jaissle (22:25) Selain Salzburg, siapa lagi klub yang bisa mengejutkan di UCL musim ini? (26:49) Prediksi yang lolos ke 16 besar dan “lolos” ke UEL (peringkat ketiga) dari Grup A-D (30:46) Prediksi yang lolos ke 16 besar dan “lolos” ke UEL (peringkat ketiga) dari Grup E-H (37:43) Dua musim terakhir sebelum UCL berubah jadi “Swiss model” serta adanya beberapa aturan baru di UCL musim ini (44:00) Ada 8 klub Bundesliga di kompetisi UEFA musim ini, bikin Bundesliga mengalami masa kejayaan (46:04) Jadwal fase grup UCL musim ini padat banget—beres di awal November—karena ada Piala Dunia di 20 November (48:48) Ramaikan diskusi pengundian UCL, Europa League, dan Europa Conference League di grup Telegram Box2BoxBola!

Persib mengumumkan Luis Milla sebagai pelatih baru mereka. Bagaimana kira-kira sepak terjang sang entrenador di tim Maung Bandung nanti? Ada juga cerita dari Aun Rahman yang baru saja selesai kursus lisensi kepelatihan. Selengkapnya dibahas di #UmpanTarik episode 195!

Sering ada perdebatan bahwa ball-playing goalkeeper lebih baik karena bisa ikut mendistribusikan bola. Namun, apa gunanya bisa ball-playing kalau sang kiper juga gak bisa menghentikan tembakan lawan? Di episode Take-Ons #27 kali ini, Jerry, Dex, Rana, dan Rossi bakal ngebahas: Mending ball-playing goalkeeper atau shot-stopping goalkeeper? Siapa kiper ball-playing di Timnas Spanyol sekarang? (02:38) Di akhir pekan lalu, Édouard Mendy bikin blunder itu emang karena dia bukan ball-playing goalkeeper atau emang dia kagok aja kena pressing Leeds? (04:29) Kiper makin sering ditekan gara-gara goal kick bisa pada dioper pendek ke dalam kotak penalti sendiri (06:39) Lebih milih shot-stopping goalkeeper atau ball-playing goalkeeper? (08:45) Pertanyaan chicken and egg: Shot-stopping duluan atau nyaman mainin bola duluan? (09:57) Apakah ball-playing goalkeeper lebih dibutuhkan sama klub besar yang menuntut build up permainan dari belakang? (13:06) Édouard Mendy vs Kepa Arrizabalaga (16:20) Apakah ada ball-playing goalkeeper di manga? (19:37) Apa bedanya ball-playing goalkeeper sama sweeper-keeper? (21:45) Selama ini penghargaan buat kiper cuma ada buat kiper dengan clean sheet terbanyak (24:21) Siapa kiper paling komplet dalam hal shot-stopping dan ball-playing? (27:50)

Hari ulang tahun ke-77 Republik Indonesia. Dirgahayu! Apa jadinya bila di tahun ini Indonesia berhasil lolos ke Piala Dunia 2022? Berhasil atau tidak, coba menurut lo bagaimana? Selengkapnya dibahas di #Umpan Tarik episode 194.

Take-Ons episode ke-26 bersama Adiyani, Dex, dan Rossi, membahas soal: Tottenham Hotspur dan Antonio Conte! Nah, berhubung musim lalu Adiyani bilang bahwa Spurs dan Conte gak bakal sukses atau finis di atas Arsenal, apakah pendiriannya akan berubah setelah lihat kegiatan transfer dan start Spurs sejauh ini? Kenapa musim lalu banyak orang—bukan cuma Adiyani—gak menjagokan Spurs dan Conte? (01:14) Conte memperbaiki pertahanan Spurs. Kalau gitu, jika “defense wins you titles”, apakah artinya Conte dan Spurs akan juara? (03:54) Bedanya Conte di Spurs dibanding musim lalu: Musim ini manajemen Spurs ngebeking Conte (06:18) Faktor yang mengubah mentalitas Spurs adalah Conte. Nah, gimana kalau Conte dulu ke Manchester United? Bakalan mengubah United juga gak? (08:48) Selama ini sebenarnya Spurs punya progres baik, tapi selalu tertutupi oleh paradigma Spursy yang bikin orang-orang pengin meledek dan mendiskreditkan klub London Utara ini (12:53) Jadi, buat musim ini, pendukung Arsenal perlu khawatir gak dengan Spurs? (16:30)

Jarang banget pelatih asing justru masuk sack race di Liga 1 sejak awal musim. Robert Alberts sudah jadi korban pertama. Who's next? Selengkapnya dibahas di episode 193 #UmpanTarik!

Take-Ons episode ke-25 bersama Jerry, Dex, dan Rossi, membahas soal ‘single pivot vs double pivot’ yang cukup menarik. Soalnya, akhir pekan kemarin para pendukung Manchester United kesal melihat Scott McTominay dan Fred masih jadi double pivot mereka. Padahal sudah pakai double pivot, tapi masih aja bocor tengahnya. Yang suka formasi 4-2-3-1 biasanya suka double pivot juga, sementara yang suka 4-3-3 biasanya suka single pivot (03:20) Double pivot berpotensi bikin tim main kaku, tapi single pivot butuh pemain berkarakteristik komplet (05:06) Karakter ideal buat pemain double pivot: anchor dan box-to-box! (07:25) Karakter ideal single pivot, plus soal Sergio Busquets dan Frenkie de Jong. Kabarnya, alasan Busquets masih main jadi holding midfielder-nya Barcelona karena dia bisa lebih nyaman main sebagai single pivot. Sementara, De Jong lebih nyaman main di formasi double pivot (09:55) Perbedaan holding dan defensive midfielder (13:31) Siapa gelandang bertahan terbaik saat ini? (16:05)

Wacana Indonesia keluar dari AFF semakin berhembus kencang. Apakah ini adalah sebuah langkah yang memang diperlukan? Selengkapnya dibahas di episode terbaru #UmpanTarik!

Take-Ons #24 bersama Jerry dan Dex dari Solo. Tema pembahasan kali ini adalah lanjutan soal opsi striker dan pemain depan di episode reguler sebelumnya, yaitu soal “striker haus gol vs pemain depan serbabisa”. Di sepakbola ada tipikal penyerang tengah murni yang kerjaannya mendulang gol demi gol dan jago banget finishing. Namun ada juga pemain depan serbabisa yang gak cuma bisa bikin gol, tapi juga creating chances, bikin asis, atau main di berbagai role kayak deep-lying forward atau false nine. Jerry dan Dex di Solo jadi English commentator buat ASEAN Para Games 2022 (01:38) Olahraga memang untuk semua orang tanpa terkecuali (06:07) Arketipe penyerang yang juga ada banyak (08:58) Makin ke sini penyerang makin dituntut buat jadi serbabisa, gak “cuma” cetak gol (11:33) Jadi, pertanyaannya: Lebih milih striker haus gol atau pemain depan serbabisa? Apa alasannya? (13:07) Lahir dan besar di era 1990an bikin Dex dan Jerry familier banget sama penyerang classic No. 9 (15:05) Simbol sepakbola adalah gol, makanya pemain kayak Erling Haaland, Darwin Núñez, Robert Lewandowski, dan Karim Benzema akan terus jadi headline (17:10) Striker haus gol bisa bikin tim main lebih individualis—contohnya Manchester United dengan Cristiano Ronaldo (20:00) Pertanyaan filosofis: Kenapa istilahnya “haus gol” bukan “lapar gol”? (24:38) Apakah perdebatan “striker haus gol vs pemain depan serbabisa” ini hadir karena kita sekarang terbiasa dengan sistem satu penyerang? (25:48) Hal mengesalkan dari perdebatan ini adalah mana yang penyerang dan mana yang gelandang di FPL, di mana banyak pendulang gol justru diklasifikasikan sebagai gelandang (29:53) Ngomong-ngomong apa indikator keberhasilan bagi seorang pemain depan serbabisa? Kalau striker haus gol indikator kesuksesannya bisa kelihatan dari jumlah golnya (31:40) Dari dua jenis penyerang di atas, mana sosok yang bisa jadi pembeda bagi tim kecil? (33:23)

Musim baru, Formasi Baru! Dengan formasi baru #UmpanTarik episode kali ini membahas semua hal yang terjadi di pekan perdana Liga 1. Apakah ada kejutan? atau justru memang sesuai prediksi untuk hari pertama? Selengkapnya di #UmpanTarik episode 191!

EPISODE OTAKUBOX PAWALING SOCCER! Membahas Animanga Bola yang sudah lama diminta sobat STRONG dan yang membuat iman Aaandre goyah “Aoashi” Full Spoiler Warning bagi kalian yang belom/baru baca yes!! Dengarkan episode Otakubox lainnya di sini

Take-Ons #23 bersama Jerry, Dex, dan Rossi! Di episode sebelumnya, kami sudah bahas bagaimana memandang sebuah sistem serta data atau analisis statistik di sepakbola. Pertanyaan lanjutan hadir dari situ: Buat membangun sebuah tim dari nol, mana duluan yang bakal dikerjakan: Attack first atau defense first? Tentu jawabannya bukan English first atau fitness first! Parama mau mukul (attack) Dex (02:36) Attack wins you games, defence wins you titles? Masih relevan gak? (03:33) Di dalam sepakbola modern, bertahan bahkan sudah dilakukan dari garis terdepan. Jadi, apakah pemain depan sekarang mesti paham caranya bertahan juga? (07:32) Kadang compactness saat pressing (bertahan) bikin adanya ruang yang bisa dieksploitasi dan bedanya pressing vertikal sama lateral (10:03) Apakah tugas seorang pemain sekarang makin rumit karena dituntut paham kapan waktunya nyerang sama bertahan? (15:56) Kalian tipe pelatih yang bakal instill filosofi ke tim kalian atau pragmatis aja? Alias menyesuaikan apa yang ada di tim (18:33)

Balik lagi di Take-Ons #22 bersama Jerry, Dex, dan Rossi! Mengingat sekarang lagi masa pramusim dan banyak klub jual-beli pemain, jadi kita bahas soal siapa yang transfernya paling baik sejauh ini. Jadi, klub mana yang transfernya paling baik sejauh ini? (03:27) Dex jawab Leeds United, Jerry gak terima. So, pertanyaannya dikerucutkan: klub besar mana yang transfernya paling baik sejauh ini? (06:10) Tottenham Hotspur dan Manchester United jadi klub yang memanjakan pelatihnya untuk berbelanja (08:04) Bayern München disoroti karena berhasil dapetin pemain bargain kayak Ryan Gravenberch dan Sadio Mané sebelum ngeluarin banyak duit buat Matthijs de Ligt (10:38) Transfer Man United belum bisa dibilang berhasil sebelum dapet gelandang bertahan dan bek kanan, serta menjual beberapa pemain deadwood mereka (17:08) Chelsea, Liverpool, dan Arsenal: mana yang transfernya cukup baik sejauh ini? (19:04) Aktivitas transfer dari Serie A dan LaLiga (22:34) Ayo gabung grup Telegram Box2Box Bola buat dapetin info terkini, termasuk fun football bareng: Klik di sini!

Segmen Take-Ons #21 dari Box2Box Football Podcast edisi khusus weekend bersama Jerry, Dex, dan Rossi! Kali ini kita bakal bahas soal pemain yang sepanjang bursa transfer musim panas ini cukup sering diomongin: Romelu Lukaku. Jadi, Lukaku pernah ngomong kayak gini (via Goal): “Kalau ngomongin Lewandowski, Benzema, atau Kane, orang-orang selalu nyebut mereka world class. Tapi, kalo ngomongin gue, selalu disebutnya ‘good form’ aja. Ini memotivasi gue buat jadi lebih baik. Harusnya gue masuk dalam daftar world class.” Apakah Lukaku ini world class atau bukan? (03:07) Kalau beneran kelas dunia, coba bandingin sama Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Robert Lewandowski, Karim Benzema, dan Harry Kane (05:04) Lukaku bisa gacor di West Bromwich Albion dan Everton. Apakah cocoknya sama klub kecil? (06:10) Pemain kelas dunia kalau main di Manchester United bukannya pasti nge-drop, ya? (08:20) Cerita Ruud van Nistelrooy soal beda kelas antara Man United dan Real Madrid (09:46) Apakah benar kalau Lukaku cuma bagus kalau menghadapi klub minor? (11:06) Prediksi peran Lukaku di Inter Milan (15:11)

Ada pola menarik di timnas era kepelatihan Shin Tae-yong Setiap timnas kalah atau dapat hasil gak memuaskan setelahnya selalu ada isu panas yang bergulir. Bener gak, sih? Simak selengkapnya di #UmpanTarik episode terbaru!

Sebelum beneran ngebuka season baru dengan pramusim, kita bahas perdebatan terbesar dulu di awal Juli ini: tersingkirnya Timnas Indonesia dari Piala AFF U19 karena “kalah” head-to-head sama Vietnam dan Thailand padahal sama-sama meraih 11 poin. Meski berhasil bikin 17 gol dan cuma kebobolan 2 gol, Indonesia harus rela berada di peringkat ketiga Grup A. Bersama Jerry, Rossi, dan Dex, perdebatan soal head-to-head dan selisih gol (goal difference) dibahas lengkap. Apakah Timnas kita gak cukup bagus atau gak hoki aja? (02:04) Di Eropa, biasanya yang dilihat duluan adalah selisih gol, baru head-to-head. Tapi di kompetisi AFC, masih banyak yang mendahulukan head-to-head (04:05) Banyak warganet yang nyalahin aturan AFF yang tiebreaker-nya pakai head-to-head. Wajar mengkritik aturan ini? (07:16) Memangnya mana yang lebih “agung”: head-to-head atau selisih gol? (08:58) Ada tuduhan Vietnam dan Thailand “main aman”. Bukannya main aman itu wajar? (10:10) Pada akhirnya, ini “cuma” turnamen junior, tapi penonton sudah pada haus akan prestasi (14:06)

Arsenal bergerak cepat di bursa transfer kali ini. Pergerakan mereka pun dapat pujian dengan merapatnya Gabriel Jesus. Lalu, apakah Jesus adalah juru selamat buat Arsenal? Bareng Jerry, Rana, dan Rossi, semuanya dibahas di episode Take-Ons kali ini. Perekrutan Arsenal nunjukkin harapan bagus? (03:25) Sudah mau mulai musim baru, masih ada aja bahasan Mikel Arteta in or out. Kalau Edu (dirtek) gimana? Soalnya Arsenal lagi “Brasilisasi” (08:07) Gak lolos Liga Champions bikin fan Arsenal dan Manchester United diketawain… sama fan Tottenham Hotspur (11:33) Apakah Gabriel Jesus adalah sosok yang Arsenal butuhkan? (14:32) Sebagai penyerang proven di Premier League, Gabriel Jesus harusnya bisa jadi main man di rencananya Arteta (21:27) Fan Arsenal baru sadar membiarkan Olivier Giroud pergi itu sebuah kesalahan (25:56) Klub sukses sekarang gak cuma punya satu penyerang bagus, tapi biasanya trio penyerang (30:42) Ayo beli merchandise eksklusif Box2Box Football! Ada kaus Don Carlo dan Miskin Taktik!

Isu lain di sepakbola Indonesia yang sering gak diseriusin, soal Stadium Safety. Kasusnya gak cuma terjadi di Bandung, tapi juga terjadi di banyak stadion di Indonesia. Semua dibahas lengkap di episode terbaru #UmpanTarik

Paul Pogba bikin cerita lagi lewat dokumenter-nya: The Pogmentary. Salah satu isu yang dibahas di dalam dokumenter itu adalah dia merasa Manchester United salah tidak menawari perpanjangan kontrak kepadanya, walaupun menurut kabar, Pogba minta gaji lebih besar lagi meski sudah dapat £290 ribu per pekan. Kasus Pogba vs Man United ini kembali menunjukkan adanya power play antara player vs club. Setelah hubungan Pogba dan Man United kelihatan gak bekerja satu sama lain, kenapa Pogba masih aja berharap dapat perpanjangan kontrak? (02:56) Mungkin Pogba bilang gitu karena dia merasa masih punya pride (05:21) Jadi klien dari agen sekelas mendiang Mino Raiola, Pogba mungkin aja “dikontrol” sama Raiola (07:34) Apapun itu, lagi-lagi gak jauh dari player power vs club power. Mending memihak ke pemain atau klub? (09:08) Kalau ngomongin club power, memangnya Man United masih punya power sekarang? Apalagi mereka gak main di Liga Champions (10:35) Setuju gak bahwa pemain itu perlu dibahagiain dulu oleh klub supaya bisa perform? (12:25) Ada kategori khusus untuk beberapa pemain, Pogba termasuk diva yang resek; beda sama Cristiano Ronaldo yang juga diva tapi lebih fair (14:06) Kenapa Pogba cuma bapuknya di Man United? (16:49) Pemain “bentukannya” Raiola kayaknya lebih individualis dan berpotensi jadi diva (20:54) Ada gak situasi di mana kita bisa memaklumi adanya player power? (23:11) What's next buat Pogba? Ke mana dia akan berlabuh? (25:06) Pesan sponsor: Ayo beli merchandise eksklusif Box2Box Football! Ada kaus Don Carlo dan Miskin Taktik

Football Governance. Istilah yang sering dianggap rumit. Padahal ini adalah kunci buat sepakbola sebuah negara bisa jadi lebih baik. #UmpanTarik episode terbaru ngebahas soal ini bersama Amal Ganesha dari Ganesport Institute dan Dex Glenniza yang bakal ikut konferensi Internasional di Denmark! Konten: Lembaga think-tank pertama di Indonesia dalam meneliti kebijakan dan manajemen olahraga, terdiri dari sport scholars lokal dan luar negeri (03:18) Indonesia haus prestasi sehingga semua keberhasilan dijadikan pencitraan (07:40) Di negara berkembang, organisasi non-profit seperti asosiasi olahraga (kayak PSSI) sering dijadikan batu loncatan (10:23) Apa hubungannya popularitas dengan politik? Makin dikenal, makin populer, maka elektabilitasnya makin tinggi (13:49) Sebenarnya tugas Ketua Umum PSSI bukan cuma ngurusin (prestasi) Timnas Indonesia? (17:53) Sebagai perbandingan, komposisi voter di FA (PSSI-nya Inggris) didominasi oleh sepakbola amatir, sehingga asosiasi sepakbola bukan ngurusin prestasi timnas doang, melainkan sepakbola akar rumput (23:15) Hasil studi: Ketua umum asosiasi olahraga yang ideal harus independen, berintegritas, dan jauh dari politik (26:10) Kenapa ada kriteria kalau calon Ketum PSSI harus pernah terlibat di sepakbola? Seringnya jadi penghalang bagi “orang luar” untuk masuk ke PSSI (33:34) Kenapa Ganesport Institute banyak meneliti topik sport governance dan sport management? (40:30) Good governance: kepemimpinan yang baik itu refleksi dari tata kelola yang baik dan sebaliknya, apalagi di negara demokrasi yang pemimpinnya dipilih oleh “kita” (44:00) Negara memang gak boleh mencampuri urusan internal asosiasi sepakbola, tapi negara wajib ikut campur jika sudah menyangkut kepentingan publik (47:02) Selain meneliti soal kepemimpinan di PSSI, penelitian tentang buruknya kebijakan olahraga Indonesia yang terfokus pada prestasi (bukan partisipasi) bikin Ganesport diundang jadi satu-satunya perwakilan Indonesia di konferensi Play the Game (53:36) Ngomong-ngomong apa itu Play the Game? Apa aja yang akan dibahas di Play the Game 2022 di Odense, Denmark? (01:00:09)

Socios ngumumin kerjasama dengan Persib. Nah, Fan Token itu apa, sih?  Dampaknya buat suporter apa, sih? Apa ada kaitannya dengan fan ownership di klub? Selengkapnya dibahas di episode terbaru #UmpanTarik

Sebagai podcast olahraga terbaik se-Indonesia, Jerry, Rossi, dan Dex ngomongin award di episode kali ini. Sebelumnya kami sempat bahas soal Son Heung-min yang gak masuk dalam penghargaan PFA meski penampilannya sepanjang 2021/22 impresif. Begitu juga ketika Wesley Sneijder gak masuk tiga besar Ballon d’Or 2010 meski membawa Inter Milan treble dan Belanda ke final Piala Dunia. Ini bisa diperparah jika nanti Karim Benzema gak ada di papan atas Ballon d’Or 2022. Apakah penghargaan semacam ini lebih mencerminkan performa atau cuma favoritisme? Konten: Kenapa Dex memfavoritkan angka 17? Favoritisme ternyata sudah terbangun dari hal kecil dan secara gak langsung (01:06) Menurut kalian, favoritisme di ajang penghargaan pemain itu beneran ada atau gak? Termasuk di Ballon d’Or (02:53) Favoritisme ada salah satunya karena familiaritas, gara-gara orang banyak terpapar oleh hal tersebut (04:51) Harus ada yang melakukan challange sama sistem voting buat award-award seperti ini (06:36) Meski gitu, favoritisme sama familiaritas itu hal yang berbeda, tapi memang sejalan (08:39) Mungkin voting terus dipakai karena dianggap menjadi cara termudah, walaupun ujung-ujungnya jadi ajang popularitas (09:52) Hal paling populer belum tentu paling bagus, misalnya populernya (didukung SEO) nulis “rispek” padahal yang benar adalah “respek” (11:46) Liverpool kabarnya sempat menertawai klausul Bayern München untuk Sadio Mané karena di dalamnya ada bayaran tambahan jika Mané menang Ballon d’Or. Bukan gak yakin sama kemampuan Mané, melainkan karena ada unsur rasialisme bermain juga sehingga sulit untuk pemain dari Afrika menang Ballon d’Or (14:09) Jadi, apa yang mesti dilakukan agar penghargaan semacam ini gak jadi ajang favoritisme atau popularitas? (16:44)

Piala Presiden 2022 akan segera bergulir. Simak review komprehensif dari Umpan Tarik!

Pada Take-Ons kali ini, Jerry dan Rossi ngebahas Gareth Bale. Kenapa Bale? Jadi gini, habis Real Madrid jadi juara Champions League, dia jadi pemain Britania pertama yang meraih lima trofi UCL/European Cup; yang terbanyak. Yang jadi pertanyaan habis itu adalah… Dia mau cabut ke mana? Ternyata nomor punggung terakhirnya di klub bukan lagi 11, melainkan 18 (02:22) Bale ini layak disebut legenda Madrid atau lucky bastard belaka karena main di tim yang bagus? (03:25) Di Wales, lebih bagus Bale atau Ryan Giggs atau Craig Bellamy? (04:18) Hubungan Bale dengan klub dan suporter beberapa tahun terakhir memburuk. Dia sempat di-boo sama pendukung sendiri—meski akhirnya dibelain sama Casemiro. Masih layak dipanggil sebagai legenda? (06:19) Sebenarnya kapan declining moment buat Bale? (08:30) Suporter Wales dan Real Madrid sama-sama demanding, tapi Bale merasa lebih terkoneksi di Wales daripada di Madrid (10:29) So, what next buat Bale? (12:30)

Masih hangat soal final UEFA Champions League yang mempertemukan Liverpool dan Real Madrid. Jerry, Aun, dan Rossi memperdebatkan: Mending sepakbola proaktif atau reaktif? Ini gak lepas dari anggapan orang bahwa Liverpool ngewakilin yang proaktif, sementara Madrid yang reaktif. Meski, catatan sedikit, Madrid gak selamanya reaktif. Kalau lihat karakteristik Carlo Ancelotti, mereka sebetulnya lebih pragmatis aja: Mencoba bermain praktis dengan memaksimalkan apa yang tim sendiri punya–dan kadang fokus mengeksploitasi kelemahan lawan. Konten: Apa bedanya pragmatis dan reaktif? (02:24) Apakah sepakbola pragmatis/reaktif jadi penawar buat sepakbola proaktif? (03:18) Jadi, yang pragmatis/reaktif itu adalah klub atau pelatihnya (06:29) Pilih mana: Gaya bermain atau hasil akhir? (08:28) Proaktif harusnya bisa fleksibel dan pada akhirnya bersinergi dengan hasil akhir (10:18) Orang suka salah kaprah: Kalau sudah dapet result bagus, tim itu baik-baik aja. Padahal gak selalu gitu (11:33) Main what if kalau Aun dan Rossi jadi pelatih (12:29) Buat tim yang bukan tim raksasa atau bahkan tim kecil, kestabilan itu mengacu ke mana? Hasil akhir atau gaya main? Kalau hasil akhir, tim kecil hampir pasti kalah melulu sama tim yang lebih besar (14:24) Manchester United dan Arsenal yang bersaing untuk zona UCL berarti stabil atau nggak? (17:03)

Kenapa fenomena One Club Man di Indonesia jarang sekali ada? apa yang membuat loyalitas jadi barang langka di sepakbola Indonesia? Dibahas selengkapnya di episode terbaru #UmpanTarik

Final kompetisi antarklub Eropa, termasuk Champions League, sering banget memunculkan serial winners alias klub-klub langganan juara sebagai pemenang. Sementara, buat klub yang tampil konsisten sepanjang musim, belum tentu ada jaminan jadi juara. Contoh aja: Olympique Lyon vs Barcelona di final UWCL. Lantas, apakah final UCL musim ini kembali memunculkan juara dari kubu serial winners seperti Real Madrid.  Liga sama turnamen memang beda, makanya tipikal serial winners dan consistent performer itu gak selalu sama (01:29) Buat klub yang pengin jadi consistent performer, lebih sulit kejadian di Premier League yang lebih kompetitif (03:41) Kalo lihat perjalanan Real Madrid dan Liverpool sejauh musim ini, bisa dibilang gak serial winner vs consistent performer? (05:11) Selain serial winner dan consistent performer, ada pula comeback mentality; status yang dikasih buat klub yang hampir selalu mampu bangkit ketika terpuruk (09:25) Apakah laga final UCL nanti akan terasa kurang “sempurna” karena Real Madrid gak sedang dalam peak performance mereka? (11:30) Kans siapa yang paling besar buat jadi juara? (13:33) Real Madrid kelihatan lebih fit mengingat mereka sudah bisa mengistirahatkan para pemain mereka sejak memastikan juara LaLiga (15:26) Penentu kemenangan laga final: siapa yang lebih bisa pragmatis (17:28)

Ada aja yang bilang bahwa siapa pun pelatihnya, Bayern München pasti jadi juara liga. Lalu, gimana seandainya kalo Jürgen Klopp jadi pelatih Bayern? Apakah otomatis jadi juara liga juga? Terus, kalo ngebandingin Bayern-nya Jupp Heynckes dan Hansi Flick, mana yang lebih bagus? Semua dibahas bareng Jerry, Dex, Rossi, dan Gerhan dari Spieltag Indonesia. Konten: Bayern-nya Julian Nagelsmann sekarang kalau dibandingkan dengan Borussia Dortmund-nya Jürgen Klopp dulu, mana yang lebih hebat? Ini gak cuma berkaca dari trofi, tapi dari semua aspek (01:38) Bayern-nya Nagelsmann punya poin terkecil dibanding Bayern di musim-musim sebelumnya, tapi tetap bisa juara. Apakah ini menandakan Bundesliga gak kompetitif? (04:02) Jika Klopp itu “from zero to hero”, bagaimana dengan Nagelsmann yang kariernya naik di RB Leipzig, sebuah klub yang dianggap “villain”? (05:39) Kalau Klopp menangani Bayern-nya Nagelsmann, apakah otomatis bisa juara? Sebaliknya, bagaimana jika Nagelsmann memangani Dortmund-nya Klopp? Siapa yang akan lebih sukses? (07:39) Namun orang idealis kayak Klopp apakah bisa sukses jika menangani Bayern yang punya banyak masalah di manajemen? (12:10) Mari membandingkan Bayern dengan Bayern: Kalo dihitung dari 2012/13 sampai sekarang, mana Bayern yang terbaik? (14:11) Banyak yang (masih) meragukan kualitas Hansi Flick. Sebenarnya sebagus apa Flick? Sekalian berandai-andai Klopp melatih Timnas Jerman (15:42) Bayern-nya Jupp Heynckes dan Bayern-nya Hansi Flick, kalian bakal pilih mana? (18:04) Hansi Flick harus gimana supaya perbincangan dan perbandingan dia dengan Jupp Heynckes ini bisa seimbang atau bahkan unggul? (21:52)

#UmpanTarikReunion Masih dalam suasana Lebaran, Umpan Tarik bersilaturahmi sekaligus reuni! Membahas soal kiprah timnas di SEA Games, apakah akan menggoyang posisi Shin Tae-young sebagai pelatih kepala?

Real Madrid berhasil melaju ke final Liga Champions setelah comeback atas Manchester City. Gara-gara ini, ada yang bilang bahwa Madrid punya DNA UCL atau DNA Eropa—persis kayak AC Milan dulu. Lawannya nanti di final, Liverpool, juga dibilang punya DNA UCL. Apa sebenarnya DNA UCL/Eropa ini? Semua didiskusikan dengan seru bersama Dex, Ardy, dan Aun. Konten: Pertanyaan utamanya: Percaya gak DNA UCL itu beneran ada? Atau ini cuma mitos? (01:54) Apakah irisan terdekat DNA UCL itu adalah mentalitas? Kalau mentalitas, maka DNA UCL ini sebetulnya bukan milik sebuah klub, melainkan seorang pelatih (Carlo Ancelotti misalnya) dan pemain (05:29) Ada alasan kenapa Madrid, Milan, dan Liverpool bisa lebih sukses di UCL. Ini ada hubungannya dengan format UCL yang one-off, beda sama liga yang lebih konstan dan kayak maraton bentuknya (08:40) Apa yang dibutuhkan untuk bisa jadi juara UCL sesering ketiga klub tersebut? Apa know-how yang diperlukan? (14:48) Setuju gak kalo ada yang bilang bahwa karena UCL bentuknya turnamen, maka butuh sedikit pragmatisme? Berarti pelatih idealis bakalan susah juara? (16:34) Lalu, gimana dengan tim-tim kayak Man City dan Paris Saint-Germain yang sudah keluar banyak duit tapi gak kunjung bisa juara UCL? Apa uang gak berpengaruh buat jadi juara UCL? (19:27) Kalau UCL sesulit itu, gimana ceritanya Madrid bisa juara tiga musim beruntun dari 2016 sampai 2018 dulu? (22:14) Narasi DNA UCL salah satunya hadir karena format UCL yang knock-out. Nah, di format baru UCL nanti (Swiss model), DNA-nya bakalan beda gitu? (23:40)

Box2Box Football libur dulu selama sepekan Idulfitri. Namun tetap ada episode Take-Ons dari Dex, Firzie, Jerry, dan Rossi—yang rekamannya sebelum Idulfitir, barengan episode 82 kemarin. Di episode Take-Ons spesial Lebaran kali ini, kami minta maaf kalau kami suka jadi podcast MU (meski ternyata ada alasannya juga), dilema media bola kalau jadinya seringnya cuma bahas klub “laku” kayak Manchester United dan Persib kalau di Indonesia, dan pertanyaan esensial: apakah suporter bola Indonesia gak boleh disenggol? Konten: Box2Box Football meminta maaf karena suka disebut sebagai podcast MU. Namun sebenarnya ini wajar karena ada datanya (01:20) Apakah media menerapkan skema “Gak MU, gak makan”? Dijawab oleh para pekerja media, terutama Firzie dari perspektif Kompas dan Bola (02:47) Apakah benar media dan pandit sepakbola Inggris pada bias ke Manchester United? (05:50) Semua konten Man United memang banyak digoreng—tanpa minyak—sama media (08:31) Kalau di sepakbola lokal, “MU”-nya Indonesia itu adalah Persib (09:59) Data jumlah pendukung terhadap kuantitas pemberitaan itu tak terhindarkan karena media itu mencari traffic (13:45) Namun apakah besarnya jumlah pendukung ini berarti membuat suporter mayoritas sebaiknya gak disenggol? (16:11) Ada konsensus umum: jangan singgung sepakbola lokal, nanti bisa disikat sama kelompok fan yang tersinggung. Ini malah bikin budaya banter jadi gak terjadi secara dewasa (17:27) Di Indonesia, kalau ada rivalitas yang berpotensi menimbulkan insiden, justru disuruh tone down (21:01) Jadi, fan Indonesia itu boleh disenggol atau nggak? Risiko ditanggung masing-masing (23:06) Free speech oke, banter oke, tapi kalau sudah disrespecting hati-hati kena tonjok beneran (24:28)

Persija vs Marko Šimić Komunikasi yang Tidak Lancar atau Memang Pelanggaran kontrak? Episode terbaru #UmpanTarik membahas secara lengkap kasus panas antara Marko Šimić dan Persija Jakarta

Pekan lalu Manchester United baru aja mengumumkan bahwa Erik ten Hag bakal jadi pelatih baru mereka musim depan, gak ada salahnya kita bahas sosok yang satu ini bareng The OG: Pangeran Siahaan (fan Man United) dan Coach Justin (“orang Belanda”). Apakah yakin Erik ten Hag akan jadi “juru selamat” Manchester United? (01:13) Berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi Ten Hag untuk membuat Man United bangkit? (04:12) Siapa yang mesti dibeli dan siapa yang mesti ditendang oleh Ten Hag? (05:20) Isinya tim Man United kebanyakan diva semua. Apakah ini bakal bermasalah dengan Ten Hag mengingat dia gak punya pengalaman menangani tim dengan ego sebesar itu? (06:56) Frenkie de Jong: jenderal baru di lini tengah Man United? (07:39) Banyak pelatih Belanda gagal di Premier League. Paling sukses belakangan ini justru Louis van Gaal. Apa yang bikin ini terjadi? Apa benar orang Belanda terlalu blak-blakan dan rigid buat orang-orang Inggris? (10:33) Kira-kira apa isi riders soal permintaan Ten Hag di Man United? (12:02) Minta beberapa kata untuk Erik ten Hag kalo melihat situasi United saat ini (14:00)

Kembali lagi di episode khusus ‘Buka Puasa Gelar’ bersama Dex dan Rossi dari Box2Box Football serta Febri dan Randy dari Retropus. Ramadan adalah bulan penuh berkah, penuh kebahagiaan. Gak jarang, Ramadan juga jadi bulan di mana banyak bocah bermain dan melampiaskan kesenangan—entah itu di waktu sahur, setelah berbuka, atau sebelum/selepas tarawih. Sepakbola, seperti halnya Ramadan, katanya juga memberikan kebahagiaan. Namun, seiring dengan perkembangan taktik, sepakbola jadi njlimet. Benarkah sepakbola masih memberikan kebahagiaan yang sama seperti halnya Ramadan kepada para bocah? Ngomong-ngomong, jika kalian senang dengan kolaborasi Box2Box Football bersama Retropus, seberapa sering kalian ingin kami mengadakan episode kolaborasi? Konten: Bulan puasa bukan cuma nyari pahala, tapi buat anak kecil juga biasanya nyari kesenangan (02:13) Selama Ramadan anak-anak kecil sebetulnya dapet jam main dan kebebasan yang lebih banyak: bangunin sahur, habis subuh, sekolah, ngabuburit, tarawih, main setelah tarawih, sampai malam takbiran (06:32) Pengalaman dimarahin pas main-main selama Ramadan waktu kecil, terus pas sudah dewasa malah kesal sama anak kecil di tempat ibadah (10:31) Meski senangnya bermain, jangan sampai anak-anak dimarahin terus jadinya gak mau datang ke tempat ibadah (14:22) Seiring berjalannya waktu, bulan puasa gak lagi sama. Makin dewasa, Ramadan makin bikin sibuk alih-alih bermain (17:12) Apa memori menyenangkan pertama kita soal sepakbola ketika kecil dulu? Kenapa sepakbola saat kita kecil terasa lebih menyenangkan daripada sekarang? (21:05) Ada kesan, sepakbola makin ke sini makin metodik, makin bikin pusing. Misalnya, dulu kita cuma kenal striker. Tapi, sekarang, striker aja gak cukup. Harus didefinisikan lagi jadi—entah—target man, poacher, false nine, dll (25:54) Perkembangan sepakbola yang makin metodik gini kayaknya ikut ngaruh juga dengan tipikal pemain yang muncul. Misalnya, pemain tipikal classic No. 10 yang makin langka (31:38) Sesi muhasabah: Sebagai orang-orang dewasa yang kerja di dunia sepakbola, apakah ini semua masih terasa menyenangkan atau nggak? (36:31) Sama seperti kehidupan, pekerja media juga terus mengalami regenerasi, sehingga passion bisa terus terjaga (40:25) Apakah pernah kepikiran untuk break nonton bola cuma karena udah capek aja kebanyakan bahas bola? (44:48) Masa depan (tontonan) sepakbola di mana katanya anak-anak sudah pada gak tertarik lagi nonton bola (46:07)

Sementara Elkan Baggott akhirnya dapat kesempatan di Ipswich Town, pemain-pemain Indonesia lain lagi pada kesusahan di klubnya masing-masing. Dari yang belum dapat kesempatan main sampai belum mendapatkan haknya. Ada apa?

Ada sejumlah pemain dapet pujian dan pengaguman dari suporter meskipun gak bisa ngasih banyak trofi. Alasannya, mereka setia dan punya passion terhadap klub yang mereka bela. Lalu, apakah dengan begitu kesetiaan lebih penting daripada trofi? Di Take-Ons episode kali ini, Jerry, Firzie, dan Rossi memperdebatkannya. Apakah kesetiaan lebih penting daripada trofi? (03:17) Perdebatan ini sulit menjadi relevan kalau dari perspektif fan, bahkan sekalipun bagi pemain yang dari dulu adalah fan klub yang dia bela (05:00) Soal Mark Noble di West Ham United, apa yang bikin dia mendapatkan tempat tersendiri di hati fan? Padahal, boleh jadi dia bukan pemain terbaik klub dan tidak selalu bermain (06:15) Buat beberapa fan yang merupakan kelas pekerja, mereka lebih suka permainan yang menggairahkan daripada menang, makanya pemain setia akan selalu dipuja (11:16) Apakah orang yang bilang kesetiaan lebih penting daripada trofi adalah mereka yang klubnya bapuk? (13:12) Fan paling suka kalau ada pemain akamsi meski sekarang sudah jarang dan kualitasnya juga belum tentu bagus (15:22) Pemain setia itu kadang hadir karena sudah berada di zona nyaman, kurang ambisius, hanya pengin makan gaji buta, atau memang kualitasnya pas-pasan (19:00) Hal penting buat pemain menjaga hubungan baik sama klub yang ditinggalkan biar kapanpun kembali akan disambut hangat (21:31) Siapa pemain yang mestinya dapet lebih banyak trofi sebagai ganjaran atas kesetiaan dia di satu klub? (22:38)

Bulan Ramadan bulan penuh berkah, berpuasa pun jadi kewajiban buat mendapatkan ganjaran pahala. Di episode khusus ‘Buka Puasa Gelar’ ini, Dex, Rossi, Randy, dan Febri ngebahas soal gimana rasanya ngejalanin puasa dulu sambil nonton dan main bola, serta gimana liga-liga ngatur jadwal mereka di bulan Ramadan. Meski gitu, gak selamanya berpuasa itu selalu manis, lihat aja klub-klub yang puasa gelar. Kalo selama Ramadan biasanya kita pada malas bukber, mereka yang sudah lama puasa gelar ini justru pada gak bisa bukber. Konten: Kenapa pakai campaign #BukaPuasaGelar? (01:16) Gibahin akun anonim (04:16) Bulan April 2022, bulan Ramadan 1443 H, banyak tontonan sepakbola yang menemani/mengganggu ibadah malam dan sahur (07:00) Lagi pada ngapain pas Ramadan 2014? Soalnya itu bertepatan puasa, Piala Dunia, dan pilpres (09:09) Banyak pertandingan dini hari bikin Febri jadi ujung tombak keluarga buat bangunin sahur (13:19) Kalau Liga Inggris mengatur jadwal yang dilihat duluan adalah Natal dan Tahun Baru (boxing day), di Indonesia acuan awalnya adalah Ramadan (15:48) Kapan jam kick-off terbaik selama bulan Ramadan? (19:21) Malah jadi ngomongin ketidaktegasan regulasi dan kepemilikan klub di Liga Indonesia (25:01) Lomba bridging supaya balik lagi ke bahasan Ramadan, mulai dari Randy, Rossi, dan Febri (28:41) Berdasarkan penelitian, sebenarnya kapan (jam berapa) olahraga terbaik saat Ramadan? Ternyata kalau mau diet, olahraga paling bagus justru sebelum sahur (31:17) Apa olahraga atau permainan yang suka dimainin selama Ramadan? (35:55) Kenapa orang-orang gak suka acara bukber? (36:49)

Tinggalkan Belgia, ke mana tujuan selanjutnya untuk Jordi Amat?

Seorang manajer baru tim sepakbola sedang memaparkan visi dan misi nya untuk kompetisi liga ke hadapan presiden dan dirtek klub. Samlekum adalah sebuah audio drama di mana tamu yang diundang tidak mengetahui akan berperan sebagai apa dan bagaimana cerita akan mengalir.  Kalau ceritanya kemana-mana, ya kenapa nggak dengerin aja?

Baru-baru ini Jamie Carragher bilang bahwa persaingan antara Jürgen Klopp dan Pep Guardiola adalah persaingan paling hebat (greatest rivalry) dan paling seru sepanjang sejarah Premier League. Dia lupa, dulu Premier League punya Arsène Wenger vs Sir Alex Ferguson. Jadi, mana yang lebih seru? Semua dibahas bersama Jerry, Rossi, Donzol, dan Dex. Apa yang bikin persaingan Klopp dan Guardiola itu jadi menarik? (01:55) Kedua pelatih punya taktik ikonik, konsistensi, dan keberhasilan meraih gelar (04:28) Apa yang membentuk rivalitas dua pelatih, dua klub, dua pemain, atau dua pihak manapun? (06:52) Kalau misalkan Wenger dan Ferguson hidup di zaman sekarang, mereka mungkin gak akan terlihat sehebat dulu; tapi kalau sebaliknya? (08:27) Kenapa rivalitas Wenger vs Ferguson terus relevan dari dulu sampai sekarang? (09:09) Persaingan Wenger vs Ferguson dinilai lebih “manusiawi” (11:17) Apakah mereka yang menganggap Wenger vs Ferguson lebih baik daripada Guardiola vs Klopp adalah orang-orang tua yang tidak bisa move on terhadap perkembangan zaman? Mereka hanya beruntung karena hidup dan besar terlebih dulu (13:08) Rivalitas kota Liverpool dan Manchester di Revolusi Industri kenapa menurunnya kepada Liverpool FC dan Manchester United, bukan Everton dan Manchester City? (15:48) Misalnya pemain-pemain Wenger dan Ferguson dilatih oleh Klopp dan Guardiola, kira-kira mereka bakal sesukses apa? (18:55) Kalau soal Klopp vs Guardiola, lebih bagus mana? Termasuk pertanyaan usang soal bisa atau nggaknya Guardiola sukses kalau melatih tim kecil (20:47)

Pergerakan cepat dilakukan klub Liga 1 setelah kompetisi usai. Beberapa diantaranya bikin banyak anggapan kalau mereka sedang membangun proyek Galácticos Apakah akan berhasil? Karena dalam sejarahnya, tidak semua Galácticos sukses. Beberapa bahkan justru malah tidak mencapai ekspektasi.

Belakangan ada aja pemain yang di-boo oleh pendukung sendiri. Mulai dari Lionel Messi dan Neymar di PSG sampai Harry Maguire di Timnas Inggris. Bahkan kejadian yang sama juga kejadian di sepakbola Indonesia. Nah, di episode kali ini, Aun, Dex, Jerry bakal ngebahas dan memperdebatkan, sebenernya nge-boo pemain sendiri itu pantes apa gak?

So, situasinya adalah… Paul Pogba ini kontraknya tinggal sampai akhir musim ini di Manchestser United. Enam tahun pasang-surut, trofi sedikit, dan akhirnya dia curhat ke media: Di United atau gak musim depan, yang dia penginin cuma ngejar trofi. Kombinasi Man United dan Pogba seharusnya menghasilkan trofi bukan? Bukan! Jadi, salah siapa? Pogba mungkin secara gak langsung nyalahin Man United. Sementara pendukung Man United gak sedikit juga yang nyalahin Pogba dan menganggap dia flop. Lah, padahal dia juara dunia bersama Perancis. Konten: Kasihan Pogba rumahnya habis kemasukan maling (01:20) Jadi ingat dulu pas #Pogback ke Man United, semuanya optimistis Man United akan berjaya kembali pasca-Sir Alex Ferguson (03:06) Salah gak Pogba curhat atau komentar soal kehidupannya di klub tiap jeda internasional? (04:17) Salah Pogba atau salah Man United? (05:30) Kenapa Man United gak bisa membangun skuad yang beres buat mengakomodir Pogba dkk? (07:47) Memangnya sebelum pindah ke Man United, sejago apa Pogba itu? (09:32) Pogba kayaknya kurang fleksibel. Kalau bukan di posisi favoritnya, di gelandang tengah sebelah kiri, dia jarang main bagus (11:03) Agen Pogba itu Mino Raiola yang terkenal cerdik. Kenapa dia "menjerumuskan" Pogba ke klub yang gak stabil? Kalau pindah, cocoknya Raiola jualnya ke mana? (13:50) Pada bilang Pogba sebaiknya ke Real Madrid. Kalau ke Paris Saint-Germain atau Juventus gimana? (16:32) Jadi, apakah Pogba itu flop? (17:41)

Adiyani, Dex, dan Jerry berdiskusi soal kiper Arsenal yang lagi gacor: Aaron Ramsdale. Seberapa bagus sebenarnya Ramsdale ini? Apakah pujian kepada Ramsdale (yang mirip Ed Sheeran ini) berlebihan? Apakah tepat jika Ramsdale jadi kiper utama Inggris di Piala Dunia 2022 nanti? Konten: Apakah Aaron Ramsdale beneran bagus atau cuma kelihatan bagus karena lini pertahanan Arsenal lagi solid aja? (01:50) Ada overhype buat Ramsdale dari para pendukung Arsenal dan para pandit Inggris (03:59) Kiper Inggris lagi ada Jordan Pickford, Nick Pope, Sam Johnstone, Dean Henderson; apakah Ramsdale bisa jadi pilihan utama? (05:50) Penjaga gawang yang main bagus di tim papan bawah biasanya kesulitan begitu main di tim papan atas (08:11) Sorotan buat Ramsdale adalah energinya yang gak habis-habis, kadang bisa bikin dia "boros gerak", dan mentalitas yang tengil (11:40) Mari kita bandingkan Ramsdale dengan kiper-kiper Inggris terdahulu yang semuanya jadi langganan kritik media Inggris yang galak (13:51) Apakah Ramsdale itu kiper terbaik Arsenal dan Inggris sejak David Seaman? (16:15) Memangnya dulu seberapa bagus David Seaman itu? (18:05) Ngomong-ngomong kiper Inggris, pada percaya sama Pickford gak sebagai kiper utama Inggris pilihan Gareth Southgate? (20:15)

Pas banget Take-Ons episode keempat bahas topik soal peringkat keempat. Bersama Aun, Adiyani, dan Rossi, kami bertanya: apakah peringkat empat jadi pencapaian bagus di Premier League atau justru ini menandakan kualitas liga yang makin gak kompetitif? Konten: Antonio Conte lagi senang curhat melulu, begitu juga Ralf Rangnick yang happy-happy aja kalau bisa finis di peringkat keempat (00:46) Kenapa klub-klub besar sudah puas finis di peringkat empat? (03:46) Klub-klub besar mungkin lagi pada settling for mediocrity (06:22) Mari bahas (lagi) potensi Arsenal buat finis di peringkat keempat (08:58) Kenapa kalau ngomongin top four hampir selalu ke Arsenal, Man United, dan Spurs? Padahal ada West Ham United-nya David Moyes musim ini (12:39) What if koefisien Inggris turun sehingga cuma 3 yang lolos ke UCL, persaingan bakalan makin seru/ketat gak? (15:23) Apakah nanti ada yang bisa memecah hegemoni big six? (16:16) Kalau ada yang tercabut status big six-nya, siapa yang paling terancam? (17:43)

Gara-gara akun Twitter Box2Box Bola ngelempar pertanyaan "Apakah Roman Abramovich adalah owner terbaik di era Premier League?" banyak yang bilang kalo Sheikh Mansour di Manchester City lebih baik. Benarkah gitu? Simak pembahasannya di Take-Ons episode terbaru bareng Jerry, Tio, dan Rossi.

Hasil akhir pekan kemarin bener-bener nguntungin Arsenal. Sementara mereka menang atas Watford, Manchester United kalah dari Manchester City di Derbi Manchester. Hasilnya, Arsenal dapet spot favorit mereka: Zona empat besar. The Gunners juga berpeluang unggul 10 poin atas United karena masih nyimpen tiga pertandingan sisa. Persaingan empat besar ini, plus review Derbi Manchester, bakal dibahas oleh Jerry, Tio, dan Rossi pada episode kali ini. Gak ketinggalan juga, sedikit update soal The Batman dan “Superman” alias Gianluigi Buffon yang kabarnya bakal main sampai usianya 46 tahun. Apakah Buffon masih bertaji? Lalu, dengan intensitas sepakbola modern yang makin tinggi, apakah kiper seperti Buffon masih mendapatkan tempat di level teratas?

Meski beda zaman, beda posisi, dan beda klub, perdebatan siapa pesepakbola (bukan pemain bulu tangkis) terbaik Asia yang main di Premier League mengerucut ke dua pemain Korea Selatan: Park Ji-sung dan Son Heung-min. Jadi, siapa yang terbaik? Dex, Firzie, Jerry, Rana, dan Rossi ngebahas ini sampai tuntas di Take-Ons edisi kedua. By the way, untung ini Park-vs-Son, bukan Park-in-Son (itu, mah, nama penyakit). Konten: Ternyata lawan kata hot take adalah jamur, alias shitake (01:14) Senioritas Park kelihatan banget di wawancara Park, Son, dan Hwang (03:33) Bicara soal gelar, Park lebih banyak, tapi apakah Son pemain yang lebih baik? (05:49) Apakah Park kebanyakan “dipromo” sama Alex Ferguson sehingga perannya dianggap penting banget, padahal Park gak selalu jadi pilihan utama di Manchester United? (08:51) Dalam hal teknis individu, sebenarnya Son levelnya sudah bukan Asia lagi (11:55) Banyak yang coba menguantifikasi peran Park di Man United yang memang “kurang kelihatan”, gak kayak Son di Tottenham Hotspur yang bisa dilihat dari gol dan asisnya (16:27) Gimana kalau Son main di Man United waktu itu dan sebaliknya, prime Park main di Spurs saat ini (19:05) Analogi Park dan Son kalau di boy band Super Junior (22:22) Apakah pilihan karier Son kurang tepat karena kelamaan di Spurs sehingga dia gak dianggap sebagus itu? (25:45) Jadi, siapa yang terbaik? (30:01)

Take-Ons adalah episode khusus di mana kami bakal nanya ke pandit-pandit mengenai take mereka terkait isu-isu sepakbola—entah yang terkini atau yang sifatnya timeless. Pendengar Box2Box juga boleh nanggepin dan kasih komentar di kolom komen Instagram atau reply Twitter. Di episode perdana ini, ada Firzie, Jerry, dan Rossi yang membahas: Ralf Rangnick, sebaiknya ganti kapten atau nggak? (01:52) Kalau diganti, memangnya siapa yang cocok? (02:53) Ngomong-ngomong soal Harry Maguire, dia ini overrated atau bek bagus? (03:55) Apakah adil menilai performa bek dari harga transfer mereka? (07:57) Mending mana: bek bisa bertahan tapi susah build-up atau bek pandai build-up tapi bertahannya gak terlalu bagus? (10:39) Manchester itu sekarang masih merah atau sudah biru? (13:37)

Mungkin ada baiknya Liverpool dan Jürgen Klopp gak ‘look up’ dulu meskipun jarak dengan Manchester City sekarang udah dekat. Liverpool kayaknya mending fokus sama permainan mereka sendiri dulu. Yang jelas, persaingan antara City dan Liverpool masih jauh dari kata usai—terlebih mereka belum ketemu lagi di Premier League. Di episode kali ini, Jerry, Firzie, dan Rossi bakal ngebahas lengkap persaingan kedua tim ini, kekuatan dan kelemahan masing-masing tim, serta siapa yang paling berpeluang jadi juara.

Rangkuman berita sepakbola (semoga) mingguan bersama Bung Rana dan Bung Rin, bukan Bungkus, apalagi Bungacitralestari. Di edisi kedua ini, Bung Rin membahas salah satu pemain dari klub jagoannya, West Ham United, yaitu Kurt Zouma, yang kedapatan menyepak dan memukul kucing. Selain itu, bersama Bung Ran juga kami berdiskusi soal kelakuan warganet sepakbola Indonesia yang gampang banget kemakan isu (soal Pratama Arhan ke Lazio) dan contekan arah tendangan lawan yang hampir selalu muncul ketika adu penalti.

Scott McTominay boleh punya gaji kecil, tapi dia gak jarang ngasih kontribusi positif buat Manchester United. Teranyar, dia bikin gol tunggal yang ngebawa United lolos ke babak keempat Piala FA. Selain ngebahas performa McTominay dan kelemahan-kelemahan Man United, episode kali ini juga gak lupa bahas soal akuisisi The Athletic oleh New York Times dan Piala Afrika. Bareng Rana, Firzie, dan Rossi, episode ini ngangkat Piala Afrika dari mulai persoalan anggapan turnamen yang mengganggu kompetisi klub Eropa, peta benua Afrika yang merepresntasikan pandangan kolonialisme orang-orang Eropa, stereotipe pemain-pemain Afrika yang dianggap cuma modal fisik, pemain-pemain Afrika yang stylish dan technical, serta soal civil unrest di Kamerun.

Pembahasan soal Ralf Rangnick ini ramai banget gara-gara dia baru aja dateng ke Premier League buat jadi pelatih interim Manchester United. Supaya jernih, kami ngundang Spieltag Indonesia buat ngebahas sosok yang satu ini bareng Jerry dan Rossi. Gak ketinggalan juga, sedikit pembahasan soal persaingan di Bundesliga musim ini.

UP to the seventh heaven! Lionel Messi dapetin Ballon d'Or ke-7 dia untuk beneran jadi G.O.A.T. Semua hal tentang Ballon d'Or dibahas sama Aun, Dex, dan Jerry. Gak ketinggalan juga pembahasan soal Chelsea 1-1 Man United, dan hasil laga-laga akhir pekan, termasuk dari Serie A dan kebangkitan Barcelona di La Liga bersama Xavi; yang suka dipelesetin jadi sapi—yang kebetulan juga dekat sama goat.

Ole udah out, jadi gak ada lagi pertanyaan Ole In atau Ole Out. Yang ada pertanyaan, siapa yang paling pas jadi penggantinya? Bareng Jerry, Dex, dan Rossi, episode kali ini bahas plus-minus masing-masing calon pengganti. Gak ketinggalan juga review-review pertandingan akhir pekan, termasuk persaingan dari Serie A.

Mumpung Dex lagi liburan, episode kali ini bakal menggunakan taktik ‘Vertical Tiki-Taka Against Dex Jokes’ demi mengenyahkan segala macam joke garing. Bareng Jerry, Firzie, dan Rossi, kali ini kami ngebahas soal gim sepakbola, mulai dari FIFA, eFootball (PES), sampai Football Manager. Gak ketinggalan juga, jadwal padat liga-liga dunia gara-gara Piala Dunia 2022.

Hampir ke Man United, Antonio Conte justru berlabuh ke Spurs. Apakah kerja samanya dengan Daniel Levy dan Fabio Paratici (a.k.a. tici-tici) bakal bikin Spurs jadi klub yang sukses di atas lapangan? Semuanya dibahas bersama Aun, Dex, Jerry, dan Rossi. Gak ketinggalan juga ada review UCL dan sambutan weekend yang penuh sama Paraderbi (a.k.a. derbi-derbi).

Quote legendaris turun dari langit. Dengar dan follow Daily Quote Indonesia untuk pembuka semangat pagimu setiap hari, klik link: DAILY QUOTE INDONESIA

Pertandingan antara Spurs vs Manchester City menyiratkan bahwa sebetulnya, kedua tim masih butuh Harry Kane. Namun, siapa, sih, yang sebenernya lebih butuh? Gak ketinggalan juga, di episode ini Jerry, Firzie, dan Rossi ngebahas review-review liga-liga Eropa plus pembahasan yang cukup berisi: Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki jurnalisme Indonesia?

Piala Eropa akhirnya beres. Aun, Dex, Jerry, dan Rossi membahas perang taktik antara Roberto Mancini (Italia) dan Gareth Southgate (Inggris), sampai "manajemen adu penalti" mereka. Southgate jelas jadi sorotan karena masukkin Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang malah gagal, plus naruh Saka jadi algojo terakhir. Gak ketinggalan juga, pelajaran apa yang bisa kita petik dari fan Inggris di Hari Suporter Nasional ini. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, official smartphone UEFA EURO 2020™.

Pembahasan final Copa América dan Piala Eropa dari perspektif hubungan internasional, politik, sosial, dan kebudayaan bersama Pak Dubes Aun, Dex, dan Firzie. Inggris seperti sedang menjalani “enlighten crusade” lawan seluruh Eropa. Mereka pikir mereka lebih baik daripada Uni Eropa dan sepakbola bisa jadi penyalurnya. Makanya takutnya kalau Inggris juara, itu bakal jadi alat politik buat Nigel Farage, Boris Johnson, dll. Namun, Italia juga sebenarnya sama saja karena mereka punya Partai Five Star Movement (Movimento 5 Stelle). Klik untuk link menuju BOXROOM

Hari sudah hampir malam, tapi belum ada satu tim pun yang berhasil menang. Bagaimana cara menentukan pemenang sepakbola dunia hewan?  Box2Box Football episode spesial Dongeng Paman Gery (yang bukan Lineker), menampilkan Dex dan Jerry sebagai komentator. Klik untuk link menuju BOXROOM

“Arise, Sir Gareth Southgate!” kata Pangeran Siahaan yang amat yakin sepakbola bakal pulang ke rumah. But is it coming home or is it coming to Rome? Bersama Pange, Rana, dan Rossi, semua aspek dari partai final Piala Eropa 2020 dibahas tuntas. Termasuk juga siapa yang unggul kalau urusan mental dan shithousery menjadi faktor. Jangan lupa ada kuis berhadiah smartphone vivo V21 di medsos @box2boxbola. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, official smartphone UEFA EURO 2020™. Klik untuk link menuju BOXROOM

Salah satu perdebatan hangat dari kemenangan Inggris atas Denmark adalah apakah The Three Lions layak dapat penalti atau gak. Bersama Dex, Jerry, dan Rossi, perdebatan itu dibahas pada episode kali ini, termasuk juga review dari semifinal antara Italia dan Spanyol, dan gak ketinggalan soal apakah Inggris perlu ngubah lini tengahnya buat final. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, smartphone resmi UEFA EURO 2020™. Klik untuk link menuju BOXROOM

Ada dua tim yang lolos ke final karena adu penalti: Italia (vs Spanyol di Euro 2020) dan Argentina (vs Kolombia di Copa América). Pak Dubes Aun, Dex, dan Pangeran membahas kedua laga tersebut di episode ini. Gak ketinggalan, El Patrón ini gak bisa kalau gak bahas Inggris. Kebetulannya, Inggris main lawan Denmark di semifinal. Seperti Kasper Schmeichel, kalau ditanya soal topik “football’s coming home”, jawabnya pakai banter aja, lah. Klik untuk link menuju BOXROOM

Pangeran Siahaan yakin betul bahwa Inggris akan melaju ke final. Jadi, pertanyaannya sekarang, siapa yang akan The Three Lions hadapi di partai puncak? Bersama Jerry dan Rossi, episode S€hari S€kali kali ini membahas soal peluang Italia dan Spanyol yang akan berhadapan di semifinal. Tidak ketinggalan, S€hari S€kali juga mengangkat soal Jadon Sancho dan Nicolas Pépé yang disebut-sebut sebagai ‘Gabriel Obertan dari London Utara’.  Ikuti kuis berhadiah smartphone vivo V21 di Instagram dan Twitter @box2boxbola. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, official partner of UEFA EURO 2020. Klik untuk link menuju BOXROOM

Banyak jalan menuju Roma, tapi cuma ada satu jalan bagi sepakbola untuk pulang ke rumah. Kemenangan 4-0 atas Ukraina bikin Inggris makin susah untuk ditampik sebagai kandidat juara. Oleh karena itu, pada episode kali ini, Rana, Pangeran, dan Rossi membahas apa saja yang bikin Inggris jadi tim yang menjanjikan. Gak ketinggalan juga, review dari Rep Ceko 1-2 Denmark. Ikuti juga kuis om-om di Instagram dan Twitter berhadiah voucher MAP Rp250.000 di episode ini. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, official partner of UEFA EURO 2020. Klik untuk link menuju BOXROOM

Perjalanan panjang Swiss harus terhenti setelah kalah adu penalti dari Spanyol. Padahal Yann Sommer sudah tampil keren dengan 10 saves. Sementara, Italia memperpanjang rekor kemenangan mereka dengan menyingkirkan generasi emas Belgia. Apa saja momen kunci di dua laga tersebut? Dibahas bersama Pak Dubes Aun, Dex, dan Jerry. Ikuti juga kuis om-om di Instagram dan Twitter berhadiah voucher MAP Rp250.000 di episode ini. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, official partner of UEFA EURO 2020. Klik untuk link menuju BOXROOM

Dex dan Jerry kedatangan Firzie yang pernah tinggal di Inggris. Membahas analisis Inggris 2-0 Jerman, bakal kayak apa Inggris kalau football beneran coming home, laga yang harus diantisipasi di perempat final, serta jalan-jalan sebentar ke Sankt-Peterburg dan München; dua kota yang jadi tuan rumah di dua laga awal perempat final. Selamat mendengarkan podcast sepakbola harian persembahan vivo, official partner of UEFA EURO 2020.

Kalau football Inggris mau pulang, ya, mereka harus pergi dulu. Wong mainnya di London melulu. Namun akhirnya mereka akan main di luar juga, tepatnya di Roma, karena lolos ke perempat final. Bersama Dex (yang belum pulang ke Bandung) dan Jerry, juga membahas laga Swedia payung sebelum UK hujan (Ukraine), magis jersei putih, Frank de Boer gak jadi pelatih Belanda lagi, dan cekcok di tribune keluarga skuad Perancis. Klik untuk link menuju BOXROOM

Belanda gagal terbang buat melanjutkan petualangan Euro 2020 mereka ke perempat final. Di luar dugaan, mereka disingkirkan oleh Republik Ceko di babak 16 besar. Peluang emas Malen dan kartu merah De Ligt jadi perbincangan. Di laga lain, Portugal dan Cristiano Ronaldo harus pulang duluan karena kalah dari peringkat pertama FIFA, Belgia. Klik untuk link menuju BOXROOM

Italia dan Denmark melaju, Austria dan Wales tersingkir. Cerita paling ramai dari tersingkirnya Wales adalah Bale yang ngambek, dua kali pula: pas VAR di menit akhir dan pas diinterviu pasca-pertandingan. Memangnya wartawannya nanya apa? Sebaiknya gimana kalau nanya pemain yang baru kalah dibantai? Terus ada pula update soal UEFA yang akan menyingkirkan Heineken dari konpers kalau ada pemain muslim, plus isu Rafael Benítez dan Sergio Romero ke Everton. Klik untuk link menuju BOXROOM

Euro 2020 yang digelar di 11 negara bikin banyak tim punya jarak tempuh yang berbeda-beda. Swiss dan Belgia jadi tim berjarak tempuh terjauh. Sementara meski selalu main di London (termasuk di babak 16 besar), ternyata Inggris masih kalah dekat dari jarak tempuhnya Denmark. Kebetulan juga laga 16 besar mereka lawan Wales barengan sama peringatan momen juaranya mereka di Piala Eropa 1992. Klik untuk link menuju BOXROOM

Euro 2020 jadi parade gol bunuh diri. Ada 8 sejauh ini, dengan 4 di antaranya dari kiper. Namun, gol bunuh diri Martin Dúbravka itu beneran kayak “gol jatuh dari langit”. Selain gol bunuh diri, Dex dan Rossi juga membahas kejadian bola kena wasit di Copa América. Jadi, kalo bola kena wasit, harus gimana? Lanjut main atau drop-ball? Klik untuk link menuju BOXROOM

Dex dan Jerry membahas isu-isu hangat hari ini: lolosnya Inggris ke 16 besar, Billy Gilmour kena COVID-19, cara pemain berinteraksi di masa pandemi, isu Wembley naikkin kapasitas biar finalnya gak dipindah ke Hongaria, alasan (duit) kenapa UEFA tetap mau di London, dan isu LGBTQ yang kembali naik jelang Jerman vs Hongaria. Klik untuk link menuju BOXROOM

Kenapa Wales setiap foto posenya begini, ya? Kayak gak proporsional. Kayak sengaja gitu. Bersama Dex dan Jerry, membahas Wales, Italia, Turki, Swiss, hari berakhirnya praktik perbudakan, kemenangan Iran lawan AS di Piala Dunia 1998, dan (Presiden) Hongaria yang mencoba menunggangi Euro 2020. Klik untuk link menuju BOXROOM

Di episode kali ini, Firzie Idris bercerita soal pengalamannya meliput Piala Eropa dan Piala Dunia ke Eropa Timur. Kayak gimana kalau wartawan meliput di sana, apakah disuruh bayar tiket pertandingan lagi, sambil berandai-andai kalau gak ada pandemi, kira-kira bakal kayak gimana jalur liputan wartawan Indonesia di Euro 2020 yang tuan rumahnya ada banyak ini. Klik untuk link menuju BOXROOM

Laga yang paling dibesar-besarkan media Inggris ternyata berakhir 0-0. Billy Gilmour dan Harry Kane jadi sorotan. Kalau Gilmour dinilai sukses, Kane malah dinilai lagi bapuk. Di sisi dunia lain, di Copa América, striker Inggris lainnya malah bisa cetak gol. Namanya Ben Brereton (Díaz). Klik untuk link menuju BOXROOM

Beberapa "legenda" tua lagi pada dilepasin sama klubnya. Ada Gianluigi Buffon yang cabut dari Juventus buat ke Parma. Selain itu, ada juga Sergio Ramos yang dilepas Real Madrid. Bersama Dex, Jerry, dan Rossi, kami juga ngomongin pengaruh Ramos, Real Madrid, dan Barcelona di Spanyol; kabar dari Belanda dan Belgia di Euro 2020; Inggris di masa Fabio Capello; permainan Italia yang sudah gak defensif; dan apakah Inggris harus jadi runner-up Grup D saja supaya gak ketemu wakil Grup F (grup neraka).

Kembali bersama Bapak Duta Besar Aun membahas pemain-pemain kayak Aymeric Laporte, Jamal Musiala, dan Declan Rice. Kenapa mereka bisa main buat dua negara yang berbeda, ya? Memangnya bagaimana cara negara membujuk pemain mau pindah warga negara? Kalau di Indonesia? Selain soal dual nationality itu, kami juga membahas bagaimana cara membuat jadwal Premier League. Klik untuk link menuju BOXROOM

Langsung aja ngomongin bola. Bareng Dex, Rana, dan Rossi, ngebahas semua yang seru dari beresnya liga-liga top Eropa, mulai dari performa Leicester City yang kendur (lagi) di akhir musim, kenapa Arsenal cupu, apakah Luis Suarez itu nyebelin atau nggak, gimana nasib Real Madrid dan Barcelona musim depan, apa yang salah dari musim buruk Juventus, siapa yang di awal musim ngira Lille bakal juara, sedikit preview final Europa League, sampai Box2Box Football 2020/21 Season Awards.

Transfer window belum dibuka, tapi Box2Box kedatangan host baru: Jerry Arvino! Bersama Dex dan Rossi, membahas kenapa Spurs (22:20) adalah klub Yahudi—tapi gak ada hubungannya sama Harry Kane mau cabut (25:05), apa sebutannya pemain yang tiduran di pagar betis (51:47), dan tentunya finale-finale yang akan terjadi akhir pekan ini di Premier League (41:30), Bundesliga (57:27), La Liga (01:00:20), Serie A (01:03:20), dan Ligue 1 (01:06:56).

Ada yang klaim kalau dia orang Indonesia satu-satunya yang bekerja di Man City, sampai buat buku dan filmnya. Kami memanggil dua (dari tiga) orang yang bekerja di sana sebelum dia.

Kisah FC Barcelona dimulai dari sebuah iklan yang dipasang Joan Gamper. Pada 29 November 1899, sebelas pemain berkumpul untuk mendirikan sesuatu yang lebih dari sekadar klub sepakbola. Ini lah kisah selengkapnya...

Kembali lagi bersama line up caretaker, super sub, or whatever you name it, lah! Pembahasan nerdy bersama @dexglenniza, @Ranaditya, dan @Rossifinza soal review Premier League, Bundesliga, Inter ke puncak, drawing EURO 2020, preview Man United vs Spurs, dan... ini yang paling penting: kenapa Messi bisa menang Ballon d'Or?!

Bagai keluar dari mulut buaya masuk ke mulut singa! Pangeran Siahaan, Justinus Lhaksana, Randy Arbiyantama & Febri Ariyadi mengomentari apa yang terjadi Minggu lalu bersama timnas dan akhir pekan ini bersama Man Utd!

Box2Box Awards 2019 presented by Bro.Do kembali dengan 5 pemain depan terbaik 2019. Dengan line up Pangeran Siahaan, Robby Goesti dan Randy Arbiyantama yang siap mempertanggung jawabkan pilihan para pendengar setia Box2box! Siapakah pemain depan terbaik di Box2Box Awards 2019 Presented By Bro.Do ini?

Box2Box Awards 2019 presented by Bro.Do kembali dengan 5 pemain tengah terbaik 2019. Dengan line up Pangeran Siahaan, Sapto Haryo dan Randy Arbiyantama yang siap mempertanggung jawabkan pilihan para pendengar setia Box2box! Siapakah pemain tengah terbaik di Box2Box Awards 2019 Presented By Bro.Do ini?