Kolose 3:1-17 Kolose 3:2-3 “Pikirkanlah hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”

Efesus 2:11-22 Efesus 2:19-20 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”

Yohanes 12:27-36 Yohanes 12:27 “Sekarang jiwa-Ku terguncang dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.”

Yesaya 48:1-11 Yesaya 48:10 “Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, tetapi tidak seperti perak, Aku telah menguji engkau dalam perapian kesengsaraan.”

Efesus 1 Efesus 1:3 “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”

Markus 15:33-39 “Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?", yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Lihat, Ia memanggil Elia." Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: "Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia." Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” 

Ibrani 4:1-13 Ibrani 4:10-11 “Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.”

Mazmur 63 Mazmur 63:2-5 “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.”

1 Yohanes 1:1-4 1 Yohanes 1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”

Efesus 4:17-24 Efesus 4:17-20 “Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.” 

1Korintus 2:6-16 1Korintus 2:16 “Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.”

Lukas 15:1-10 Lukas 15:10 “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” 

Semakin mereka berpaut pada kehendak-Nya, semakin pula mereka menegakkan keadilan. Maka keadilan Tuhan ditegakkan baik dengan caramenghukum mereka yang bersalah maupun dengancara umat Tuhan menegakkan yang benar dan menyingkirkan yang salah!

Efesus 4:17-32 Efesus 4:17-18 "Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.” 

Lamanya penantian atas sebuah jawaban doa, hendaknya tidak membuat para murid menyerah lalu berhenti berdoa. Untuk itu perlu dipahami bahwa doa yang terus menerus dinaikkan bukanlah tanda kurangnya iman, tetapi justru merupakan ciri kegigihan orang beriman dalam berdoa.

Markus 16:14-18 Markus 16:15-16 “Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.”

Matius 16: 24-28 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.  Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”

Anugerah Allah menurunkan kita dari takhta kerajaan yang kita inginkan dan menyambut kita dalam kerajaan yang jauh lebih baik. Namun, dalam kerajaan ini, kita tidak akan pernah menjadi pusatnya, kerajaan ini bukan tentang diri kita, dan kita tidak akan memerintah, sebab di sana, segala sesuatu adalah untuk Allah sendiri.

Galatia 2:15-21 Galatia 2:20 “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku.” 

Yeremia 10:1-6 Yeremia 10:2 “Beginilah firman TUHAN: "Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya.” 

Allah ingin memperkenalkan diriNya dan kehendakNya kepada manusia sehingga manusia bisa mengenalNya. Namun Alkitab seringkali bukan menjadi buku favorit kita.

Yohanes 18:15-18 Yohanes 18:17 “Kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!”

2Timotius 3:10-17 2Timotius 3:15-17 “Ingatlah juga bahwa sejak kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan melalui iman kepada Kristus Yesus. Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” 

Tuhan Yesus memakai ilustrasi satu biji yang harus mati supaya menghasilkan banyak buah. Ia mengumpamakan kematian-Nya itu dengan kematian satu biji itu, supaya menghasilkan banyak kehidupan bagi orang banyak

1Korintus 10:14 1Korintus 10:14-31 “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, jauhilah penyembahan berhala!”

Hal yang berharga bagi kehidupan bisa juga mengandung bahaya yang besar. Pisau kecil meski cukup untuk melukai, tetapi tidak sebahaya belati atau kapak. Demikian halnya dengan pergaulan.

1Petrus 1:1-12 1Petrus 1:8-9, “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya, kamu bergembira dengan rasa sukacita yang mulia dan tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.” 

Lukas 17:7-10 Lukas 17:10 “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami hamba yang tidak berguna.  Kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 

Yohanes 5:19-29 Yohanes 5:24 “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang mendengar perkataan-Ku, ia percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.”

Mazmur 139 Mazmur 139:6 “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” 

Ibrani 5:11-6:12 Ibrani 5:11-14 “Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.” 

Ibrani 11 Ibrani 11:6 “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.  Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” 

Mengapa Pemazmur berulang kali mengatakan : "dengarkan doaku", "berikan telinga kepada permohonanku", dan "jawablah aku"? Hal ini memberikan kesan bahwa pemazmur "melemparkan" dirinya sepenuhnya ke dalam tangan Allah.

Yohanes 16:32 “Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai aku."

Kolose 1 Kolose 1:3, 13-14 “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita  Yesus Kristus …. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” 

Tidak mudah untuk melihat penderitaan dengan harapan 'habis hujan akan tampak pelangi'. Lebih mudah bagi kita membayangkan penderitaan dengan gambaran 'habis hujan, banjir melanda'. Kesulitan saja yang akan muncul.

Roma 8:38-39 Roma 8:31-39 “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Mazmur 23 Mazmur 23:1 “TUHANlah gembalaku, takkan kekurangan aku.”

Siapakah tuan dalam hidup Anda? Mamon atau Tuhan? Orang Kristen pasti menjawab, Tuhan! Namun seberapa banyak orang Kristen yang menyadari bahwa perilaku hidup mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya?

2 Raja-Raja 22:3-23:25 2 Raja-Raja 22:10-13 “Safan, sekretaris itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan gulungan kitab kepadaku," Safan lalu membacakannya di depan raja. Mendengar kata-kata kitab Taurat itu, raja mengoyakkan pakaiannya. Raja lalu memberi perintah kepada Imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, Akhbor bin Mikha, Safan, sekretaris itu, dan juga kepada Asaya, pegawai raja, katanya: ”Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab dahsyatlah murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan kata-kata kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya.

Yesaya 12 Yesaya 12:2 “Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.” 

Tidak ada seorang pun yang dapat menyatakan diri benar di hadapan Allah. Bukan berarti bahwa manusia tidak pernah melakukan yang benar. Namun kebenaran yang dilakukan manusia berdosa tidak dapat meraih perkenan Allah. 

Efesus 3:14-20 Efesus 3:18-19 “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.”

Sesuai fungsinya, seorang saksi dituntut untuk jujur dalam menyatakan apa yang diketahui sesuai kebenarannya. Menjalani tugas sebagai saksi bukanlah hal mudah. Apa saja tugas seorang saksi?

Wahyu 19 Wahyu 19:1 “Setelah itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di surga, katanya, Haleluya! Keselamatan, kemuliaan, dan kekuasaan ada pada Allah kita.”

Situasi akhir-akhir ini suhu politik mulai memanas walaupun pemilu masih satu tahun lagi. Bagaimanakah tanggung jawab kita sebagai orang Kristen sekaligus warga negara yang baik mendukung pemerintahan yang baik? 

Daniel 3:8-30 Daniel 3:17-18 “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari tanganmu, ya Raja. Tetapi, seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, ya Raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu.” 

Harga sebuah ketidaktaatan jauh lebih mahal daripada ketaatan itu sendiri, itulah yang dialami oleh Ahas dan Yehuda.

Filipi 1:3-11 Filipi 1:9-11 “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.”

1 Korintus 2:1-5 1 Korintus 2:5 “supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” 

Mazmur 46 Mazmur 46:2 “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” 

Ulangan 30 Ulangan 30:19-20 “…. Pilihlah kehidupan, supaya kamu hidup, baik kamu maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya.  Sebab, Dialah hidupmu….” 

Allah kekal yang mencipta bumi dari ujung ke ujung, Ia juga adalah Allah yang memperhatikan umat-Nya, bahkan mengenal setiap pribadi umatNya.

Yakobus memperingatkan penerima surat dan kita semua untuk tidak menilai orang berdasarkan penampilan fisik dan derajat sosial. Sikap ini jelas bertentangan dengan firman Tuhan, bahwa Allah tidak membedakan siapa pun karena Ia melihat hati dan bukan penampilan lahiriah.

Mazmur 86 Mazmur 86:12-13 “Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; sebab besarlah kasih setia-Mu kepadaku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari lubuk dunia orang mati.” 

Mazmur 40 Mazmur 40:2 “Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menoleh dan mendengar teriakku minta tolong.” 

Apa yang kita lakukan di dunia yang fana ini memiliki konsekuensi kekal. Jadi apakah orang tidak selamat karena perbuatannya?

Matius 6:1-4 Matius 6:2 "Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau menggembor-gemborkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang.  Sesungguhnya Aku berkata kepadamu” Mereka sudah mendapat upahnya.”

Mazmur 22 Mazmur 22:27 “Orang yang sengsara akan makan dan kenyang, orang yang mencari TUHAN akan memuji-muji Dia; kiranya hatimu bersukacita senantiasa!” 

Penulis Ibrani menyebut Yesus sebagai "Imam Besar Agung" karena Ia adalah Imam yang telah terlebih dahulu menyelami dan mengalami pergumulan kita.

Setiap bangsa atau budaya di dunia pasti mempunyai adat dan tradisi masing-masing. Banyak tradisi yang baik, patut dilestarikan. Ada juga tradisi yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Orang Kristen yang hidup dalam tradisi budaya tertentu harus peka terhadapnya.

Mazmur 35 Mazmur 35:27-28 “Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan!  Biarlah mereka tetap berkata: “TUHAN itu besar, Dia menginginkan keselamatan hambaNya!”  Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilanMu, memuji-muji Engkau sepanjang hari.”

Tepat jika Jhon Calvin berkata bahwa “Hati manusia adalah pabrik berhala.” Manusia tidak dapat lepas dari dosa karena hatinya terus menerus “memproduksi” bahkan terikat kepada berhala-berhala.

Kita dapat hidup di dalam kebenaran dan menghidupi kebenaran, itu semua adalah karya anugerah Allah

Mereka percaya kepada Yesus, tetapi tidak mengandalkan Dia. Mereka percaya kepada-Nya tetapi tidak menjadikan Dia Tuhan di dalam hidup mereka.

Amsal 2 Amsal 2:6 “TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.”

Daniel 4:28-37 Daniel 4:37 “Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak” 

Efesus 2:11-22 Efesus 2:19 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.” 

Mazmur 91 Mazmur 91:1-2 “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: ”Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” 

Begitu banyak Orang Kristen membebani diri dengan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu mereka tanggung. Setiap pagi, mereka bangun dan memikul beban berat dengan berusaha, entah bagaimana pun, untuk mendapatkan sesuatu dari Allah.

Mazmur 121 Mazmur 121:2-3 “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.” 

Ada perbedaan penting, bahkan mendalam, antara kekaguman dan iman. Allah tidak akan membiarkan kita berhenti pada kekaguman saja.

Mazmur 74 Mazmur 74:10-13 “Berapa lama lagi, ya Allah, lawan itu mencela, dan musuh menista nama-Mu terus-menerus?  Mengapa Engkau menarik kembali tangan-Mu, menaruh tangan kanan-Mu di dada?  Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi.  Engkaulah yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air.” 

Mazmur 33 Mazmur 33:1 “Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN!  Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.” 

Jika kita diberi kesempatan memilih antara berkat atau kutuk, kita hampir dapat dipastikan akan memilih berkat. Namun, dalam setiap keputusan pasti ada konsekuensinya. Bersediakah kita hidup dalam kehendak Tuhan dan mengambil resiko untuk kehilangan kenyamanan hidup?

Roma 7:13-26 Roma 7:21-25 “Jadi, aku dapati hukum ini: Jika aku ingin melakukan apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.  Sebab, di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.  Aku, manusia celaka! Siapa yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?  Syukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan kita!” 

2 Timotius 4:9-18 2 Timotius 4:16-18 “Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku—kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka--, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.  Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.  Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga.  Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.”

Galatia 5:16-26 Galatia 5:16-17 “Maksudku, hiduplah oleh Roh, dan kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab, keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan, sehingga kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” 

Ayub 1 Ayub 1:20-22 “Ayub pun berdiri, mengoyakkan jubahnya, dan mencukur kepalanya, lalu bersujud dan menyembah.  Ia berkata, “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke sana.  TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, tepujilah nama TUHAN!”  Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah melakukan yang kurang patut.”

Seperti dua sisi mata uang, demikianlah keadilan dan kasih-Nya. Ia mengasihi setiap orang yang berbalik pada-Nya, namun Ia tetap menghukum semua orang yang melanggar hukum-Nya. Meski demikian, kasih Tuhan melampaui hukuman-Nya kepada umat-Nya.

Matius 19:16-30 Matius 19:23-26 “Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sukarlah bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.  Sekali lagi Aku berkata kepadamu: Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”  Mendengar hal itu, murid-murid sangat tercengang dan berkata, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”  Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

1 Korintus 7:21-23 "Apakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi, jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu. Sebab, seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan, adalah orang merdeka, milik Tuhan. Demikianlah pula orang merdeka yang dipanggilNya, adalah hamba Kristus. Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu, janganlah menjadi hamba manusia."

Mengapa ketidaksetiaan kepada Allah dan penyembahan kepada sesuatu yang bukan Allah membuat Allah murka? Karena semua itu memisahkan umat dari Allah. Allah meminta loyalitas penuh dari umat.

Kejadian 22 Kejadian 22:14 “Abraham menamai tempat itu, “TUHAN menyediakan”; sebagaimana dikatakan orang sampai sekarang, “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”

Mazmur 34 Mazmur 34:9 “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN!  Berbahagialah orang yang berlindung padaNya!”

Mengetahui Yesus mati dan bangkit untuk menyelamatkan umat manusia membuat kita berespon terhadap berita ini. Respon pertama adalah menutup hati dan menolak Yesus. Namun, di sisi lain, mereka membuka hati dan memberi diri kepada Yesus. Yang mana yang merupakan respon kita?

Yesaya 29 Yesaya 29:13 "Berfirmanlah Tuhan, “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, sedangkan hatinya menjauh dariKu, dan ibadahnya kepadaKu hanyalah perintah manusia yang dihafalkan.”

Roma 8:18-30 Roma 8:18 “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan jaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”

Salah satu alasan mengapa Allah memanggil kita untuk berkumpul bersama secara teratur adalah karena kita sering kali “LUPA”. Kita lupa siapa Tuhan dan berusaha hidup dengan kekuatan dan kesalehan kita sendiri.

Roma 1:18-25 Roma 1:21-22 “Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya, pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.”

Moralitas di tengah dunia semakin memprihatinkan. Hukum dipermainkan dan diperalat sang penguasa, kehidupan manusia tidak dihargai, dan lain sebagainya. Melihat kehidupan di sekitar kita saat ini pasti membuat nyali iman Kristen kita ciut dan tidak jarang kita merasa gentar.

Efesus 4:25-32 Efesus 4:31-32 “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

Mazmur 105 menekankan kesetiaan Allah terhadapapa yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang Israel. Apa yang bisa kita pelajari dari kesetiaan Allah?

2 Korintus 9 2 Korintus 9:15 “Syukur kepada Allah karena karuniaNya yang tak terkatakan itu!”

Kristus telah mati untuk semua orang supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi untuk Dia yang telah dibangkitkan untuk mereka.

Kolose 1:2-14 Kolose 1:3 “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus …..”

Kita memerlukan anugerah Allah untuk bisa mengasihi Allah dan sesama. Panggilan untuk mengasihi menyingkapkan betapa dalam dan cemarnya hati manusia.

Ulangan 1 Ulangan 1:34-36 “Ketika TUHAN mendengar gerutumu itu, Ia menjadi murka dan bersumpah: Tidak seorangpun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik, yang dengan sumpah Kujanjikan untuk memberikannya kepada nenek moyangmu, kecuali Kaleb bin Yefune. Dialah yang akan melihat negeri itu dan kepadanya dan kepada anak-anaknya akan Kuberikan negeri yang diinjaknya itu, karena dengan sepenuh hati ia mengikuti TUHAN.”

Petrus menasihati para pembaca untuk hidup dalam kebenaran dan kasih persaudaraan. Mereka harus mengendalikan pikiran, waspada terhadap segala sesuatu, dan meletakkan pengharapan pada masa yang akan datang. Pengharapan akan kemuliaan harus mendorong mereka untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.

Roma 9:1-18 Roma 9:15-16 “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati. Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.”

Apa yang kita anggap kebebasan dalam hidup ini? Apakah hal tersebut sungguh memberi kebebasan atau justru membelenggu hidup kita?

Yesaya 31:1 “Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN.”

Filipi 4:10-20 Filipi 4:19-20 “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.”

Meskipun mereka mengenali perbuatan-Nya yang ajaib, hati mereka tidak tergugah oleh pengenalan itu untuk menerima kehadiran-Nya. 

Mazmur 98 Mazmur 98:1-3 “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepadaNya oleh tangan kananNya, oleh lenganNya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari padaNya, telah menyatakan keadilanNya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaanNya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.”

Abraham dibenarkan bukan karena iman yang kosong, namun karena perbuatan yang selaras dengan imannya. Tak ada gunanya seseorang percaya bahwa Yesus bangkit namun tidak sungguh melaksanakan kehendakNya

1 Korintus 1:18-25 1 Korintus 1:18 “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.”

Ketika seseorang telah ditebus dosanya dan diberi hidup kekal oleh Tuhan Yesus, maka ada satu pribadi yang tidak senang dan menjadi musuh orang percaya, bahkan terus berjuang untuk membuat anak-anak Tuhan jatuh dalam dosa. Pribadi itu adalah Iblis.

Yesaya 6 Yesaya 6:9-10, “Kemudian firmanNya: “Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya  berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.”

TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang. TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu. 

Benar apa yang difirmankan Tuhan, “Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?

Kisah Para Rasul 2:14-36 Kisah Para Rasul 2:23-24, “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.”

Pembacaan Alkitab: Ulangan 6-8 Ulangan 6:5 “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”

Dia telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk mengalahkan musuh-musuh-Nya dan memberi kemenangan bagi kita, umat-Nya. Jangan pernah putus asa dan menyerah, pada saat-Nya Dia akan mengubah kita menjadi sukacita.

Yoel 2:27 “Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah ALlahmu dan tidak ada yang lain; dan umatKu tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.”

Rancangan Tuhan ialah rancangan damai sejahtera dan bukan kecelakaan, walaupun pengalaman kalah dari musuh bahkan ditawan dan dibuang ke negeri asing seolah kecelakaan besar bagi Israel. Namun di mata Tuhan itu bukan akhir dari segalanya. Mengapa demikian?

Kolose 2:6-7 “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Penderitaan adalah fakta kehidupan dimana tidak ada seorangpun yang dapat terhindar darinya. Hari ini kita akan belajar dari penderitaan Ayub.

Mazmur 145:14-17 “TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tanganMu dan yang berkenan mengeyangkan segala yang hidup. TUHAN itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya.”

Sungguh mengerikan hidup di bawah kemerosotan akhlak, begitu sulit rasanya menemukan orang yang hidup benar. Itulah fakta yang terjadi pada zaman Mikha. Apakah kita merasa kita juga hidup di zaman yang demikian? 

Ibrani 10:19-22 “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”

Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia, yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik. - Mazmur 97:10

Roma 3:27-28 “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”

Apa yang akan kita lakukan apabila kita menerima undangan keselamatan dari Allah? Apakah kita akan bersukacita? Atau justru kita malah bersungut-sungut karena merasa kebahagiaan kita di dunia berkurang?

Yakobus 4:1 “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?”

Pada saat kita gagal melakukan Firman Tuhan, apakah kita kehilangan status kita sebagai Anak Allah? Pertanyaan seperti ini sering menghantui kita. Apakah saat kita berbuat dosa, kita berlari menjauhi Tuhan atau justru kita berlari kepadaNya?

Lukas 11:11-13 “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya.”

Menghidupi Iman berbeda dengan orang yang hidupnya pasrah. Menghidupi iman artinya kita mempercayai bahwa janji Tuhan pasti digenapi sehingga kita menjalani hidup dengan  penuh pengharapan dan giat berkarya. Apakah kita orang-orang yang hidup beriman? Atau justru pasrah?

1Korintus 13:8 “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.”

Siapakah yang berotoritas dalam kehidupan kita? Apakah Allah yang meguasai hati kita sehingga pujian pengabdian kita total kepadaNya? Atau justru ke-aku-an kita yang bertahta sehingga Allah turun tahta?

Mazmur 32:10-11 “Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingiNya dengan kasih setia. Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!”

Sejahat-jahatnya harimau, ia tidak akan memakan anaknya sendiri, demikianlah kata pepatah. Apa maksudnya hal ini jika dikaitkan dengan Kasih Bapa?

Pembacaan Alkitab: Yesaya 42 Yesaya 42:12-13 , “Baiklah mereka memberi penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepadaNya di pulau-pulau. TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangatNya untuk bertempur, Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuhNya Ia membuktikan kepahlawananNya.”

Pembacaan Alkitab: Mazmur 27 Mazmur 27:13-14, “Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN.”

Rutinitas dalam hidup kita membuat kita terlalu sibuk dan jarang punya waktu untuk berdiam diri dan mendengar suara Tuhan. Mari kita diam sejenak dan mendengarkan suara Tuhan hari ini.

Pembacaan Alkitab: Yohanes 1:1-18 Yohanes 1:5, “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.”

Pembacaan Alkitab: 2 Korintus 12:1-10 2 Korintus 12:8-10, “Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus.  Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”

Kita seringkali terjebak melihat kesuksesan seseorang hanya dari sisi materialistik. Mereka yang mencari kekayaan dengan jahat justru hidup berlimpah tetapi orang orang yang melakukan kebenaran justru seringkali bergumul dalam kehidupan sehari-hari.

Pembacaan Alkitab: Roma 3:9-20 Roma 3:10&20, “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.”

Sebagai orang percaya kita tak perlu dihantui oleh kecemasan akan hal-hal yang belum diketahui. Kita tidak perlu berusaha mencari tahu hal-hal yang tak mungkin kita ketahui. Damai bisa kita rasakan sekalipun kita menghadapi ketidakpastian. Mengapa?

Pembacaan Alkitab: 2 Petrus 1:3-11 2 Petrus 1:3, “Karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib.”

Kehidupan kita yang baru dalam Kristus adalah anugrah Allah yang dianugrahkan kepada kita. Fakta rohani ini membuat kita tidak boleh merasa layak untuk menerimanya karena kita orang baik, atau sebaliknya merasa tidak pantas karena hidup kita masih bergumul dengan kelemahan dan dosa.

Pembacaan Alkitab: Efesus 1:3-14 Efesus 1:3, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”

Semakin kita memahami besarnya anugerah Tuhan semakin kita menyadari betapa besarnya dosa kita. Semakin kita melihat betapa besarnya dosa kita semakin kita menghargai anugerah Tuhan.

Murah hati bukanlah sifat natur kita. Secara natur keinginan hati kita memikirkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Untuk menjadi orang yang murah hati, kita sendiri memerlukan dan mengalami kemurahan yang berlimpah dari Tuhan.

Pembacaan Alkitab: Roma 5:1-11 Roma 5:10-11, “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan dengan Allah, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.”

Matius 6:19-24 “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh.  Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.  Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.  Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.  Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Kita semua mencari pengharapan yang tidak mengecewakan, yang tidak membuat kita hilang harapan pada akhirnya. Kita juga mau percaya bahwa apa yang kita harapkan akan terjadi. Firman Tuhan juga mengatakan bahwa Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir

Pembacaan Alkitab: Hagai 1:12-15 Hagai 1:13-14, “Maka berkatalah Hagai, utusan TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangs aitu, demikian: “Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN. TUHAN menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yozadak, imam besar, dan semangat selebihnya dari bangs aitu, maka datanglah mereka, lalu melakukan pekerjaan pembangunan rumah TUHAN semesta alam, Allah mereka.”

Pembacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 17:22-28 Kisah Para Rasul 17:27, “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.”

Dahulu kita mati karena pelanggaran dan dosa kita namun sekarang kita hidup karena Kristus. Anugerah Allah telah mengubah status "Hamba Dosa" menjadi "Hamba Kebenaran"

Pembacaan Alkitab: 1Korintus 1:4-9 1Korintus 1:8-9 “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.”

Apakah hidup kita sudah diubahkan oleh kuasa Injil Kristus?

Mazmur 107:1, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setiaNya.”

Akan ada satu waktu dalam hidup kita, ketika kita bertanya: "Di mana saya bisa menemukan keberanian untuk menghadapi apa yang saya hadapi saat ini?" Hizkia memberi kita jawaban yang kita perlukan: "Pandang dan ingatlah Allahmu." 

Pembacaan Alkitab: 1Timotius 6:6-10 1Timotius 6:6, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.”

"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." Tidak ada jalan lain, baik dulu maupun sekarang. Dan hanya ada satu pintu supaya Allah menerima kita, yakni kebenaran Kristus.

Pembacaan Alkitab: Lukas 12:13-21 Lukas 12:15, “KataNya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.”

Rasa tenang tidak akan kita dapatkan jika kita memikirkan kehidupan kita tetapi dengan percaya kepada Tuhan yang telah memikirkan untuk kebaikan kita dan kemulianNya.

2Tawarikh 35, Wahyu 21, Maleakhi 3, dan Yohanes 20. Wahyu 21:1, “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.”

Hari ini kita akan mendengar bagaiman Yosia berespon terhadap Firman Tuhan yang disampaikan kepadaNya. Mari kita renungkan bersama, apa respon kita ketika mendengar Firman Tuhan?

2Tawarikh 32, Wahyu 18, Zakharia 14, dan Yohanes 17. Wahyu 18:1-3, “Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: “Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci, karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya.”

Dalam hidup ini banyak sarana yang daoat kita jadikan pelajaran hidup. Bukan hanya pembelajaran melalui kelas formal namun kita juga dapat belajar melalui pengalaman yang telah dijalani orang lain. Kita juga dapat belajar melalui pengalaman tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam Alkitab. Apa saja yang dapat kita pelajari?

Pertobatan sejati bukan terjadi ketika skill para pemusik mumpuni, para pekerja memperbaiki pintu Bait Suci, tetapi ketika Allah mengubah hati para pemimpin. 

2Tawarikh 27-28, Wahyu 14, Zakharia 10, dan Yohanes 13. Wahyu 14:1, “Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia serratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis namaNya dan nama BapaNya.”

Sejarah gereja menyatakan bahwa semakin dibabat, pertumbuhan gereja justru semakin merambat dan menghasilkan buah. Apakah benar demikian?

Wahyu 12 memberikan gambaran tentang bagaimana menyeramkannya tujuan setan yang sesungguhnya dan bagaimana mereka berusaha mencapainya.

2Tawarikh 24, Wahyu 11, Zakharia 7, dan Yohanes 10. Wahyu 11:15, “Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapiNya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”

Dalam Wahyu, Yohanes meminta untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada banyak bangsa yang dilambangkan dengan gulungan kitab yang manis di mulut dan pahit di perut. Apa makna dari kiasan ini?

2Tawarikh 18, Wahyu 7, Zakharia 3, dan Yohanes 6. Wahyu 7:9, “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”

Mengawali pelayanan dengan baik tidak menjamin diakhiri pula dengan baik. Apakah hidup kita setiap harinya berintegritas?

2Tawarikh 14-15, Wahyu 4, Hagai 2, dan Yohanes 3. Hagai 2:9-11, “Kamu mengharapkan banyak, tetapi lihatlah hasilnya sedikit.  Saat kamu membawanya ke rumah, Aku melenyapkannya.  Mengapa?’ Firman TUHAN semesta alam, ‘Sebab Bait-Ku tetap dalam keadaan runtuh, sedangkan kamu masing-masing sibuk dengan rumahmu sendiri. Oleh sebab itu, langit di atasmu menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya. Demikianlah, Aku telah memanggil kemarau ke atas tanah dan ke atas pegunungan, dan ke atas gandum, dan ke atas anggur baru, dan ke atas minyak, dan ke atas apa saja yang dihasilkan oleh tanah, dan ke atas manusia, dan ke atas binatang, serta ke atas semua hasil usaha yang dilakukan.”

Saudaraka bagaimana situasi kehidupan kita saat ini di hadapan Tuhan kita, apakah jika Tuhan melihat hidup kita yang kita jalani akan bangga, seperti Dia melihat kehidupan Ayub? Atau justru sebaliknya, muak karena hidup kita penuh dengan kemunafikan.

kita perlu menilik hati kita; menerima keselamatan, sudahkah kita hidup dengan tahu diri? Apakah kita sudah mencicipi kehidupan sorgawi? Apakah ada sesama kita yang tertarik mengikut Yesus karena melihat hidup kita?

2Tawarikh 9, Yudas, Zefanya 1, dan Lukas 23. Yudas 1:3, “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”

Mata Tuhan selalu tertuju ke siapa saja yang mengakui dosanya mau bertobat. Tuhan akan mendengar doa umat yang dengan jujur mengakui dosanya. Bagaimana perasaan kita mendengar hal ini?

2Tawarikh 6:12-42, 1Yohanes 5, Habakuk 1, dan Lukas 20. 1Yohanes 5:1-2, “Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya. Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.”

Bagaimana kita mengingat dan meresponi kasih Tuhan?

Dan dunia ini sedang lenyap  dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah  tetap hidup selama-lamanya. (1Yoh. 2:17) Apa yang kita inginkan dan kejar di dunia ini? Apakah kita menginginkannya dengan juga menyadari bahwa hal-hal tersebut sedang lenyap?

2 Tawarikh 1, 1 Yohanes 2, Mikha 7, dan Lukas 16. 1 Yohanes 1:3-4, “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami.  Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.  Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna."

Bait Suci pada perjanjian lama merupakan gambaran dan bayangan dari sorga, gambaran dari rancangan besar Allah.

Saudaraku, apakah hati kita meluap untuk rumah Tuhan dan mendukung semua pelayanan yang diselenggarakan di dalamnya? Apakah jika kita melayani lewat doa, daya dan dana, kita memandang hal tersebut sebagai ucapan syukur atau justru sebagai beban?

1Tawarikh 26-27, 2 Petrus 1, Mikha 4, dan Lukas 13. 2 Petrus 1:3, “Karena kuasa illahiNya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib.”

Kalau kita membicarakan tentang “leadership” atau kepemimpinan, hal apa yang kita pikirkan? Biasanya bicara tentang jabatan tinggi, kekuasaan, pengaruh, fasilitas yang melengkapi dan lain-lain. Intinya banyak orang ingin menjadi seorang pemimpin karena alasan-alasan tersebut begitu menggiurkan. Tetapi bacaan kita saat ini berbeda dengan apa yang dipikirkan orang pada umumnya ketika membahas tentang kepemimpinan.

Bagaimana kita sebagai orang Kristen menghadapi perubahan?

Bait Suci pada perjanjian lama merupakan gambaran dan bayangan dari sorga, gambaran dari rancangan besar Allah.

1Tawarikh 21, 1 Petrus 2, Yunus 4, Lukas 9. 1Tawarikh 21:1-8, “Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.  Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: "Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka."  Lalu berkatalah Yoab: "Kiranya TUHAN menambahi rakyat-Nya seratus kali lipat dari pada yang ada sekarang.  Ya tuanku raja, bukankah mereka sekalian, hamba-hamba tuanku?  Mengapa tuanku menuntut hal ini?  Mengapa orang Israel harus menanggung kesalahan oleh karena hal itu?"  Namun titah raja itu terpaksa diikuti oleh Yoab, maka pergilah Yoab menjelajahi seluruh Israel, kemudian kembali ke Yerusalem.  Lalu Yoab memberitahukan kepada Daud hasil pendaftaran rakyat.  Di antara seluruh orang Israel ada sejuta seratus ribu orang yang dapat memegang pedang, dan orang Yehuda ada empat ratus tujuh puluh ribu orang yang dapat memegang pedang.  Orang Lewi dan Benyamin tidak dimasukkannya dalam pendaftaran, sebab titah raja itu dianggap keji oleh Yoab.  Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel.  Lalu berkatalah Daud kepada Allah: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh.”

Banyak orang menjalani kehidupan seolah akan hidup di dunia itu bersifat kekal atau selamanya, mereka mengusahakan hidup yang berbahagia menurut pandangannya sendiri. Rasul Paulus mengingatkan kita kembali bahwa hidup manusia sifatnya seperti rumput yang kapan saja bisa layu. Bagaimana harus kita bersikap dalam dunia yang fana ini?

Jika kita melihat hidup kita hari ini, apa yang paling banyak men-drive diri kita? Seberapa banyak kita memikirkan dan mendambakan perjumpaan dengan Kristus?

1Tawarikh 17, Yakobus 4, Yunus 1, dan Lukas 6. Yakobus 4:1, “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu?  Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?.”

Bagaimanakah kehidupan pelayanan kita dengan Firman Tuhan?

1Tawarikh 11-12, Ibrani 13, Amos 7, dan Lukas 2. 1Tawarikh 11:2-3, “Telah lama, ketika Saul memerintah, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel.  Dan TUHAN, Allahmu, telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas umat-Ku Israel.”  Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN, kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Samuel.”

Menjadi orang Kristen yang hidup seturut dengan firman Tuhan rasanya seperti seorang atlet marathon. Dimulai saat kita mengikrarkan iman yang disaksikan oleh jemaat dan masyarakat umum yang akan menilai kehidupan yang kita jalani sampai kita mencapai garis finis yaitu hari kedatangan Tuhan. Tentu saja hal ini tidak mudah, Bagaimana cara untuk mencapai garis finis dengan baik?

Apakah sesungguhnya iman itu? Apakah sesungguhnya kita percaya kepada Allah?

1 Tawarikh 5-6, Ibrani 10, Amos 4, dan Mazmur 148-150. Mazmur 150, “Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat! Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!"

Dalam PL, setiap satu tahun sekali, seorang Imam akan mewakili seluruh umat Israel, masuk ke ruang maha kudus memercikkan darah binatang ke Tabut perjanjian sebagai tanda ada binatang yang menjadi korban menggantikan manusia. Ritual pendamaian dengan darah binatang dalam PL merupakan gambaran akan kurban yang akan datang yang jauh lebih besar dan lebih sempurna yaitu melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Kristus bukan hanya Imam Besar yang mendamaikan umat manusia kepada Allah, Dia juga adalah kurban pendamaian yang sempurna.

Bagaimanakah kehidupan di Perjajian Lama adalah sebuah bayangan dari Perjanjian Baru? Bagaimana seharusnya kita hidup?

2Raja-raja 24, Ibrani 6, Yoel 3 dan Mazmur 143. Ibrani 6:11-15, “Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah. Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya, kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak. Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya."

Raja Saul begitu marah dan membenci Daud karena iri hati. Bagaimana Daud bisa bertahan dan bahkan menang menghadapi ketidak-adilan yang disebabkan oleh raja Saul kepadanya?

Apa yang membuat kita mudah meninggalkan Tuhan?

2Raja-raja 21, Ibrani 3, Hosea 14 3 dan Mazmur 139. Mazmur 139:1-10, “TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;  Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.  Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?  Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.”

Jika kita meilhat orang yang masih muda meninggal, kita biasa akan berespon dengan kasian, “Masih muda tapi sudah dipanggil Tuhan. Sedangkan saat melihat orang yang meninggal di usia tua, kita akan berespon dengan positif; “Tuhan sudah sangat baik, mengangkat sakit-penyakitnya. Apakah ini konsep yang tepat? Apakah panjang umur berkat Tuhan?

Kita akan sungguh belajar mengampuni orang yang bersalah kepada kita hanya ketika kita sudah sungguh-sungguh menerima pengampunan dalam Yesus Kristus.

2Raja-raja 17, Titus 3, Hosea 10, dan Mazmur 129-131. Titus 3:8, “Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.”

Ketika keamanan dan kenyamanan hidup kita terusik, apakah hati kita tetap melekat kepada Tuhan? ingatlah firman Tuhan berkata: “terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (Yer.17:5), tetapi “diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya kepada TUHAN! (Yer.17:7)

Kepemimpinan seorang pemimpin gereja sangat bergantung pada kepemimpinannya di rumah.

2Raja-raja 14, 2Timotius 4, Hosea 7 dan Mazmur 120-122. Hosea 7:14-15, “Seruan mereka kepada-Ku tidak keluar dari hatinya, tetapi mereka meratap di pembaringan mereka.  Mereka menoreh-noreh diri karena gandum dan anggur, dan mereka berontak terhadap Aku. Sekalipun Aku telah melatih dan menguatkan lengan-lengan mereka, namun mereka merancang kejahatan terhadap Aku.”

Membicarakan mengenai “akhir zaman” merupakan salah satu topik yang menarik untuk dibahas. Rasul Paulus dalam suratnya menyampaikan supaya kita dapat membaca tanda-tanda kehidupan manusia yang hidup pada akhir zaman tersebut. Apakah tanda-tandanya?

Apa yang menjadi pergumulan para Hamba Tuhan dalam Konseling jemaat?

Sebagai orang tua, apakah kita mewariskan iman yang tulus kepada anak cucu kita?

2Raja-raja 9, 1Timotius 6, Hosea 1 dan Mazmur 119:73-96. Mazmur 119:74, “Orang-orang yang takut kepadaMu melihat aku dan bersukacita, sebab aku berharap kepada firmanMu.”

Selain digambarkan sebagai ‘kesatuan tubuh’ maka kesatuan orang percaya juga digambarkan sebagai “keluarga Tuhan”. Keluarga menjadi sarana bagi pencurahan anugerah Tuhan, saling mengampuni kesalahan, saling mengasihi, saling memulihkan, dll. Rasul Paulus memberikan nasehat praktis kepada Timotius tentang bagaimana memperlakukan saudara seiman sebagai keluarga Tuhan.

Apa yang bisa dilakukan kita sebagai orang muda Kristen? Paulus mengatakan jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam kasih, kesetiaan, dan kesucian.

2Raja-raja 6, 1Timotius 3, Daniel 10 dan Mazmur 119:1-24 1Timotius 3:1, “Benarlah perkataan ini: “Orang yang menghendaki jabatan penilik jemaat menginginkan pekerjaan yang indah.”

Seringkah kita menanggapi atau persoalkan sesuatu yang sia-sia?

Daniel 6:27-28 “Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa.”

Di dunia ini banyak orang "jahat" yang lolos begitu saja, namun banyak juga orang "baik" yang hidup dalam penderitaan. Rasul Paulus menghiburkan jemaat Tesalonika yang sedang dalam penganiyaan dan kesusahan hidup karena iman mereka. Apakah kita mengalami hal serupa? Apakah kita iri melihat orang hidup enak walau berbuat jahat?

Ketika kita mengalami ketidak-adilan dari orang lain, rasanya paling mudah adalah melawan, atau membalas perbuatan mereka. Apakah itu yang seharusnya dilakukan?

Apakah kita masih memiliki akses ke kebenaran? Apakah telinga kita suka mendengarkan kebenaran? Ataukah kita sudah tenggelam dalam lautan dusta?

Daniel 3:17-18 “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Tuhan tidak pernah berjanji setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan mengalami kesulitan hidup. Sebaliknya Tuhan menghadapkan kita kepada realitas kehidupan di dunia yang penuh penderitaan, terlebih karena kita Kristen.

Bagaimana respon kita bila menghadapi situasi yang mencekam? Adakah Tuhan di dalamnya?

-

Kolose 4:2 “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.”

Allah kita adalah Tuhan yang berlimpah anugerah, Ia mengingat perjanjianNya dengan Daud yaitu dari keturunanNya ini akan lahir Mesias yang menyelamatkan dunia. Ini adlah puncak dari keagungan Allah yang besar dalam hidup kita.

Mengenal bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan yang membayar harga bagi manusia seharusnya menyadarkan dan menggerakan kita untuk menaati setiap hukum Allah.

Kolose 1:3-6 “Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu, karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di sorga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil, yang sudah sampai kepada kamu.  Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia Allah dengan sebenarnya.”

Bagaimana cara kita memimpin?

Hati-hati dengan hashtag lovewins. Love? Cinta? Salomo penuh dengan cinta. Cinta yang mematirasakan. Cinta yang membuat Salomo menjadi hancur. Kita harus hati-hati dengan hati kita. Apa yang kita cintai? Siapa yang kita cintai? Apakah membawa kita semakin dekat dengan Tuhan? Apakah membawa kita semakin taat firman?

Filipi 1:5-6 “Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”

Paulus meminta jemaat Efesus untuk berdoa baginya, supaya dia diberi keberanian untuk memberitakan Injil Kristus. Rasul Paulus menunjukkan kelemahannya, Ia hanya manusia biasa sehingga perlu untuk ditopang oleh jemaat Efesus dalam doa. Sudahkah kita menjadi penopang dalam doa bagi hamba-hamba Tuhan yang memberitakan Injil?

Tuhan adalah gunung batu yang stabil, kokoh, dan tidak tergoyahkan. Sejak perjanjian lama, Allah senantiasa menggambarkan bahwa kebutuhan manusia yang terutama ialah Tuhan. 

Mazmur 86:12-13 “Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah.”

Bangsa Israel memahami bahwa keselamatan hanya diberikan kepada umatNya yaitu Israel sebagai keturunan Abraham. Namun melalui surat Paulus kepada jemaat Efesus, telah membuka mata semua orang mengenai pemahaman yang keliru itu. Inilah rahasia besar itu, yaitu keselamatan telah menjangkau semua orang, anugerah Allah dinyatakan bagi semua bangsa baik orang Yahudi maupun orang Yunani.

Bagaimana kita melihat keselamatan?

Allah sesungguhnya mampu mengaruniakan kepada kita hikmat atau kemampuan tertentu. Tetapi lebih daripada itu, hikmat ilahi yang sejati untuk dapat memenuhi panggilan hidup kudus lebih bernilai melebihi kebijaksanaan dalam perkara-perkara dunia.

Galatia 6:9 “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”

Banyak orang tidak berani mengambil keputusan karena takut melakukan kesalahan. Sehingga untuk meyakinkan keputusannya mereka mencari dukungan dari orang lain supaya ketika ada hal yang tidak diinginkan maka terhindar disalahkan. Apa yang dapat kita simpulkan dari hal ini?

Bagaimana kita memperhatikan dan melayani anak-anak dan domba-domba yang dipercayakan kepada kita? Sudahkah kita memperhatikan mereka seperti Paulus melayani? 

Galatia 3:13-14 “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”

Sebagai umat Allah yang telah ditebus oleh Kristus kita harus menyadari bahwa panggilan kita bukan hanya menjadi juru bicara Allah, tetapi juga menyaksikan kehidupan yang konsisten dari imannya. Tradisi tidak boleh lebih tinggi dari Firman Tuhan. Firman Tuhan harus menerangi setiap keputusan, sikap, peraturan dan tradisi yang dibangun bersama.

Bagaimana Paulus melayani jemaat?

2 Samuel 19:7 “Oleh sebab itu, bangunlah, pergilah ke luar dan berbicaralah menenangkan hati orang-orangmu. Sebab aku bersumpah demi TUHAN, apabila engkau tidak keluar, maka seorang pun tidak akan ada yang tinggal bersama-sama dengan engkau pada malam ini; dan hal ini berarti celaka bagimu melebihi segala celaka yang telah kaualami sejak kecilmu sampai sekarang.”

Mari kita renungkan : Apa hal yang membuat kita bermegah hidup di dunia ini?

2 Korintus 9:6-8 “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.”

Jemaat Makedonia menjadi teladan dalam “kemurahan hati” dan hal ini disaksikan oleh Paulus. Ia mendorong kepada jemaat Korintus untuk memberi berdasarkan pada kemurahan hati, seperti jemaat Makedonia.

Apa tanggapan anda terhadap dosa?

Sebagai orang tua, bukan hanya menjaga ketaatan pribadi, kita memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan mendisiplin anak-anak kita.

2 Samuel 12:13 “Lalu berkatalah Daud kepada Natan: “Aku sudah berdosa kepada TUHAN.” Dan Natan berkata kepada Daud: “TUHAN telah menjauhkan dosa-dosamu itu: engkau tidak akan mati.”

Tuhan melihat dan mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan. Dosa sekecil apapun yang kita tutupi pasti akan terbongkar dan segera menghanguskan hidup kita. Karena itu jangan bermain-main dengan Allah, Dia tidak pernah kompromi sedikitpun terhadap dosa. Jika ada dosa segera bertobat kepada Allah dan segera berbalik di jalan yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita.

Tanpa hati yang tenggelam dalam Injil, kita perlu mempertanyakan apakah sesungguhnya pelayanan yang kita lakukan betul-betul pekerjaan yang ilahi.

2 Samuel 9:3 “Kemudian berkatalah raja: “Tidak adakah lagi orang yang tinggal dari keluarga Saul?  Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah.”  Lalu berkatalah Ziba kepada raja: “Masih ada seorang anak laki-laki Yonatan, yang cacat kakinya.”

Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya.

Bagaimanakah kita dalam melakukan kegiatan, membuat keputusan? Apakah Tuhan ada di dalamnya?

Dahulu dan kini, masyarkat senantiasa memiliki kerinduan akan keadilan yang selalu ingin dipuaskan.

Mazmur 51:3-5 “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.”

Kasih adalah kata yang sangat lekat dengan kehidupan orang Kristen. Kasih adalah segalanya, hal-hal lain yang seperti karunia berbahasa roh, karunia bernubuat, karunia menterjemahkan bahasa Roh, dll akan menjadi sia-sia jika tidak memiliki kasih. Bukan berarti kasih mengecilkan karunia rohani, tetapi ketiadaan kasih membuat semua karunia rohani menjadi tidak berarti dan tidak bernilai.

Bagaimana tanggapan kita atas kejatuhan pemimpin-pemimpin Kristen? Apakah ada rasa duka dalam kejatuhan para pemimpin kita? Sebagai satu tubuh, seharusnya kita turut meratap dan berduka atasnya.

1 Korintus 11:26-28 “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.  Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.”

Kita sering mendengar orang Kristen menderita berbagai kesulitan oleh karena imannya dipersulit naik jabatan, di-bully dan lain sebagainya. Apakah saat ini kita sedang menghadapi pencobaan iman serupa? Jangan goyah perhatikanlah para pendahulu kita yang telah melewati berbagai pencobaan, mereka menang oleh karena Tuhan beserta mereka.

Bagaimanakah kita memperlakukan Tuhan?

Sebagai orang Kristen kita harus hati-hati bila menanyakan, “Apakah ini boleh? Ini dosa gak? Ini kan gapapa jadi saya berhak dong melakukannya; kan gak dosa.” Orang Kristen melayani Tuhan yang juga menanggalkan hak-hak-Nya, Ia naik ke atas kayu salib. Mengikuti Yesus yang tersalib sudah seharusnya kita bertanya “Apa hak yang harus saya kesampingkan.”

Mazmur 43:5 “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”

Sebagai kesatuan tubuh Kristus, sudahkah kita memperhatikan dan menegur satu sama lain? Mari kita merefleksikan komunitas gereja kita, adakah dosa tertentu yang kita lakukan secara berjemaah?

Yehezkiel 1:3 “datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia.”

1 Korintus 3:6-7 berkata demikian: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”

Dalam kondisi apapun, apa yang menjadi yang terutama?

Sebagai orang yang sudah diselamatkan, merupakan bagian kita untuk mengusahakan ketaatan, di sisi lain Tuhan lah yang memampukan kita untuk melakukannya.

Roma 16:19-20 “Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu, Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kami!”

Setiap kita tentu memiliki pergumulan, ada yang berat ada yang ringan. Namun pada hakekatnya kita semua menghadapi “Goliat” dalam hidup kita masing-masing. Persoalannya apakah kita menghadapinya dengan kekuatan kita sendiri atau dengan menyertakan pertolongan Tuhan?

Roma 13:1-3 “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat.  Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah?  Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya.”

Kemurahan adalah sebuah peristiwa nyata tindakan Allah yang radikal bagi manusia, yaitu memberikan PutraNya Yang Tunggal Yesus Kristus, mati untuk menggantikan kita. Dalam Alkitab BMIK (Bahasa Indonesia Masa Kini), kata kemurahan Allah itu diterjemahkan dengan “Allah sangat baik kepada kita”. Apakah di dunia ini ada kebaikan yang seperti Allah lakukan?

Apa yang menjadi hubungan antara Umat Israel dahulu dan kita sekarang?

Apa yang hal ada dalam hati kita? Apa yang sering kita perkatakan? Apa kalimat kita yang sering kita ulang-ulang perkatakan kepada orang di sekeliling kita? Adakah Tuhan menjadi nafas yang selalu berhembus di dalam setiap percakapan kita? Jika Kristus menjadi pusat semesta kehidupan kita, maka Injil akan senantiasa terlihat dalam hidup kita dan dibaca semua orang.

Apa yang dimaksud dengan kalimat, “Kita Lebih dari Pemenang”? Apakah hal ini berarti kehidupan kita sebagai orang Kristen akan termasyur dan menang dari segala dosa dan godaan?

Bagaimana perasaan kita tatkala seorang pemimpin Kristen jatuh? Kita bersukacita di dalamnya? Atau kita ikut merasakan dukacita? Kejatuhan satu pemimpin Kristen adalah sebuah noda bagi kekristenan. Kita perlu saling mendoakan bukan saling menjatuhkan.

Roma 6:1-5 “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!  Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.”

Murka Allah menyala atas orang-orang yang mempermainkan kekudusanNya. Di Bet-Semes beberapa orang mati karena tanpa mempedulikan peraturan yang Allah tetapkan bagi Israel. Kita juga adalah umat Allah dijaman ini, jangan sampai kita mengulang kesalahan yang sama seperti orang-orang Bet-Semes, yang memandang kekudusan Tuhan dengan sembrono.

Apa yang menjadi keunikan kekristenan?

Hari ini, Firman Tuhan begitu mudah kita akses di era digital ini. Apakah kita menilai hal tersebut sebagai suatu keuntungan?

Roma 2:1-5 “Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan”

Kita sering kali mendengar ungkapan, “yah, namanya juga manusia penuh kelemahan, kalau sudah tidak berbuat dosa itu malaikat”. Ungkapan ini sering kita dengar apabila seseorang ketahuan melakukan kesalahan atau kejahatan kepada orang lain. Benarkah melakukan pelanggaran terhadap kebenaran Tuhan adalah hal yang wajar sebagai anak Tuhan?

Pernahkah kita merasa Allah meninggalkan kita? Kita perlu mengevaluasi kehidupan keseharian kita yang kecil dan sederhana. Apa benar Tuhan tidak ikut campur di dalamnya? Apakah Tuhan hanya mengurus perkara-perkara besar? Karena kebebalan kita, maka kita tidak bisa merasakan cinta kasih-Nya dalam keseharian kita. Kita acapkali kurang berterima kasih ke Tuhan.

Rut 2: 10 “Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: Mengapakah aku mendapat belas kasihanan dari padamu, sehingga taun memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?”

Rut siap untuk meninggalkan bangsa, budaya, tanah air, bahkan agamanya sendiri, asalkan dia bisa tinggal bersama Naomi dan membantunya. Rut mengasihi ibu mertuanya dan Allah Israel. Bagaimana relasi Anda dengan orang-orang yang Anda kasihi, apakah hal itu juga melibatkan relasi Anda dengan Tuhan?

Apa yang menjadi fokus kita dalam hidup kita? Apakah seperti Israel yang melupakan Tuhan?

Hakim-Hakim 19:30 “Dan setiap orang yang melihatnya, berkata: Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar dari tanahy Mesir sampai sekarang. Perhatikanlah itu, pertimbangkanlah, lalu berbicaralah!”

Setiap orang tentu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik, supaya hidup layak dan sejahtera. Namun demikian kita juga harus waspada terhadap keinginan diri kita yang berlebihan, oleh karena hal tersebut seringkali membuat jatuh dalam perlbagai kesulitan bahkan keserakahan.

Bagaimana kita melihat kedaulatan Tuhan atas hidup kita? Seberapa kita menyadari bahwa hidup adalah milik Tuhan dan Ia lah yang memiliki wewenang atas aturan dalam hidup ini?

Kisah Para Rasul 20:20-21 “Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.”

Bagaimana kondisi gereja mula-mula dengan sekarang

Kisah Para Rasul 16:1-3 “Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan.  Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.”

Perbedaan adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan kita. Namun demikian jika kita tidak mengelolanya dengan baik, seringkali perbedaan itu menjadi sumber persoalan yang memecah belah.

Hakim-Hakim 9:56-57 “Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan atas ketujuh puluh saudaranya; juga segala kejahatan orang-orang Sikhem ditimpakan kembali oleh Allah kepada kepala mereka sendiri. Demikianlah kutuk Yotam bin Yerubaal mengenai mereka.”

Saat kita lengah, dengan mudah kita akan terperangkap ke dalam jerat si Jahat. Jerat awalnya bisa berupa hal sepele, hal kecil, atau hal yang biasa-biasa saja. Bentuknya pun tidak selalu menakutkan bahkan seringkali bisa menarik hati. Namun demikian jerat itu bisa membawa kita kepada situasi yang berbahaya.

Hakim-Hakim 5:31 “Demikianlah akan binasa segala musuhMu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihiNya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya.” Saudara, apa yang saudara inginkan terjadi dalam kehidupanmu saat ini, entah itu di tempat pekerjaan, rumah tangga, pelayanan? Berdoalah supaya Tuhan menghadirkan pemimpin yang mengasihi Tuhan, yang mengupayakan keamanan, kedamaian dan kesejahteraan. Dan kalau saudara yang Tuhan percayakan untuk menjadi pemimpin saat ini, mari lakukan tugas ini dengan mengandalkan Tuhan, sehingga saudara tidak perlu takut meskipun ada ancaman, tantangan yang sulit sekalipun.

Injil diperuntukan bagi seluruh bangsa, bukan hanya bagi kelompok bangsa tertentu.

Pembacaan dan perenungan Alkitab menolong kita untuk berefleksi, melihat dosa kita, dan melihat Allah melalui kisah-kisah manusia sepanjang zaman.

Hakim-Hakim 2:10-11, 16 “Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel. Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal. Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu.” Yesus adalah Sang Pembebas Agung kita manusia, saya dan saudara butuhkan. Melalui kematian dan kebangkitanNya, Dia telah membebaskan kita. Dialah Juruselamat kita dan Roh KudusNya diberikan bagi kita, tinggal dalam hati kita untuk memberikan kita kuasa dan hikmat sehingga kita bisa membuat perbedaan dalam hidup kita. Kita bersykur kepada Tuhan yang setia menyertai, menjaga dan memberkati kita, lewat para pemimpin yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita yang akan menolong kita mengalami jalan damai dalam Kristus.

Yosua 22:30-31 “Setelah imam Pinehas dan para pemimpin umat serta para kepala kaum-kaum orang Israel yang bersama-sama dengan dia, mendengar perkataan yang dikatakan oleh bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye itu, maka mereka menganggap hal itu baik. Kemudian berkatalah imam Pinehas bin Eleazar kepada bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye: "Sekarang tahulah kami bahwa TUHAN ada di tengah-tengah kita, sebab tidaklah kamu berubah setia terhadap TUHAN. Dengan demikian kamu telah melepaskan orang Israel dari hukuman TUHAN." Saudara, dari bagian firman Tuhan di kitab Yosua 22 ini kita belajar untuk berhati-hati, jangan terburu-buru mengambil kesimpulan buruk mengenai orang lain. Jangan kita menyerang mereka yang kita rasa membuat konflik, dari belakang. Jika perlu, mari dengan hikmat, pertolongan Tuhan, kita usahakan untuk mengadakan pertemuan dan dengarkan penjelasannya dengan tenang dan seksama. Selain itu, ketika kita membuat kesalahan terhadap orang lain, bermurah hatilah dalam mengakui kesalahan yang telah kita perbuat. Memang mengakui kesalahan dan meminta maaf bukanlah hal mudah dilakukan, hal ini hanya bisa terjadi bagi orang ‘besar’.

Dalam kehidupan pribadi atau pun gerejawi, kita sering di hadapkan pada pilihan-pilihan penting, di antara banyak pilihan baik itu kita harus menentukan yang terbaik. Dalam keterbatasan kita, maka kita perlu Tuhan yang mengetahui segala sesuatu sehingga pilihan kita sesuai dengan kehendak Tuhan.

Yosua 16:1-4 “Kemudian keluarlah undian bagi bani Yusuf. Batas mereka mulai dari sungai Yordan dekat Yerikho, di sebelah timur mata-mata air Yerikho, melalui padang gurun, yang naik dari Yerikho ke pegunungan, ke Betel, keluar dari Betel menuju ke Lus, terus ke daerah orang Arki, ke Atarot, turun ke barat ke daerah orang Yaflet, sampai daerah Bet-Horon Hilir dan selanjutnya sampai Gezer dan berakhir di laut. Demikianlah bani Yusuf, yakni suku Manasye dan suku Efraim, menerima milik pusaka.” Saudara mungkin telah memberikan hidup saudara kepada Yesus, tetapi sudahkah saudara mengijinkanNya memiliki setiap aspek cara hidup saudara? Yaitu keuangan, pekerjaan, kehidupan doa, teman dan keluarga saudara? Saudara, kita bersyukur karena sebagai anak-anakNya, kita diberikan warisan untuk bisa kuat menjalani hidup ini. Ingat dan percayalah selalu dengan perkataan, firman Tuhan, dengan senantiasa kita membaca dan merenungkan firmanNya siang dan malam, sehingga kita pun dapat tetap berbahagia, kuat, meski keadaan yang saudara alami saat ini, terasa berat.

Pemazmur mengajak kita untuk memuji Allah TUHAN kita oleh karena Dialah satu-satunya pribadi yang dapat kita andalkan. Situasi yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari sebagai umat Allah, mungkin tidak selalu ideal. Namun ketika kita menyadari akan kehadiran Allah dalam hidup kita hal itu akan meneguhkan kita bahkan mulut kita penuh pujian bagi.

Yosua 10:1-4 “Setelah terdengar oleh Adoni-Zedek, raja Yerusalem, bahwa Yosua telah merebut Ai dan telah menumpasnya--seperti yang dilakukannya terhadap Yerikho dan terhadap rajanya, demikianlah juga dilakukannya terhadap Ai dan terhadap rajanya--dan bahwa penduduk kota Gibeon telah mengadakan ikatan persahabatan dengan orang Israel dan diam di tengah-tengah mereka, maka sangat takutlah orang, sebab Gibeon itu kota yang besar, seperti salah satu kota kerajaan, bahkan lebih besar dari Ai, dan semua orangnya adalah pahlawan. Sebab itu Adoni-Zedek, raja Yerusalem, menyuruh orang kepada Hoham, raja Hebron, kepada Piream, raja Yarmut, kepada Yafia, raja Lakhis, dan kepada Debir, raja Eglon, mengatakan: "Datanglah kepadaku dan bantulah aku, supaya kita menggempur Gibeon, karena telah mengadakan ikatan persahabatan dengan Yosua dan orang Israel.” Kita dibenarkan karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sungguh kita patut bersyukur kepada Allah, yang oleh Roh KudusNya, kita bisa meresponi kasih karunia Allah dalam Kristus dengan iman. Untuk itu, mari kita terus beriman apapun keadaan yang dialami saat ini, baik itu susah sekalipun. Berimanlah, percayalah, bahwa Yesus yang telah menyerahkan diriNya, mati di kayu salib, Dia juga setia menyertaimu, membukakan jalan keluar yang terbaik yang kita butuhkan, sementara itu, Dia pasti memberi kekuatan bagi saudara untuk menjalaninya.

Yosua 7:1 “Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.” Apakah ada bagian dari hidup saudara yang saudara sembunyikan karena hal tersebut adalah suatu dosa yang rahasia? Saudara, kita harus sadar bahaya dalam bagian hidup kita. Seperti kemah Akhan, segala sesuatu dapat terlihat terhormat di permukaan, tetapi di bawahnya, tersembunyi, ada dosa. Orang lain tidak dapat melihat bagian kehidupan kita di mana dosa berada, tetapi Tuhan dapat melihatnya. Roh Kudus terus memberikan terangNya di area tersembunyi dalam hidup kita yang harus kita hadapi. Prosesnya mungkin tidak akan berhenti. Dan kabar baiknya adalah, bahwa kita tidak perlu lagi takut akan hukuman dosa yang dihadapi Akhan. Melalui Yesus, tidak peduli apa kesalahan saudara, saudara telah diampuni dan dipulihkan.

Apakah dalam ibadah kita secara komunal, kita hadir sebagai pelaku ibadah atau justru sebagai penonton ibadah? Apakah karya Kristus dalam kemegahan yang menganugerahkan keselamatan itu menjadi alasan tertinggi pengagungan kita dalam ibadah raya? Apakah hidup kita menjadi bagian liturgi yang megah yang memuliakan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Raja mulia?

Apakah terkadang kita merasa cukup dengan kondisi kita saat ini?

Semakin kita sadar akan pengampunan Allah, semakin sadar kita akan betapa seriusnya dosa.

Dari bagian firman Tuhan hari ini, kita diingatkan bahwa Tuhan kita sungguh sanggup melakukan perkara-perkara Ajaib dalam hidup setiap kita.

Apakah kita bisa bersukacita melihat orang jahat dan amoral bertobat?

Rahab adalah seorang pelacur, bukan orang Israel, namun hatinya terbuka ketika ia mendengar tentang Allah, dan Rahab percaya serta bertobat dari kehidupannya yang lama. Kita mungkin secara religius, moralitas lebih baik dari Rahab, seorang Kristen yang setia beribadah, berperilaku baik dan tidak merugikan siapa pun. Namun untuk mendapatkan keselamatan kekal tiketnya bukan itu!

Dari mana kita mengharapkan pertolongan di dalam hidup kita? Ke mana kita sesungguhnya mengarahkan pandangan kita?

Terkadang badai dalam kehidupan kita muncul tanpa peringatan. Bagaimana kita meresponinya?

Manakah yang lebih mudah, mendidik orang yang belum berpengalaman namun mau belajar, atau mengajar orang yang merasa sudah pintar, sehingga tidak perlu belajar lagi?

Apakah ada lagu tertentu yang membuat kita ingat kepada Tuhan?

Saudara, hidup ini bukan hanya masalah mempertahankan diri dari serangan pencobaan, tapi diperlukan juga perubahan dari kemajuan positif yang harus dilakukan.

Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, manusia harus hidup mengikuti standar Tuhan untuk menjadi manusia yang utuh,. 

Ulangan 26:1-2 “Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana, maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.” Allah memperingatkan umatNya untuk menghindari penyembahan berhala, tidak menghormati keluarga, mencuri, menyesatkan orang buta, ketidakadilan, percabulan, pembunuhan dan penyuapan. Ketaatan memang tidak dilakukan dalam sesekali saja, tetapi ketaatan harus menjadi gaya hidup. Namun, Dia memberkati setiap kita yang memutuskan untuk hidup dengan sepenuh hati untuk Dia dan membuat ketaatan kepadaNya sebagai gaya hidup. Kita perlu mengucap syukur karena kita mengalami berkat-berkat Tuhan lebih dulu dalam kehidupan ini dan suatu hari kami akan mengalami sepenuhnya dalam hadirat Allah yang terlihat.

Hidup kita sering kali menghadapi situasi-situasi yang sulit, peristiwa yang dapat menguncang jiwa kita. Situasi di atas juga dialami oleh Pemazmur. Pemazmur mengungkapkan isi hatinya kepada Tuhan dalam syair gundah gulana dan hati yang hancur oleh karena pergumulan yang di hadapi.

Bagian dari kitab Ulangan memperlihatkan bagaimana Allah berkenan mengenai keadilan dan pemerataan ekonomi.

Ulangan 22:1-3 “Apabila engkau melihat, bahwa lembu atau domba saudaramu tersesat, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; haruslah engkau benar-benar mengembalikannya kepada saudaramu itu. Dan apabila saudaramu itu tidak tinggal dekat denganmu dan engkau tidak mengenalnya, maka haruslah engkau membawa hewan itu ke dalam rumahmu dan haruslah itu tinggal padamu, sampai saudaramu itu datang mencarinya; engkau harus mengembalikannya kepadanya. Demikianlah harus kauperbuat dengan keledainya, demikianlah kauperbuat dengan pakaiannya, demikianlah kauperbuat dengan setiap barang yang hilang dari saudaramu dan yang kautemui; tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu.” Kegagalan saya untuk hidup berintegritas total berarti saya telah gagal memelihara taurat sehingga saya oleh karenanya berada di bawah kutuk Allah. Tetapi Yesus menjadi kutuk bagi kita, saya dan saudara. Dengan disalib, Dia menimpakan kutuk Allah pada diriNya sendiri bagi kita supaya kita bisa ditebus, dibebaskan dan menerima janji Roh untuk memampukan kita hidup yang berintegritas penuh. Sungguh patut bagi kita menaikkan syukur kepada Allah, dalam Kristus Yesus. Mintalah pada Roh Kudus untuk membantu kita dalam hidup berintegritas.

Apakah kita menyadari dan mensyukuri segala kemurahan Tuhan ataukah kita mengabaikannya? Apakah kita senantiasa mengarahkan fokus kita kepada masalah dan melupakan Tuhan?

Ulangan 19:20 “Maka orang-orang lain akan mendengar dan menjadi takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat seperti itu di tengah-tengahmu.” Apa yang kita lihat di seluruh Alkitab adalah bahwa Allah adalah Allah yang kudus dan Allah yang adil. Mari kita sebagai umat tebusanNya, kita hidup benar dan adil di mana pun Dia menempatkan kita.

Apa yang menjadi Kriteria seorang "Raja"?

Mazmur 103 adalah mazmur yang layak untuk dibaca dan direnungkan minimal sekali setahun Ia memperlihatkan seberapa penuh saturasi Injil dalam hidup kita. Apakah benar kita bersyukur diampuni Tuhan? Apakah sungguh jiwa kita ikut serta di dalam mulut kita?

Firman Tuhan pada hari ini cukup keras kita mengingatkan Israel dan kita orang percaya masa kini untuk kita bersikap tegas menolak nabi palsu mengajarkan untuk menyembah allah lain selain. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa seseoang adalah nabi palsu?

Bagaimana hari ini kita memandang standar kekudusan Allah? Seberapa serius kita meresponi hal tersebut dalam keseharian hidup kita?

Wahyu 9:20-21 “Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu, tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka; mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan, dan mereka tidak bertobat dari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.” Saudara, maukah kita dan tetap untuk memuliakan Allah dalam kehidupan ini? dengan memberitakan Yesus, Sang Singa yang telah menang dan Anak Domba yang dikurbankan bagi seluruh manusia berdosa ini? Bulan Misi di gereja kita memang sudah berlalu, namun kiranya kobaran api semangat untuk menunaikan MisiNya lewat kita masing-masing, terus kita lakukan. Roh Kudus yang telah Allah kirimkan bagi kita, Dialah kiranya yang akan menolong, mengajar dan menghibur kita dalam menjalankan ini.

Tuhan Allah adalah pribadi yang berjalan di depan kita. Artinya Dialah pemimpin kita. Dia pemandu hidup kita. Apakah benar demikian?

Bangsa Israel diajarkan untuk menyadari bahwa bukan karena kehebatan dan kekuatan mereka sendiri Israel dapat keluar dari perbudakan dan sekarang sedang bersiap masuk ke negeri perjanjian, semuanya itu hanya oleh karena Anugerah dan pemberian Allah. Sama seperti Israel umat Allah yang harus menjaga kekudusan hidup dan menjalani kehidupan yang berpusat pada Tuhan.

Rasa lapar menjadi pengingat bahwa kita bergantung kepada Tuhan. Ketika rasa lapar terus menerus ditekan, atau dengan kata lain kita tidak pernah merasa lapar, kita pun tidak merasakan kebutuhan akan Tuhan sebesar itu.

Wahyu 5:5, 7 “Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh materainya. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas tahta itu.” Kegiatan di sorga adalah menyembah Yesus karna memang kita diciptakan untuk menyembah kemuliaan Allah, yang diungkapkan dalam Yesus Kristus, Sang Singa yang juga Anak Domba. Kiranya, setiap kita pun terus melatih diri kita sejak di dunia ini untuk terbiasa menyembah Yesus dengan benar. Oleh Roh dan Kebenaran, kita akan mengalaminya.

Mengasihi Tuhan bukan hanya sekedar menjalankan kewajiban sebagai orang Kristen, melainkan panggilan hidup dan hakekat kita sebagai anak-anak Tuhan. Kasih kepada Allah akan menjadi warisan yang paling berharga bagi anak cucu kita. Harta kekayaan akan lenyap, nama dan poplaritas akan di lupakan orang, tetapi kasih kepada Allah akan menjadi warisan yang abadi.

Wahyu 2:19-20 “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu.  Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama. Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.” Ketika kita saat ini membaca firman Yesus kepada ketujuh jemaat, kita dapat melihat bahwa pertempuran antara kebaikan dan kejahatan tidak hanya terjadi antara gereja dan dunia, tetapi juga di dalam gereja sendiri. Yesus membuat janji yang luar biasa dan ajaib kepada mereka yang berhasil menang atas kejahatan. Bagaimana caranya?

Kota perlindungan adalah tipologi Kristus, ketika manusia berdosa tidak dapat mendekat kepada Allah yang Kudus. Pengorbanan Kristus menjadi sarana bagi setiap orang yang mau berlari dan mencari perlindungan di dalamNya. Sebab tidak ada seorang pun yang sanggup menghadapi murka Allah yang menghanguskan, tetapi Putra TunggalNya yaitu Tuhan kita Yesus Kristus telah menanggungnya bagi kita.

Bagaimana pada saat kita merasa tidak diberkati? Apakah sungguh-sungguh tidak diberkati?

Berkat Allah yang sehari-hari kita nikmati seringkali mendistraksi relasi kita dengan Allah.

Pernahkah kita gagal untuk menyeimbangkan Kebenaran dan Kasih?

Murka Allah yang paling mengerikan adalah ketika Ia pergi meninggalkan manusia. Ketika hal ini terjadi, tidak ada satu hal pun yang dapat menghibur atau mengembalikan sukacita kita.

Mazmur 78:7 “supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintahNya.” Setiap orang Kristen memiliki kesaksian. Kita semua memiliki pengalaman tentang apa yang telah dilakukan Allah di dalam Kristus. Setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk memberitahu generasi berikutnya tentang kebaikan Tuhan dan untuk memperingatkan mereka tentang kekacauan yang kita buat dari hidup kita ketika kita berpaling dari kebaikan Tuhan.

Tidak ada suatu pemerintahan yang ada di dunia ini tanpa seijin Tuhan. oleh sebab itu sebagai anak-anak Tuhan juga berkewajiban untuk mendoakan dan mendukung pemerintah yang baik, supaya mampu menghadirkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Kasih karunia Allah yang dilimpahkan bagi orang yang sedari kecil Kristen pun sama besar dengan orang yang baru saja bertobat.

Mazmur 69:10 “Sebab cinta untuk rumahMu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.”” Bait Allah adalah Kristus dan tubuhNya, gerejaNya (1 Petrus 2:5). Tidak ada yang salah dengan bersemangat soal gereja. bersemangatlah untuk melihat nama Allah dohormati dalam gerejaNya saat ini. Mari kita menjadi rumahNya, gerejaNya yang semangat menyembah, bertekun dalam pergumulan doa, sambutan luar biasa bagi setiap orang baru yang datang kepadaNya.

Allah mengingatkan umatNya supaya menjaga kehidupan mereka sesuai dengan firman Tuhan. Namun di Sitim, Israel mulai bergaul dengan bangsa lain dan terpikat oleh perempuan-perempuan moab, hingga mereka masuk dalam perangkap mereka untuk menyembah Baal. Apakah Seperti Sitim, kita memaklumi kejatuhan dalam dosa, dengan berdalih “yah namanya juga manusia banyak kelemahan”?

Dalam hal bersyukur, apa yang kita syukuri, apa alasan kita bersyukur?

Seberapa utuh pengenalan kita akan Allah sehingga kita mengutuk apa yang Allah kutuk dan memberkati apa yang Allah berkati?

Mazmur 62:2-3 “Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” Mudah bagi kita untuk percaya kepada Allah ketika segalanya berjalan baik. Namun, percaya kepada Allah sepanjang waktu berarti percaya padaNya tidak hanya saat segalanya berjalan baik, tapi juga ketika segalanya tak berjalan baik. Kita akan mengembangkan karakter dengan percaya padaNya ketika kita sedang menghadapi kesulitan dalam kehidupan ini. 

Kita adalah orang-orang berdosa yang mendapatkan kesempatan untuk diampuni. Melihat fakta ini, apakah kita masih mau main-main dengan dosa? 

 Satu tindakan ketidaktaatan adalah puncak gunung es dari hati yang kurang percaya kepada Tuhan. 

Mazmur 56:4 “Waktu aku takut, aku ini percaya kepadaMU” Terkadang ketakutan adalah sesuatu yang mencekam. Daud takut akan nyawanya yang bisa dihabisi lawan-lawannya yang memang mengamat-amati dirinya, kapan ia akan diserang dan dibinasakan. Namun kemudian, dia menyadari bahwa jawaban atas ketakutan adalah percaya kepada Allah, seperti yang ia katakan di ayat 7-12. Saudara, maukah Anda diluputkan, dibebaskan dari persoalan hidup Anda? Datang padaNya dan yakinlah, Dia bisa melakukannya juga bagi hidup saudara.

Bangsa Israel mempertanyakan dan meragukan pelayanan Musa dan Harun. Hal ini dipandang Allah tidak hanya memberontak kepemimpinan Musa dan harun tetapi juga sikap melawan Allah. Apakah kita bisa percaya kepada pilihan dan rencana Allah? Atau seringkali kitapuns ering meragukan Allah dan merasa diri lebih benar?

Apakah Protes kita kepada Tuhan benar?

Bagaimana kita menyikapi perasaan bersalah yang kita rasakan? Apa yang kita pikirkan dan lakukan saat kita menyadari dosa-dosa kita?

Mazmur 50:15 “Berserulah kepadaKU pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” Apakah saat ini saudara sedang menghadapi masalah dalam hidup saudara? Kondisi kerja yang membuat pusing? Hubungan yang sulit? Masalah kesehatan yang mengkhawatirkan atau adanya pergumulan keuangan? Dalam Tuhan, kita memperoleh kabar baik, yaitu bahwa dalam semua masalah yang terjadi dalam hidup kita, Allah sanggup menolong, Dia membebaskan kita. Saudara, bersyukurlah dan bangkitlah jiwa kita menjalani hari yang masih Ia anugerahkan. Berdoalah, berserulah senantiasa kepadaNya.

Relasi umat manusia yang terpisah dari kasih Allah akan menghasilkan keputusasaan, depresi, ketidakberdayaan. Hanya kasih Allah yang menjadi daya dorong supaya para mempelainya memiliki motivasi untuk menjalani hidup.

Mazmur 47 “Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya. Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran! Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus. Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan.” Saudara, kita diundang untuk menyembah Tuhan. Ada kegembiraan besar dalam memuji nama Tuhan, karena penyembahan dan keagungan Tuhan nyata dalam aksi yang luar biasa. Tuhan memberi kita emosi untuk mengekspresikan cinta dan rasa syukur kita kepadaNya. Marilah kita lebih sungguh lagi menggunakan emosi kita dalam mengekspresikan syukur dan hormat kita kepada Tuhan dalam ibadah-ibadah yang kita lakukan

Kita harus sadar bahwa kita adalah tawanan-tawanan Kristus yang diberikan banyak anugerah sehingga kita bisa hidup dengan martabat yang tidak terbayangkan.

Bagaimana sikap kita saat berada dalam kondisi hidup yang menekan? Rindukah kita kepada Allah? Apakah mata kita senantiasa tertuju kepada-Nya?

Mazmur 40:5 “Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan.” Ketika kita mengalami masa-masa sulit, kita akan dikuatkan selagi kita mengingat kembali berkat-berkat masa lampau dan waktu-waktu yang telah Allah berikan kepada kita. Corrie ten Boom berkata, “Tidak ada lubang yang begitu dalam melebihi kasih Tuhan yang begitu dalam.” Lubang depresi dapat menjadi tempat yang mengerikan. Kita mulai berfikir bahwa kita tidak akan pernah bangkit mengatasi masalah kita dan memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup ini. Di saat-saat seperti itu, ikut teladan Yesus. Yesus berdoa dan Dia taat. Mari kita mengikuti teladan Yesus dan bawalah diri kita untuk terus belajar melakukan kehendak Allah. Daud mengatakan bahwa mereka yang menaruh percaya kepada Tuhan akan melihat segala jenis keajaiban dan banyaklah yang telah TUHAN lakukan, perbuatan ajaib. 

Kita sering mendengar pribahasa “diam itu emas”. Apakah dalam kehidupan kita ‘diam’ itu selalu baik? Hari ini kita akan membahas Pemazmur yang memilih menumpahkan segala perasaan hatinya kepada Allah dibandingkan diam

Dalam kita menuntut keadilan kita juga perlu dengan jujur melihat keberdosaan diri kita yang sesungguhnya membutuhkan belas kasihan.

Mazmur 37:7 “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya.” Bagaimana keinginan saudara bisa terpenuhi? Pemazmur, Daud, berkata, “Bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu” Dari pada mengejar hal-hal yang kita inginkan, seharusnya kita bersukacita kepada Allah, Ia akan memberi keinginan hati kita. Membiarkan Tuhan untuk memberikan sesuatu kepada kita adalah jauh lebih baik daripada mencoba mendapatannya sendiri. Dia berjanji: 1. Percaya di Tengah Ketakutan, 2. Bimbingan dalam Keputusan yang Kita Ambil, 3. Adanya Damai di Dalam Hati.

Orang fasik melakukan kejahatan yang paling besar dalam hidup mereka yaitu berbuat dosa dan tidak ada lagi ‘rasa takut akan Allah’. Mereka tidak bisa melihat Tuhan sama sekali, mata rohaninya telah buta, hatinya telah tumpul, dan tuhan mereka ialah perut mereka. Apakah ciri ciri orang fasik tersebut ada dalam diri kita?

Pada saat kita mendoakan suatu keadilan, apakah untuk keinginan kita atau keadilan Allah?

Mengalami Allah dengan nyata akan membawa kita untuk turut merindukan orang lain menikmati dan mengalami hal yang sama.

Mazmur 33:18 “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya” Hidup seorang Kristen itu adalah sebuah pertempuran, ada tahun-tahun berkat besar yang lebih dari yang kita bayangkan, tapi di saat yang sama, ada banyak tantangan dan hambatan juga. Ada tiga pertempuran yang harus kita hadapi, yaitu dunia-musuh di sekitar kita, kedagingan-musuh dalam diri kita sendiri dan iblis-musuh di atas kita. Kunci memenangkan pertempuran kita, menurut Daud adalah dengan tidak mengandalkan kekuatan diri sendiri tetapi dengan mempercayai Allah. Allahlah yang memberikan kemenangan pada mereka yang percaya padaNya. Mari kita tetap percaya kepada Allah, bahwa Dia setia menyertai, mataNya tertuju kepada kita untuk melindungi dan memampukan kita.

Orang yang berteriak demi keadilan belum tentu mendambakan Tuhan. Orang yang mendambakan Tuhan sudah pasti berada di sisi kebenaran dan keadilan.

2 Timotius 2:1-2 “Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” Saudara, lewat pembacaan dan perenungan firman Tuhan hari ini dari surat 2 Timotius 2, mari kita pun mempersiapkan generasi penerus bagi pemberitaan kabar Baik, Injil Yesus Kristus. Mulailah temukan seseorang, sang penerus itu, kita latih dengan tekun dan hikmat Allah, dan kembangkan dia.

Genre dari Mazmur 29 adalah mazmur pujian bagi Sang Raja. Tentu saja yang dimaksudkan bukan hanya raja sebagai kepala pemerintahan dunia, tetapi raja di atas segala raja, yaitu Allah pencipta alam semesta, seluruh ciptaan tunduk dibawah kekuatan, kuasa, dan kedasyatanNya. Mengapa Raja yang sedemikian besar peduli kepada setiap kita?

Apa yang menjadi keinginan terbesar kita?

1 Timotius 4:11-13 “Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu.  Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.” Dalam hidup Kristen, usia tidak mendefinisikan kedewasaan. Paulus menulis, jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Berapapun usia kita saat ini, kita dapat menerapkan teladan hidup. Lebih jauh, usia bukan patokan untuk mengajarkan firman Allah. Kiranya Tuhan menolong setiap kita untuk melatih diri dalam kesalehan, untuk mengabdikan diri pada kitab suci, dan untuk menerapkan teladan dalam hidup kita. Amin.

Hidup kudus adalah panggilan umat Allah. Oleh karena Allah kita adalah Kudus, maka Dia menuntut kita untuk hidup kudus di dalamNya. Mungkinkah hidup kudus itu dapat dilakukan oleh umat Allah? Apakah standart kekudusan hidup itu masih sama sejak zaman PL?

Hukum taurat yang diberikan kepada Bangsa Israel memiliki makna dan tujuan yang melampaui apa yang sekedar kita lihat.

Dari bacaan ini, kita dapat mengetahui bagaimana Daud mengalami berbagai pergumulan dalam kehidupannya. Kita sebagai anak-anak Tuhan pun bisa mengalami pergumulan, penderitaan, entah karena kelemahan kita sendiri ataupun disebabkan oleh orang lain.  Namun hal tersebut harusnya semakin menyadarkan kita bahwa Tuhan kita ada Tuhan yang dapat sepenuhnya diandalkan.

Mazmur 19:8-11 “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu, dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar. Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari. Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar; janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar. Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.” Kita semua membutuhkan kuasa Allah untuk mengubah kehidupan kita dalam bermacam cara. Ketika kita membutuhkan hikmat pada saat kita sedang kesusahan, keberanian pada saat sedang putus asa, atau tuntunan dalam melangkah ke depan, kita dapat menemukan kesemuanya itu di dalam Alkitab. Membaca Alkitab dan berdoa sangatlah berkaitan. Jangan kita sekedar membaca Alkitab untuk mendapatkan informasi, tetapi carilah dan dengarlah suara Tuhan.

Di sisi manakah kita dalam menghadapi ketidakadilan?

Apa yang menjadi tolok ukur dalam kita menilai sesuatu baik? Pemazmur merenungkan bahwa tidak ada kebaikan di luar Tuhan. Tuhan lah kebaikan itu sendiri.

Mazmur 14 “Orang bebal berkata dalam hatinya: "Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik. TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Tidak sadarkah semua orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada TUHAN? Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar. Kamu dapat mengolok-olok maksud orang yang tertindas, tetapi TUHAN adalah tempat perlindungannya. Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita.”

Setiap pelayanan di Kemah Suci telah ditetapkan oleh Allah sendiri dengan rinci dan harus dilaksanakan tepat sesuai apa yang tertulis dalam kitab Taurat Musa. Nadab dan Abihu melakukan kesalahan yang fatal, yaitu membawa api asing yang bukan berasal dari mezbah ukupan di kemah suci. Apa yang dapat kita refleksikan dari kisah ini?

Iman seseorang akan menentukan bagaimana kita hidup dan menghadapi ketidakadilan. Menghadapi ketidakadilan apakah kita tetap menyadari dan beriman bahwa Ia adalah Allah yang melihat dan berdaulat atas kehidupan?

Mazmur 9:2-4 “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku; aku mau menceritakan segala perbuatanMu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau; bermazmur bagi namaMu, yang Mahatinggi, sebab musuhku mundur, tersandung jatuh dan binasa di hadapanMu.” Dalam hidup bersama Tuhan, ada saja pihak yang menghambat kita makin kencang bertumbuh dalam Tuhan, itulah pihak penentang. Umat Tuhan selalu menghadapi penentangan. Bahkan jutaan pengikut Yesus di seluruh dunia sedang menghadapi penganiayaan fisik karena keyakinan mereka. Beberapa menghadapi penentangan, penindasan dan diskriminasi dari pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Kita mungkin tidak menghadapi penentangan seperti ini dalam hidup kita, tetapi kita harus menyadari adanya pihak yang menentang kita, apakah itu media sosial, teman, dan keluarga yang tidak memahami iman saudara, atau kolega kerja, teman arisan yang tidak setuju dengan pendirian saudara. Di tengah keadaan yang demikian, mari saudara untuk kita tetap berlindung pada Tuhan, karna Dialah yang akan membela perkara dan hak kita dengan benar dan adil.

Bagaimana sikap kita jika menanggapi dosa? Apakah kita berbalik?

Allah yang kudus menuntut kita untuk memberikan yang terbaik, dari apa yang kita miliki, dalam keseluruhan aspek hidup kita.

Mazmur 1:1-3 “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil.” Bagaimana caranya supaya hidup yang bahagia ini dapat kita alami sementara kita masih hidup di tengah dunia yang acapkali diwarnai kesedihan, kesusahan? Jawabnya, ada di Mazmur 1 ini. Jika kesukaan kita adalah firman TUHAN dan merenungkan firman itu siang dan malam, maka hidup kita akan diberkati, kebahagiaan akan datang dari apa yang terjadi pada kita. Sementara, berkat dapat kita kecap melalui pengenalan akan Allah dan merenungkan firmanNya.

Keraguan Thomas terhadap Yesus Kristus menjadi peneguhan bagi orang Kristen terhadap Yesus dari zaman ke zaman.

Sudahkah saudara melewati masa- masa sulit dalam hidup? Atau adakah saat ini saudara sedang berada di tengah masa sulit dan ada hal-hal yang tidak terlihat baik terjadi dalam hidupmu saat ini?

Jika mendengar kata "Raja", apa yang terlintas dalam benak kita? Seringkali kita salah menafsirkan Raja dalam hidup kita sehingga kita menolak Sang Raja yang sejati.

Apakah kita merindukan kesatuan antara anak Kristus?

Tuhan Yesus memberitahukan kepada para murid bahwa Ia akan pergi meninggalkan mereka untuk waktu tertentu. Perpisahan tentu bukan sesuatu yang mudah dalam kehidupan manusia termasuk para murid. Namun inilah bagian dari realitas hidup kita di dunia ini, ada saatnya kita bertemu dan bersama-sama kemudian ada waktunya kita utuk berpisah dalam waktu tertentu atau bahkan tidak akan bertemu kembali.

Kita adalah sahabat Yesus, trus kita musti ngapain, apa cirinya kalau kita seorang sahabat yang baik bagiNya?

Tuhan ialah Allah yang kasih dan adil. Bagaimana dunia dapat melihat wajah Allah yang demikian adalah dengan kita, umat-Nya, mengasihi satu sama lain.

Bacaan kita hari ini memperlihatkan satu contoh nyata betapa sulitnya terlepas dari belenggu dosa. Kita harus menyadari ada tanggung jawab yang harus terus kita lakukan supaya tabiat kedagingan kita tidak berkuasa lagi atas hidup kita.

Kita dapat melihat sebuah pengetahuan tentang perjuangan hati Yesus saat Dia menghadapi pencobaan, penderitaan dan kematian. Kemenangan Yesus tidak melalui kekuatan militer tetapi melalui kematian, pengorbanan diri-Nya, yang mengalahkan kuasa jahat. Kematian Yesus menandakan penghakiman atas dunia, penggulingan kejahatan, pemuliaan Yesus dan penarikan semua orang kepada-Nya.

Gembala seperti apakah Gembala kita?

Apakah kita mengklasifikasikan diri sebagai orang yang buta dan memerlukan Tuhan untuk mencelikan mata kita? Atau kita memandang diri kita sebagai orang yang sudah dapat melihat? Keadaan buta yang paling buta adalah saat kita tidak dapat melihat kebutaan diri kita.

Bagaimana kita bisa menjadi alat untuk kemuliaan Tuhan?

Saudarau, bagaimana Anda hidup dalam penyembahan kepada Allah? masihkan seperti orang Samaria, atau seperti orang Yahudi di Bait Allah Yerusalem?

Apa respon kita jika kita merasakan anugrah Tuhan?

Bagaimana kita melihat Allah yang mati dan bangkit untuk berekonsiliasi dengan kita? Sudahkah kita mempergunakan hak istimewa itu? Atau kita merasa bahwa datang langsung kepada Allah bukan hal yang istimewa?

Yohanes 1:14, 18  Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.  Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya.

Ditengah situasi seperti itu, syukur kita tidak perlu berlarut dalam ratapan, sebab Tuhan tidak akan membiarkan kita hidup dalam kekelaman, Tuhan akan datang memberikan hadiratNya menjadi nyata dalam pengalaman hidup kita.

Allah kita adalah allah yang penuh kasih. Tetapi, mungkin yang sisi pribadi yang lebih jarang untuk kita ingat, Ia juga adalah allah yang murka.

Lukas 22:31-32 “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Keseluruhan dari kehidupan orang Kristen adalah doa. Kita menyambut tangan kebaikan Allah dalam hidup kita, dan kita ikut serta dalam apa yang Dia perbuat di dunia. Allah melibatkan kita dalam rencanaNya, namun tetap Dia yang mengendalikan. Dan sesungguhnya doa bisa membuat suatu perbedaan. Membaca dan merenungkan bagaiman Tuhan Yesus sungguh-sungguh mendoakan kita, supaya apa yang baik saja yang terjadi dalam hidup kita, maka kita juga patut berterima kasih kepadaNya.

Dimanakah kita menaruh pengharapan atau identitas?

Seringkali frase “puji Tuhan” yang kita lontarkan sesungguhnya ialah “puji saya.” Kita tidak serius memuji Tuhan. Kita serius dengan diri kita sendiri yang keinginan-keinginannya dipenuhi.

Lukas 18:1 “Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” Apa artinya membawa kehidupan yang berpusat pada Allah? dan langkah-langkah apa yang perlu kita ambil untuk sampai ke sana? Dari bacaan kita hari ini, Injil Lukas, dapat menolong kita untuk menjalani kehidupan yang demikian, yaitu dengan berdoa kepada Tuhan secara konsisten.

Apakah yang menjadi fokus kita dalam setiap aspek kehidupan kita? Apakah mata kita sepenuhnya tertuju ke masa saat ini atau ke masa yang akan datang?

Lukas 15:20 “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.” Seperti apakah Tuhan kita? Bagaimana saudara menggambarkannya? Seperti apakah Tuhan itu bagi saudara secara pribadi? Kasih Tuhan kita sungguh luar biasa dan melampaui apapun yang dapat kita bayangkan, yang seharusnya kita menerima kutukan, tapi justru kita menerima pengampunan dan cinta. Dia mencintai setiap kita. Ingatlah bahwa Tuhan kita adalah Bapa yang Pengasih, kembalilah kepadaNya, tidak ada jalan lain selain kembali.

Kita seringkali melihat dukacita sebagai hal yang menjadi poin untuk kita berefleksi, tetapi bagaimanakah dengan anugrah?

Gagasan "life begins at 40" mungkin berkaitan dengan kebebasan finansial yang umumnya dicapai pada rentang usia tersebut. Benarkah kita mencapai kebebasan? Atau justru semakin rawan kita jatuh dalam dosa pada keadaan tersebut?

Lukas 11:9-10 “Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Yesus mendorong setiap kita untuk tetap bertekun. Dia menceritakan kisah untuk menunjukkan kuasa dari sebuah kegigihan, bahkan dalam hubungan manusia yang tidak sempurna. Yesus kemudian menjelaskan bagaimana kegigihan sama pentingnya dalam hubungan kita dengan Allah, yaitu MCK, apa itu? Mintalah, Carilah, Ketoklah. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan. Saudara, mari kita bertekun meminta kepada Bapa kita, percayalah, Dia pasti akan memberikannya bagi kita.

Setiap orang tentu menginginkan hidupnya berhasil, apa yang dicita-citakan tercapai, usaha, karier yang dirintis semua pekerjaan menjadi berhasil. Namun, jika hal hal ini dapat menutupi hati kita untuk mengenal isi hati Tuhan. Mana yang lebih kita pilih?

Sebagai pengikut Kristus kehormatan siapakah yang menjadi tujuan kita? Adakah keinginan untuk mencari kemuliaan diri sendiri?

Lukas 8:15 “Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpan dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” Yesus memberitakan kabar baik Kerajaan Allah ke mana pun Ia pergi. Pelayanan kita sekarang juga adalah tentang menabur benih. Dan dalam menabur, Yesus tidak sendirian, bukan karna Dia tidak mampu tapi karna Dia beranugerah kepada manusia, Dia memanggil dan mengutus 12 murid dan beberapa wanita. Dan kalau kita perhatikan, para wanita mempunyai peran yang juga penting dalam pelayanan menabur benih surgawi ini, misalnya dengan membantu mendukung tim dengan kekayaan mereka, dengan keahlian mereka mengurus konsumsi. Kita dipercaya melayani, yang terpenting adalah lakukan sebaik mungkin dari apa yang kita bisa.

Siapakah yang menguasai hati manusia? Hal itulah yang akan menjadi penguasa hidup seseoang. Jika hati mereka diserahkan pada keinginan diri, hawa nafsu duniawi, maka yang akan muncul dalam tindakannya adalah kepuasan diri sendiri, egois, keangkuhan, dan sikan mendominasi orang lain untuk tunduk dibawah kekuasaannya. Inilah gambaran hati raja Mesir Firaun.

Manusia dan Malaikat memiliki peran yang sama. Apakah itu?

Kita menyaksikan kisah hidup tokoh-tokoh di Alkitab bahwa Allah memiliki maksud dan rancangan pembentukan bagi setiap kisah kehidupan, sehingga nama Allah dan hanya nama Allah yang dimuliakan.

Lukas 4:14-15 “Dalam kuasa Roh, kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia.” Menurut saudara, apakah kita menganggap Allah sedikit jahat atau Dia luar biasa murah hati? Kemurahan hati Allah telah terlihat dalam dunia nyata, lewat ciptaannya yang beranekaragam. Roh Kudus dicurahkan kepada kita oleh Allah melalui Yesus Kristus. Dalam Yesus, kita memahami buah kehidupan yang dipenuhi dengan Roh Kudus yang disediakan bagi setiap orang yang mengasihi Dia. Roh Kudus pun mengurapi saudara untuk memberitakan kabar baik kepada mereka yang menderita dan membutuhkan kemurahan Allah. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada pelayanan dalam kuasa Roh Kudus. Kita pun dapat memperkatakan perkataan yang indah, membangun dan menyejukkan hati di kala takut dan penat, itu pun berkat kemurahan Allah dalam RohNya. Dan kalau saat ini setiap kita yang dipercaya mengajarkan, menyampaikan kebenaran firman Tuhan kepada orang lain, baik itu sebagai pendeta, penginjil, majelis, aktivis dan guru sekolah minggu, saudara ketahuilah, itu semua bisa kita terima dan lakukan semata karena kemurahan Allah dalam Roh KudusNya. Saudara, Allah kita begitu penuh hati, bersyukurlah dan teruslah hidup seturut pimpinannya.

Apakah saat ini ada banyak kepahitan dalam hidup kita oleh karena tindakan orang-orang disekitar kita? Jangan menyimpannya dalam hati hanya akan menjadi racun, tetapi bawalah kepada Tuhan supaya ia membalut luka hidup anda dan menggantinya dengan kasih yang mengampuni

Bagi sebagian orang Yesus adalah batu penjuru. Bagi sebagian lainnya Ia adalah batu yang dibuang. Bagi sebagian orang Yesus adalah hormat kemuliaan, namun bagi sebagian lain Ia adalah batu sandungan. Siapakah Yesus bagi kita secara pribadi?

Kejadian 48:1-4 “Sesudah itu ada orang mengatakan kepada Yusuf: "Ayahmu sakit!" Lalu dibawanyalah kedua anaknya, Manasye dan Efraim.  Ketika diberitahukan kepada Yakub: "Telah datang anakmu Yusuf kepadamu," maka Israel mengumpulkan segenap kekuatannya dan duduklah ia di tempat tidurnya. Berkatalah Yakub kepada Yusuf: "Allah, Yang Mahakuasa telah menampakkan diri kepadaku di Lus di tanah Kanaan dan memberkati aku serta berfirman kepadaku: Akulah yang membuat engkau beranak cucu, dan Aku akan membuat engkau bertambah banyak dan menjadi sekumpulan bangsa-bangsa; Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu untuk menjadi miliknya sampai selama-lamanya.” Adakah kita masih peka dan bisa merasakan kehadiran dan kesetiaan Tuhan menyertai dan memberkati langkah hidup kita, meskipun di lembah kekelaman yang kita masing-masing alami saat ini? Marilah kita tetap setia dalam ibadah dan dengarkan Tuhan di sepanjang hidup kita.

Apakah kita merasakan Tuhan secara personal?

Yesus meraih kemenangan dalam kekalahan. Yesus tidak menyelamatkan dirinya untuk menyelamatkan kita. Sudahkah kita betul mengenal-Nya?

Kejadian 44:27-29 “Kemudian berkatalah hambamu, ayahku, kepada kami: Kamu tahu, bahwa isteriku telah melahirkan dua orang anak bagiku, yang seorang telah pergi daripadaku, dan aku telah berkata: Tentulah ia diterkam oleh binatang buasa, dan sampai sekarang aku tidak melihat dia kembali. Jika anak ini kamu ambil pula daripadaku, dan ia ditimpa kecelakaan, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena nasib celaka.” Pernahkah saudara melalui saat-saat dalam hidup ini dan muncul suatu pertanyaan dalam hati, "Berapa lama, ya Tuhan?", "Berapa lama perjuangan dan kekecewaan ini akan berakhir?", "Berapa lama aku akan mengalami kesulitan keuangan?" Dan lain sebagainya. Apa yang akan saudara lakukan? Tidak ada lain, selain tetap berharap. Ya tetaplah berharap kepada Allah yang telah mengutus AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus untuk menyelamatkan seluruh dunia.

Seorang murid mengungkapkan kekaguman oleh karena kokohnya Bait Allah itu didirikan. Namun, demikian Yesus justru merespon secara berbeda, Tuhan Yesus mengatakan, “Tidak satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan.” Apa yang diucapkan oleh Tuhan Yesus tentu bertentangan dengan apa yang dilihat para murid. Bagaimana mungkin bangunan yang begitu kokoh akan runtuh, kekuatan sebesar apakah yang mampu merobohkan batu-batu tebal itu! Rasanya tidak mungkin.

Kejadian 41:16 “Yusuf menyahut Firaun: Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” Pernahkah saudara ditolak, diperlakukan tidak adil, dikecewakan oleh seseorang, mungkin itu oleh teman, sahabat atau keluarga dekat? Saat itu tentu begitu sulit dan berpengaruh juga dengan iman kita, "Kok Tuhan biarkan aku mengalami semua ini?" Iman yang hebat adalah hasil dari pergumulan yang hebat. Kesaksian besar adalah hasil dari ujian iman yang besar juga. Kemenangan hebat hanya bisa didapatkan dari cobaan yang hebat juga. Melalui semua penderitaan, pencobaan dan kesengsaraan yang Tuhan ijinkan kita alami saat ini, jangan kita berhenti pada pemikiran bahwa Tuhan tidak peduli dan tidak hadir. Dia sedang mempersiapkan kita untuk makin bertumbuh dalam kebijaksanaan. Bantuan dan hikmat Tuhan mungkin tidak selalu mengubah situasi, tapi itu pasti akan membantu mengarahkan kita melalui perjuangan yang kita hadapi saat ini.

Apakah kita menikmati langkah hidup kita yang "lambat"?

Kejadian 37:5-7 “Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya. Karena katanya kepada mereka: “Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: Tampaklah kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri, kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.” Melihat dari kisah Yusuf, kita dapati bahwa Allah pada akhirnya berperan di atas dan di balik seluruh penguasa manusia. Sekarang ini adalah saatnya kita dengan segenap hati sujud menyembah kepada Yesus dan berpegang teguh padaNya sebagai Raja yang Maha tinggi dalam hidup kita. Mari kita mengutamakan Tuhan melebihi segala sesuatu yang ada dan kita miliki di dunia ini.

Kejadian 33:11-12 “Terimalah kiranya pemberian tanda salamku ini, yang telah kubawa kepadamu, sebab Allah telah memberi karunia kepadaku dan aku pun mempunyai segala-galanya.” Lalu dibujuk-bujuknyalah Esau, sehingga diterimanya. Kata Esau: Baiklah kita berangkat berjalan terus; aku akan menyertai engkau.” Apakah saudara menghadapi ketakutan atau kekhawatiran besar dalam hidup ini? Bagaimana saudara menghadapi, menyelesesaikan ketakutan tersebut? Berdoa. Ya dengan doa. Doa memang tidak selalu mudah kita lakukan. Doa memang memerlukan tekad. Namun, mari pakai momen tahun baru Imlek ini untuk kita kembali menjalin relasi yang dipulihkan, tidak ada yang mustahil. Mintakan hal itu terjadi dalam doamu, dan lihatlah bagaimana Tuhan menjamah hatimu, mempersiapkan dirimu, menjamah saudaramu dan mempersiapkan hatinya.

Yakub disadarkan bahwa bukan harta, istri, dan anak yang dapat melindungi dia dari Esau. Bukan itu pula yang dapat diandalkan menyelesaikan masalah dalam hidupnya. Yakub sendiri harus bergumul dengan Allah untuk menyelesaikannya. Bagaimana dengan kita?

Apakah kita orang yang cepat merasa puas? Bagaimanakah kita disaat harus berada di momen menanti?

Dalam kegagalan-kegagalan yang dilalui oleh Manusia, Allah adalah allah yang berdaulat sepenuhnya dalam hidup ini. Ia senantiasa memegang perjanjian-Nya apa pun keadaannya.

Kejadian 29:25 “Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban” Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?” Ketika kita mendengar bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang bekerja, apa perasaan saudara? Tentu senang dan tenang, karena ini suatu penghiburan yang luar biasa yang kita perlukan. Allah adalah Allah yang masih tetap bekerja mengendalikan segala sesuatu sampai hari ini, termasuk di masa pandemi dan segala kesulitan yang ditimbulkannya, maka seharusnya kita masih bisa tenang dan senang. Kita dapat tetap percaya bahwa Dia pada akhirnya akan mengendalikan kita juga, dan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang tetap mengasihi Dia, tetap percaya kepadaNya, inilah sebagai pertanda kita adalah orang-orang yang terpanggil sesuai rencana Allah. Kita berterima kasih pada Tuhan karna Dia memakai orang lemah, rentan dan berdosa seperti kita. Saudara, yakinlah bahwa Dia begitu mengasihi saudara, Dia tidak akan meninggalkan saudara meski di tengah segala kesalahan yang pernah saudara perbuat. Dia Allah yang bekerja untuk menggenapi rancanganNya yang baik dalam hidup setiap kita. Jadi saudara, tenanglah dan biarkan Tuhan bekerja dengan leluasa hari ini.

Selama ini Yakob hidup nyaman di rumah orang tuanya dan dikasihi oleh ibunya, ia hidup dengan mengandalkan kemampuan trik dan intriknya, hingga apa saja yang diinginkannya tercapai. Yakub hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Namun, ditengah kehidupan yang sulit itu, justru Yakub berjumpa dengan Allah, dia mendengar rencana Allah bagi keselamatan manusia.

Rancangan Allah menghadirkan kemuliaan dan kesejahteraan bagi manusia, bahkan dalam kondisi tergelap sekalipun. Percaya kah kita kepada-Nya?

Kejadian 26:24 “Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: “Akulah Allah ayahmu Abraham; jangalah takut sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hambaKu itu.” Apa yang menjadi ketakutanmu saat ini? Apapun itu, janganlah takut, tetapi kita harus takut akan Tuhan supaya kita hidup. Jika Dia bersama kita, maka kita tidak perlu takut kepada apapun dan siapapun. Hidup ini memang tidak mudah, tetapi mengingat apa yang Tuhan telah katakan kepada kita hari untuk jangan takut karena Dia setia menyertai kita

Ketika situasi kehidupan kita di dunia, sebagai anak-anak Tuhan mengalami berbagai kesusahan, penderitaan karena iman kita, maka kerinduan akan kedatangan Tuhan menjadi penghiburan. Namun, bagaimana jika keadaan kita sebaliknya, semua tampak baik-baik saja, apakah hari Tuhan masih kita nantikan dengan pengharapan yang besar?

Apakah kita menghidupi apa yang kita ajarkan oleh Alkitab dan kepada sesama kita?

 Melampaui nalar dan pengetahuan, dunia ini secara mendasar membutuhkan Yesus Kristus Sang Juruselamat. Ini adalah kebutuhan fundamental umat manusia.

Kejadian 22:14 “Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” Dalam hidup ini, kita semua akan menghadapi badai kehidupan, karena hidup di dunia ini memang tidak mudah. Percayalah bahwa Allah menyediakan solusi terbaiknya. Kalau menyediakan solusi atau jalan keluar terbaik akan dilakukan oleh Tuhan, maka bagian kita adalah belajar tetap percaya, taat kepadaNya, dan memberi yang terbaik, meski ada badai hidup yang besar sekali menimpa.

Jika pemuda yang telah menjalankan seluruh hukum taurat sukar masuk kerajaan Allah, lantas siapakah yang mungkin?

Nehemia 8:2, 10 “maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: “Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Janganlah kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu!" Ya, kita adalah orang-orang yang sangat beruntung, karena untuk menjalani hidup di tengah dunia ini, Tuhan membrikan kita sebuah kompas hidup. Firman Tuhan, Itulah kompas hidup kita, panduan dan pedoman hidup kita. Mari kita bersyukur dengan tetap mempunyai hati yang rindu membaca, merenungkannya. Hati yang minta, haus akan kebenaranNya. Kalau saat ini kita terasa seperti di negeri pembuangan, dengan kehidupan yang sulit, sepi dan penuh tangis air mata, datanglah kembali kepada Tuhan, buka hati untuk kembali ditaburi firmanNya yang hidup, yang menyegarkan.

Salah satu kegagalan besar yang terkadang membuat orang percaya jatuh adalah kecenderungan untuk meragukan firman Tuhan atau ‘sok tau'. Petrus beberapa kali keliru dalam memahami Firman. Maka dari itu, kita perlu memohon kepada Tuhan, Allah Roh Kudus untuk memberikan pencerahan sejelas-jelasnya, supaya kita dapat memahami dan mentaat kehendakNya.

Bayangkan kita memiliki suatu pergumulan yang kita doakan, tapi Tuhan memberi respon lain. Apa respon kita?

Kristus bukan hanya mengasihi kita dengan suku atau ras tertentu. Allah menunjukan kasih-Nya kepada seluruh bangsa.

Kejadian 15:1, 6 “Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: “Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar. Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Saudara, kalau saat ini dalam pengikutan kita kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub yang telah menjelma dalam AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus, ada kekuatiran dan ketakutan yang kita alami, padahal masih baru di awal tahun 2022, “Tuhan, bagaimana ini? Sakitku belum sembuh, pekerjaan aku sudah tidak ada. Bagaimana kalau nanti saya mengalami ini-itu, kalau saya gagal, dls.” Saudara, mari ingatlah Tuhan seperti apa yang kita ikuti dan sembah, Dia adalah perisai kita. Dia berjanji sanggup melindungi dan menolong kita. Jangan menyerah, ada upah yang besar yang Tuhan sediakan bagi kita yang tetap percaya kepadaNya. Dia telah berjanji akan menyertai kita selalu, rancanganNya bagi kita anak-anakNya adalah rancangan yang penuh harapan penuh damai sejahtera, bukan kecelakaan dan kemalangan. Untuk ini Kristus telah datang dan menang bagi kita mengalahkan maut.

Karunia terbesar yang dapat diberikan Allah bagi manusia adalah kehadiran-Nya di tengah kita.

Kejadian 13:10-11 “Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.” Sebaik-baiknya, sekaya-kayanya suatu tempat atau keadaan, tapi kalau tidak ada Tuhan di sana, maka sebenarnya keadaan kita sedang tidak baik-baik saja. Suatu saat, itu akan menghancurkan kita. Justru tempat dan keadaan yang benar-benar baik adalah ketika di sana ada Tuhan, sehingga entah saat ini nampaknya keadaan sulit, tapi oleh campur tangan Tuhan, semua itu akan selesai dan mendatangkan kelegaan sejati. Memiliki Tuhan adalah jauh lebih penting dari segala kenikmatan, keberhasilan dan kekayaan dunia. Bahkan Dia pun lebih dari segala kesusahan yang terjadi dalam hidup kita.

Sejarah mencatat sejak abad pertama penganiayaan yang dialami oleh anak-anak Tuhan terus terjadi, namun demikian tidak membuat perkembangan kekristenan semakin merosot, justru sebaliknya oleh karena peristiwa penganiayaan dan martir begitu menggegap, justru membuat kekristenan tersebar luas dari Yerusalem sampai ke negri-negri jauh oleh karena sebagian orang Kristen yang harus tersebar diaspora.

Kita manusia yang berdosa diberikan Anugrah, Perjanjian Kekal untuk kita bebas dari dosa. Apakah Respon Kita

Pemahaman teologi yang intelektual tidak selalu berjalan beriringan dengan keberimanan kepada Allah. Sebaliknya, keberimanan teguh kepada Allah tidak selalu mengharuskan pemahaman teologi intelektual.

Kejadian 7:1 “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." Nuh adalah orang berdosa juga. Karena Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhanlah maka ia bisa menjadi orang benar, tidak bercela, di antara orang orang sezamannya dan bisa hidup bergaul dengan Allah. Keselamatan Allah dari zaman ke zaman selalu sama. Kasih karunia-Nya yang berdaulat turun pada orang berdosa, diterima dengan iman, itulah sebabnya orang berdosa dibenarkan di hadapan Allah. Jadi tidak ada yang spesial dengan Nuh sehingga ia diselamatkan dari air bah. Kalau Nuh yang pemahamannya sangat terbatas tentang Allah telah berespon dengan ketaatan yang penuh dalam menjalankan perintah Allah, itu artinya saudara yang telah terlebih dahulu mengecap Allah dalam Kristus yang tersalib sebenarnya bisa dan sudah seharusnya untuk lebih serius hidup bagi Dia dan hanya untuk Dia. 

Kita harus memeriksa hati kita dan menjaga kekudusan ketika kita melakukan kegiatan-kegiatan “agamawi”, pelayanan geraja, pelayanan sosial, kegiatan-kegiatan yang dilabeli sebagai kegiatan rohani. Apakah kita melakukan hal-hal tersebut untuk memuliakan Tuhan?

Bagaimana kita melihat dan menjalani hidup ini menentukan bagaimana kita melihat dan menjalani kematian.

Matius 4:23 “Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; la mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu." Injil adalah berita sukacita bahwa Allah mendatangkan kerajaan Allah tersebut di dunia melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Karna tanpa Injil, kerajaan Allah, maka manusia tidak akan menjadi sesuatu yang sangat berharga melainkan sangat menakutkan. Ingatlah bahwa kita tidak saja lemah dan tidak mampu sendirian menjalani hidup ini, tapi Injil memberitahukan kita bahwa kita ini adalah pendosa besar dengan hati licik, bibir najis, dan pikiran durhaka. Amarah Allah yang suci akan turun atas kita. Tapi syukur pada Allah atas kemurahan hatiNya, kita yg percaya akan kedatangan dan karya penebusanNya dapat merombak total kita dari dalam keluar. Kita bisa menjadi manusia ilahi yang 100% baru. Saat ini yg terpenting kita pikirkan dan hidupi adalah bagaimana kita bisa lebih fokus lagi di tahun 2022 ini untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, sama seperti yang telah Yesus lakukan, berkeliling dan memberitakan Injil Kerajaan Allah.

Diskusi perempuan dan si ular di Taman Eden membuka peluang bagi manusia untuk timbul prasangka buruk dan meragukan Allah. Perintah yang mereka dengan dari Allah diputarbalikkan kebenarannya. Iblis memulai dengan berita palsu atau menyampaikan kebenaran sebagian. Hari ini kita melihat betapa pentingnya kita mengerti dan memahami kebenaran yang utuh, mengenal Tuhan secara pribadi, supaya kita tidak berprasangka buruk terhadap Tuhan sehingga meragukan firmanNya.

Mazmur 111: 1-2 “Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.” Saudara, di hari ini, mari kita mengakhiri tahun 2021 dengan bersyukur kepada Tuhan. Tentu masih banyak hal-hal yang belum tercapai, tapi bersyukurlah untuk apa yang sudah Tuhan berikan dan ijinkan terjadi kepada kita. Besar perbuatan-perbuatanNya, haleluya.

Apa yang dimaksudkan dengan Eben Heizer (Batu Pertolongan) apakah berarti pertolongan Tuhan hanya dialami sampai di Mezbah saja? Apakah setelah itu Allah tidak lagi menyertai Bangsa Israel?

Apa yang menjadi motivasi kita taat kepada Allah? Apakah supaya kita diberkati atau justru karena kita diberkati?

Lukas 2:50-51 “Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka .... Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” Mungkin saat ini saudara sedang mengalami keadaan yang sulit untuk dimengerti dan di dalam hati bilang begini sama Tuhan, “Tuhan, mengapa Engkau ijinkan ini terjadi?” Namun dalam keadaan yang demikian, marilah tetap percaya kepada Tuhan, dengan tetap melangkah, jangan berhenti ataupun menyerah. Meski jalan yang kita lalui tidak mudah untuk kita mengerti, tetapi mari kita sama-sama belajar untuk taat sembari menyimpan kebenaran Firman Tuhan. Kita renungkan kaitanNya dengan setiap fase kehidupan yang Tuhan ijinkan terjadi, supaya apa yang baik bagi dunia sekitar kita, yang Ia rancangkan, dapat kita tunaikan.

Lukas mendiskripsikan Simeon sebagai seorang yang ‘benar’ dan ‘saleh’, serta seorang yang setia, hingga masa tuanya pun dikatakan ia seorang yang tetap menantikan penghiburan bagi Israel, itu berarti ia setia kepada apa yang dijanjian Allah kepada bangsa keturunan Abraham. Apakah kita punya hati seperti Simeon?

Bagaimanakah Herodes melihat Yohanes Pembaptis?

Sukacita natal lebih nyata bagi kita yang kosong dan miskin hatinya.

Lukas 2:10-11 “Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Dia mau datang ke dunia ini menjadi manusia, sehingga olehNya dengan kematian dan pengorbananNya di kayu salib, yang menggantikan posisi kita yang seharusnya dihukum, kini kita menjadi selamat. Maka benarlah bahwa kebutuhan terutama dan terpenting setiap manusia, adalah datangnya Juruselamat. Dengan mengingat rahmat Allah yang besar dan ajaib ini, maka hati kita tidak takut, tetapi ada sukacita besar.

Apakah kita mendengar suara Tuhan dengan baik? Apakah kita sadar saat apa yang dikatakan Alkitab tergenapi?

Matius 2:10-12 “Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur.” Dari firman Tuhan ini, seperti sikap hati orang Majus, seharusnya ada sikap hati yang kita miliki: 1. Ada hati yang bersukacita. 2. Sikap hati yang menyembah. 3. Memberi persembahan terbaik. Kiranya 3 sikap hati ini kita miliki dengan mengingat Tuhan sudah terlebih dahulu memberi yang terbaik bagi kita sehingga kita bisa memperoleh pengampunan dosa, keselamatan dan pengharapan.

"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Kutipan ini merupakan tanggapan Maria ketika malaikat datang menjumpai dia. Apakah kita dapat berespon seperti Maria saat Tuhan memanggil kita?

Pada suasan natal ini, orang-orang dikenal dengan berbagi hampers. Tapi untuk orang Kristen, apa yang menjadi hampers terutama kita?

Apakah kehidupan spiritualitas kita adalah kehidupan yang utuh yang terintegrasi dengan perilaku kita sehari-hari? Atau kita seumpama ular beludak yang panas mendengarkan kotbah tetapi tidak kunjung berubah?

Matius 2:1-3, 16 “Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia. Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.” Apakah saat ini Saudara sedang mengalami iri hati? Adakah iri hati itu berhasil menyusup dan terus-menerus menguasai hati dan pikiran Saudara? Dengan apa kita bisa mengalahkan atau menguasai hati dari iri? Tidak lain hanya dengan membirkan Yesus, Raja baru yang telah lahir 2000 tahun lalu yang disembah para Majus itu, untuk Dia pun lahir di hati kita dan kita mau tunduk, sujud menyembah Dia. Biarkan Dia selalu bertahta, memerintah hati dan pikiran kita, dengan senantiasa membaca, merenungkan dan menghidupi kebenaran firmanNya.

Saudaraku, ketakutan seperti apakah yang saat ini sedang Anda rasakan? Di tengah ancaman varian omicron yang katanya 5 kali lebih menular dan masa pandemic ini belum berakhir, siapakah yang saudara Andalkan? Ingatlah berita natal bukan hanya perayaannya, melainkan janji Allah di genapi, apa pun yang terjadi Allah IMANUEL = Allah beserta dengan kita.

Matius 1:20 “Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” Adakah ketakutan yang kita rasakan atau alami di Natal ini? Mari kita datang pada Tuhan. Serahkan segala pertimbangan-pertimbangan yang sedang kita pikirkan dan biarlah apa yang menjadi kehendakNya, itu yang kita akhirnya kita jalani. Di saat ketakutan kita, sesungguhnya di sana Tuhan kita pun sedang mengajarkan kita akan kebenaran. Oleh kuasaNya, Ia akan mematahkan kuasa dari segala kebohongan yang membuat kita takut dan menahan langkah iman kita dalam Yesus.

Apakah Tuhan dimata kita?

Ketundukan kita kepada pemerintah sejatinya adalah ketundukan kita kepada Allah sebab Pemerintah adalah pelayan Allah.

Lukas 1: 5-7 “Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.” Saat ini kita pun hidup di tengah keadaan yang sulit, tapi mari kita pun belajar seperti Zakharia dan Elisabet yang tetap memilih hidup benar di hadapan Allah. Meski ada pergumulan dan tantangan, tetaplah hidup benar di hadapan Allah. Jadikan itu untuk kita bertekun datang kepada Tuhan, berharap, berdoa mohon pertolongan dan campur tangan Tuhan untuk membukakan jalan keluar dan memberikan kekuatan menghadapi pergumulan kita masing-masing.

Rasul Paulus memaparkan bahwa ada kewajiban bagi orang Kristen yang kuat untuk peduli dan menolong mereka yang lemah imannya, supaya keduanya mengalami pertumbuhan. Orang Kristen-Yahudi di Roma merasa diri lebih kuat dari orang Kristen non-Yahudi. Paulus mengajak mereka untuk memanfaatkan kelebihan atau kekuatan mereka secara positif.

Adakah bagian dari milik kita hari ini, yang tidak kita terima secara cuma-cuma dari Allah?

Zakharia 9:9, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai putri Sion, bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” Kekristenan bukanlah tentang tahu kebenaran melainkan bagaimana kita pun mau melanjutkannya sampai pada tahap menerima kebenaran Yesus dengan iman. Hiduplah senantiasa beriman kepadaNya meskipun di saat yang berat menimpa. Teruslah setia dan bergiat melayani Dia sang Raja adil dan jaya dengan kerendahan hati dan rasa terima kasih, sepanjang hidup kita. Menjelang peringatan kelahiranNya ke dunia, mari kita bersyukur atas rahmatNya yang luar biasa yang kita terima dariNya. Bersorak-soraklah! Yesus Kristus, Raja berkuasa dan penuh lemah lembut datang menyelamatkan dan menolong kita menjalani hidup ini

Apakah kita menantikan kehadiran Tuhan atau kita takut akan kedatangan Kristus kedua kalinya?

Bagaimana kita melihat diri kita hari ini? Apakah kita merasa ada andil kerja keras kita di dalamnya?

Kejadian 3:15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunanNya akan meremukkan kepadamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Natal adalah hari sukacita besar karena Natal mengingatkan kita bagaimana Tuhan tidak membiarkan kita dalam keterpurukan sebagai konsekuensi dosa. Namun, Dia ingin memperbaiki kehidupan manusia, dengan langkah awal mengembalikan dan memperbaiki hubungan. KasihNya begitu besar sehingga waktu kita berdosa, Dia merencanakan supaya kita kembali kepadaNya. Memasuki masa Advent ini, mari kita fokus kepada kasih Tuhan yang tiada henti. Tuhan memberkati Saudara, amin.

“Kekristenan Tanpa Kristus”, membaca sekilas judul buku yang ditulis oleh Michael Horton seolah bernada sentiment, mengoreksi dengan serius perihal pemahaman iman dan praktek kehidupan orang Kristen. Horton berpendapat bahwa meskipun kita menyerukan nama Kristus, seringkali Kristus dan Injil yang berpusatkan pada Kristus dipinggirkan. Terjadi perbedaan antara beragama dengan praktek hidup sehari-hari. Apakah hidup kita berpusat pada Kristus? Atau seringkali kita hanya suam-suam kuku saja.

Siapakah Yesus menurut kita? Pengenalan akan Yesus betul-betul krusial dan akan berdampak pada bagaimana kita hidup dan berperilaku di tengah dunia ini.

Maleakhi 3:1 “Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.” Saudara, selama Advent ini, mari kita menanti kedatangan Mesias dan kiranya ini menjadi kerinduan yang masih sangat kita inginkan dan terasa. Dunia kita hancur dan kita membutuhkan Juruselamat. Namun, seperti bangsa Israel, Juruselamat yang kita nantikan mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Dia juga mungkin tidak memuji kita, sebaliknya, segala kekurangan kita akan Ia ungkapkan dan Ia meminta untuk kita untuk bertobat dan mengubah cara hidup kita. Dia mau supaya kita bersih, murni. Dan dalam proses tersebut, Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian dan membiarkan kita begitu saja. Mari kita pakai minggu-minggu Advent ini menjadi suatu moment untuk kita terbuka kepada Tuhan dan menerima kedatanganNya.

Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? Ketakutan dapat membuat seseorang lupa akan Firman Tuhan. Apa hal dalam hidup ini yang membuat kita takut dan meragukan Allah?

Pernahkah kita di momen dimana kita menyangkali atau meragukan iman kita? Apakah itu mungkin terjadi kepada orang percaya?

Seberapa sesungguhnya kita menyadari dan mensyukuri anugerah Allah?

Ibrani 13:5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkalah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Terkadang kita berharap mempunyai lebih banyak dan berpikir bahwa harta benda dan uang akan membuat kita bersyukur dan bahagia, padahal faktanya itu hanya sementara. Yakobus 1:17 mengatakan bahwa Allah kita adalah Allah yang memberi yang baik dan yang sempurna. Dan jika kita mengingat ini, maka pola pikir kita akan berubah ketika berurusan dengan keuangan. Bersyukurlah atas apapun juga yang kita miliki saat ini, meski itu hal yang sederhana. Mari berterima kasih lagi kepada Allah atas penyediaanNya sehingga kita memiliki semua yang ada sekarang. Bersyukur jugalah karena masih ada yang dapat kita lakukan bagi orang lain untuk meringankan beban mereka, meski itu berupa hal yang sederhana, namun pasti itupun mereka perlukan.

Kekristenan adalah sebuah kepercayaan yang dilandaskan di dalam cinta. Tanpa cinta kepada Yesus maka kita tidak akan pernah meminta dan mengetuk sebagaimana seharusnya.

Matius 13:22 “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” Apapun yang mengisi, menguasai pikiran dan hati kita, maka secara perlahan itu akan mengendalikan seluruh hidup kita. Rasa cemas? Rasa kuatir? Mengapa kita memilih untuk memegang erat-erat kekuatiran dan kecemasan itu? Tuhan Yesus mau supaya kita berani mengalihkan perhatian kita dari berbagai kekuatiran itu dan mengarahkannya kepada Dia yang sanggup menolong dan memberikan ketenangan.

Mazmur 16:5-6 - Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai; ya, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Apa yang kita akan pilih dalam hidup kita sekarang ini? Momen sukacita atau dukacita?

 Kesombongan terjadi ketika kita mengganggap diri kita allah. Sehingga terkadang, Allah perlu menunjukkan kelemahan-kelemahan kita untuk menempatkan kita di posisi yang sepantasnya.

Kolose 3:17 “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan dan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Mengucap syukur atas pekerjaan? Mungkin hal ini jarang kita lakukan, karna justru pekerjaan itulah yang saat ini membuat kita pusing dan stress. Tapi ternyata, kita memang sudah seharusnya mengucap syukur atas perkerjaan yang kita miliki saat ini. Mari kita kembali mengucap syukur atas pekerjaan yang kita miliki, seperti firmanNya hari ini dari Kolose 3:17. Jadikan pekerjaan yang ada saat ini seperti untuk Tuhan, sehingga mari kita kerjakan setiap tugas, pekerjaan dan kewajiban dalam namaNya dan bersyukurlah kepadaNya senantiasa atas kemampuan untuk melakukannya.

Berdoalah supaya Tuhan meneguhkan kaki kita di tengah medan peperangan rohani ini, supaya kita tidak goyah menghadapi tipu daya Iblis yang menyesatkan. Jangan takut terhadap aumannya, sebab Iblis sudah dikalahkan, dan kita telah dipersenjatai oleh Tuhan denagn perlengkapan senjata rohani.

Ketidakadilan yang seringkali kita teriakan bukan karena ketidakadilan, melainkan karena kerakusan dalam diri kita.

Ibrani 10:24-25 “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Menjadi bagian dari komunitas iman adalah hal yang baik dan penting bagi kita karna menjalani hidup sebagai orang percaya di tengah dunia ini bukanlah perkara mudah, bahkan bisa menyebabkan kesakitan dan keputusasaan, maka kita memerlukan orang percaya lainnya untuk menopang kita. Saudara, jangan kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, melainkan mari semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Mintalah bantuan kepada saudara seiman, jangan menjauh, bersembunyi. Dan alamilah kemajuan yang akan kita raih bersama komunitas yang Tuhan tempatkan.

Kata Intergritas dalam KBBI berarti: Kualitas, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.Bacaan kita saat ini menyoroti kehidupan Ester yang dicatat di dalam pasal 2 ayat 15b, yang menunjukkan kesaksian ini jelas menunjukkan kualiatas karakter seorang Ester yang menarik bagi semua orang.

Bagaimanakah kita setelah kematian?

Tuhan adalah pribadi yang menerapkan aturan batasan dan tujuan. Dia mencintai manusia, ingin manusia hidup di dalam makna. Hidup kita menjadi bermakna ketika kita melakukan perintah Allah. 

1 Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dihendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Saudara, mari kita miliki pikiran ini, "Saya mau mengucap syukur kepada Allah apapun yang kualami hari ini." Kita bisa mulai kebiasaan baik ini dengan hal sederhana seperti bersyukur masih bisa bernafas, bersyukur memiliki keluarga, bahkan bersyukur atas kesulitan yang didapat hari ini agar kita semakin berserah kepada Tuhan. Mengucap syukurlah kepada Allah yang memelihara kita dengan sungguh amat baik.

Seorang murid adalah seseoang yang meresponi panggilan Tuhan, rela masuk dalam proses kemuridan, dan melakukan setiap kehendak Tuhan dalam hidup mereka. Tidak ada murid yang instan, proses ini harus dijalani sepanjang hidupnya, supaya kita tidak hanya tahu tentang Yesus tapi mengenal Dia melalui pengalaman kehidupan sehari-hari melakukan Firman Tuhan.

Apakah kita sudah memandang dosa sebagaimana Tuhan memandangnya? Apakah kita memandang berkat Tuhan sebagaimana seharusnya?

Efesus 4:2 “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” Kelemahlembutan berarti mempunyai sikap jiwa yang unggul, yang tidak mau memprovokasi orang lain, dan tidak mudah juga terprovokasi oleh orang lain dan tidak mudah tersinggung karena kelemahan-kelemahan yang kita miliki, yang sebenarnya kita pun tidak menyukainya. Sikap kelemahlembutan akan membuat kita senang dan tulus untuk membantu orang lain meski dengan kelemahan-kelemahan yang mereka miliki. Mari masing-masing kita melihat kepada diri kita sendiri, ciri yang manakah dari kelemahlembutan itu yang saat ini perlu dengan sungguh kita perbaiki untuk kita miliki. Mari setiap hari kita datang kepada Yesus untuk belajar makin lemah lembut. Dia yang lemah lembut pasti sanggup menolong kita dan tetaplah semangat, lemah lembut kepada diri sendiri untuk makin hari makin lemah lembut.

Firman Tuhan merupakan mata air kehidupan, tambang harta karun yang sangat bernilai di kedalaman hati kita. Seperti jamuan meja yang penuh dengan aneka hidangan lezat dan sehat menyegarkan jiwa, serta laksana kebun yang dipenuhi oleh beragam jenis buah-buahan segar memuaskan hasrat dahaga hidup kita.

Dalam setiap kejadian hidup kita, apakah kita peka Tuhan yang bersama kita, Tuhan yang membuat hal tersebut terjadi.

Dimungkinkannya kita untuk dapat melakukan segala bentuk perbuatan baik hanya dikarenakan Allah yang telah memberikan hati yang baru kepada kita.

Roma 15:13 “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limoah dalam pengharapan.” Dalam hidup ini kita memerlukan pengharapan, terlebih semakin hari hidup manusia tidak semakin mudah. Dan sumber pengharapan sejati dan terpercaya dapat kita miliki hanya di dalam Allah sendiri. Pegang teguh janji Allah dalam firmanNya. Mari kita kembali bertekun belajar menaruh pengharapan kita di dalam Allah. Jangan taruh pengharapan kita di tempat lain: kemapanan materi, kepandaian, pengalaman, atau hal lainnya, karna pasti pengharapan itu akan timbul dan lenyap.

Apakah memperlakukan firman Tuhan seperti seorang musafir, yang hanya menumpang beristirahat semalam saja, lalu pergi dan tidak mengingatnya lagi? Atau kita menjadikan Firman Tuhan “penghuni” rumah Anda yang memenuhi kehidupan Anda di mana pun Anda berada?

Kaisar berhak atas koin logam uang rakyat tetapi lebih daripada itu, Yesus berhak atas hidup manusia sepenuh-Nya, gambar dan rupa-Nya.

1 Yohanes 4:10-11 “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Betapa kita bersyukur telah mengalami kasih yang sempurna. Dan sebagai wujud nyata kita telah mengalaminya, firmanNya hari ini memerintahkan kita untuk saling mengasihi, bahkan harus mengasihi. Saling mengasihi dapat kita mulai dengan perkataan dan perbuatan. Mari kita berusaha membangun relasi yang baik dengan sesama kita: di rumah, di lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, dan lingkungan rekan sepelayanan.

Setiap orang pasti punya banyak keinginan dan oleh karena keinginan itu seseorang termotivasi dan berjuang untuk mewujudkannya. Namun jika keinginan itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, hal itu justru akan menjadi masalah yang dapat menghanguskan kehidupan manusia. Perikop hari ini mengingatkan kepada kita sekalian bahwa dalam kehidupan ini kita perlu mencapai suatu tahap “kepuasan hidup”.

Apakah kita menaati perintah Tuhan yang berulang kali disampaikan kepada kita?

Pernahkah kita mempertanyakan mengapa Allah yang penuh kasih melampiaskan murka-Nya yang begitu besar? Murka Allah yang besar disebabkan pengabaian cinta Kasih Allah yang akbar.

Kejadian 4:6-7 “Firman TUHAN kepada Kain: Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu, ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Apakah saat ini wajah saudara sedang muram? Marah? Jengkel sama seseorang? Hati-hati, dosa sudah mengintip di di depan pintu, kuasailah dia. Dengan bagaimana? Mari sudilah untuk membuka ruang komunikasi, baik di antara pasangan suami-istri, anak-orang tua, menantu-mertua, dengan rekan kerja, rekan sepelayanan. Kita juga bersyukur karna kita mempunyai Tuhan yang mau kita datang kepadaNya apa adanya. Setiap hari gunakan kesempatan itu untuk bercakap-cakap denganNya, lewat Saat Teduh kita duduk diam mendengar suara Tuhan dan kita juga untuk kita sampaikan isi hati kita dalam doa. Di sana kita akan diterangi pikiran dan ditenangkan hati dalam mengambil sikap dan keputusan yang terbaik dan tepat.

Ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap  manusia, wilayah itu sering kali dibiarkan kosong atau diisi dengan sesuatu yang fana. Semua usaha itu menjadi sia-sia oleh karena hal hal tersebut tidak cukup menampung lubang yang tidak ada ujungnya. Sebenarnya apa yang dibutuhkan di area ruang yang kosong tersebut?

Yohanes 8:10-11 “Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya” Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah yang menghukum engkau? Jawabnya: tidak ada Tuhan. Lalu kata Yesus: Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Kita perlu melihat bagaimana Tuhan telah mengampuni kita dari kesalahan kita. Sebesar apa dan sebanyak apa kita jatuh di dalamnya, Tuhan mengampuni. Namun, penting juga bagi kita untuk mengampuni diri kita sendiri. Sekalipun dosa dan kesalahan adalah tetap salah dan sebenarnya tidak boleh terjadi, serta ada konsekuensi yang harus ditanggung, tapi mari kita mengarahkan hati kita untuk melihat dan meyakini betapa kasih Tuhan jauh lebih besar dari semua itu. Jangan kita jatuh dalam tipu daya Iblis dengan mendakwa pikiran dan hati kita yang membuat kita terus merasa bersalah. 

Relasi antara menantu dan mertua perempuan kadangkala mengalami situasi yang sedikit rumit, kemungkinan oleh karena dari pihak mertua merasa posisinya sebagai ibu terancam. Bagaimana relasi Anda saat ini? Anda sebagai anak, menantu, dan mertua sebagai keluarga? Kita dapat belajar melalui kehidupan Naomi dan Rut dalam bacaan kita hari ini.

Apakah dalam kesuksesan kita, kita merefleksikan alasan kita sukses, atau hanya merasa "Wah, saya sukses!"?

Busuknya kebijaksanaan manusia merupakan pandemi yang paling menakutkan.

Efesus 6:4 “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Nasihat Tuhan hari ini bagi orang tua, terkhusus seorang bapak, jangan membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Mari dengan sengaja kita mendidi mereka untuk hidup dalam jalan Tuhan. Jadilah teladan hidup yang akhirnya mereka hormati dan kagumi, sekalipun kita sendiri jatuh bangun di dalamnya. Semua ini memang tidak mudah, tetapi sangat patut untuk kita perjuangkan demi anak-anak kita. Kiranya Tuhan memampukan dan hikmatNya senantiasa Ia sediakan bagi setiap kita yang mau datang dan meminta dengan rendah hati.

Akwila dan Priskila melayani Tuhan bersama dengan keluarga, mendukung pelayanan hamba-hamba Tuhan, dan antusias memberitakan Injil. Bagaimana dengan kita, apakah kita sama seperti Akwila, Priskila, dan Paulus.

Yosua 1:9 “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: Kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.” Apakah saudara saat ini sedang begitu takut dan gentar menjalani hidup ini? Mari tetap percaya bahwa Tuhan kita ada bersama kita di tengah pergumulan berat yang terjadi saat ini. Ya, Dia ada. Dia tinggal di antara kita seperti yang telah dan sering Ia janjikan, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kesudahan jaman, sampai selama-lamanya, Aku Allah yang Imanuel” Dia telah memberi apa yang kita perlukan untuk melanjutkan hidup di tengah dunia ini, yaitu Roh KudusNya.

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman

Apakah ditengah kenyamanan dan kesusahan, kita tetap mencari Tuhan dan berusaha hidup berkenan bagiNya?

Apakah kenyamanan-kenyamanan hidup menolong kita menjalani hidup, menolong kita mengerjakan panggilan Allah? Atau kenyamanan-kenyamanan hidup itu membuat kita semakin jauh dari Tuhan? Segala kenyamanan hidup adalah sarana bukan tujuan, bukan yang terutama. 

Efesus 4:26-27 “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” Demikian nasihat Tuhan. Mari kita hati-hati dengan si "marah" itu yang selalu menggoda kita dan ingin dipuaskan. Kalaupun kita terpaksa harus marah, marahlah dengan benar: kuasai hati, mulut, pikiran, dan tangan kita agar jangan sampai melakukan dosa, dan jangan sampai kelamaan. Dikomunikasikan supaya tidak menimbulkan dendam dan keadaan yang terganggu karna dipakai si Iblis. Hari ini mari kita mengingat lagi untuk jangan gampang marah, karna marah cenderung tidak melakukan kebenaran di hadapan Allah. Dengan mengingat kasih Allah yang senantiasa dicurahkan bagi kita akan sangat menolong kita mengurangi marah dengan hati yang mengasihi.

Rasul Paulus mendorong agar perempuan belajar untuk lebih tenang dan rela tunduk kepada otoritas laki-laki, sementara setiap laki-laki Kristen harus belajar “berdoa” dari pada berselisih atau berkonflik. Bagaimana sikap hidup kita dalam pergaulan sehari-hari sebagai seorang pria dan wanita Kristen yang memuliakan Tuhan?

Kita tahu kebenaran bahwa Allah mengasihi semua orang. Tetapi tidak mudah bagi kita untuk yakin bahwa Allah mengasihi diri kita, secara personal. Apakah kita betul-betul menyadari kasih Allah? Atau kita hanya berakting seakan demikian?

Amsal 23:22 “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.” Saudara, coba kita ingat-ingat bagaimana sikap kita sebagai anak yang masih muda dan produktif kepada orang tua kita akhir-akhir ini. Di bulan keluarga ini, mari kita gunakan waktu kita untuk memperhatikan mereka. Kasihi mereka selagi Tuhan masih beri kesempatan. Dengarkanlah nasihat mereka meskipun nampaknya membosankan. Tuhanlah sumber pertolongan kita kiranya beserta dan memberkati usahak kita memperhatikan orang tua kita.

Kita tahu bahwa Allah memerintahkan kepada Abraham untuk mempersembahkan Ishak anak tunggalnya sebagai korban bakaran. Saya membayangkan betapa sulitnya bagi seorang Ayah seperti Abraham untuk melakukan perintah Tuhan itu. Apa yang membuat Abraham sanggup melakukan hal demikian?

asdfApakah kita mengingat bahwa Allah yang beranugrah dalam hidup kita?

Alkitab tidak meramal bagaimana masa di depan, tetapi Alkitab memberikan kita nilai kekristenan; ketaatan kita hari ini berdampak pada hari depan kita. 

1 Tesalonika 5:16-18 “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus bagi kamu.” Menjadi orang tua benar-benar bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dilakukan. FirmanNya hari ini mengingatkan kita akan hal penting yang perlu kita ingat dan terapkan dalam membimbing, membesarkan anak-anak kita. Mari kita belajar bersandar kepada Tuhan pada hari-hari yang sulit sebagai orang tua. Tuhan kiranya menolong dan memberkati setiap keluarga di bulan keluarga ini.

Nasihat Petrus dalam nas ini memberikan sebuah nasihat kepada para istri dan suami. Bagaimanakah sikap Anda terhadap pasangan? Apakah Anda sebagai istri sudah menjadi seorang penolong yang baik bagi suami Anda? Apakah sebagai suami Anda sudah mengasihi istri Anda sebagai kawan pewaris, bahwa istri Anda adalah Anaknya Allah?

Alkitab sepatutnya diperlakukan dengan hormat karena pada dasarnya kita menghormati Allah yang berfirman kepada umat-Nya. 

Kejadian 2:18 “TUHAN Allah berfirman: Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam sebagai penolong yang sepadan. Sejak semula Tuhan sudah tahu kalau laki-laki tidak baik jika seorang diri saja. Suami membutuhkan bahkan bergantung pada dukungan dan pertolongan istri. Bagi saudara yang saat ini dipercayakan sebagai penolong bagi suami saudara, jadilah seorang penolong yang sepadan yang bersedia bersama-sama menanggung tanggungjawab suami dan bekerja sama dengannya dalam memenuhi maksud Allah. 

Firman Tuhan merupakan mata air kehidupan, tambang harta karun yang sangat bernilai tersimpan di dalam perut bumi. Firman Tuhan itu berisi perjanjian Allah kepada gerejaNya yang memuat segala hak istimewa, berisi ajaran-ajaran untuk memperbaharui hidup  orang percaya dan janji-janji penghiburan Tuhan yang meneguhkan iman.

Bagaimana keadaan kita hari ini? Dalam keadaan terburuk pun, layak kah sesungguhnya kita menikmati kebaikan hidup sekecil apa pun?

Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Sungguh kita bersyukur kepada Allah yang memberikan perhatian begitu besar dan khusus bagi keluarga, rumah tangga. Ia ingin memberikan pertolonganNya bagi pergumulan yang saat ini keluarga kita alami: perekonomian, pekerjaan, kesehatan, relasi dalam rumah tangga yang sulit, semua hal. Bersyukur dan berharaplah lagi kepada Allah.

Orang duniawi berpikir orang kaya yang berlimpah harta benda adalah orang yang berbahagia. Namun apa yang dikatakan Alkitab justru sebaliknya, “dia memperoleh kebaikan hanya di dunia ini, dan Lazarus hanya menderita di sini”. Tidak seharusnya kita memandang segala sesuatu termasuk pergumulan dan penderitaan secara duniawi.

Firman Tuhan yang senantiasa diperdengarkan dan terbuka untuk diakses menunjukan kemurahan Tuhan terhadap umat-Nya.

Kisah Para Rasul 23:11 “Pada malam berikutnya Tuhan datang berdiri di sisinya dan berkata kepadanya: Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma,” Bisa tetap kuat di tengah banyaknya pergumulan dan perderitaan bukanlah hal mudah dapat kita lakukan, tapi seringkali inilah nasihat yang Tuhan berikan kepada pengikutNya. Hari ini Tuhan datang kembali kepada kita dan berdiri di sisi kita. Dia memberi arahan, kekuatan, penghiburan, supaya kita jangan takut dan gentar. Sekali lagi Dia katakan kepada kita, kuatkanlah hatimu!

Apakah kita mulai lelah pelayanan? Mari kita menyelidiki tujuan kita pelayanan

Allah seperti apakah Tuhan di pikiran kita? Apakah pengenalan kita akan Allah betul mencerminkan Allah itu sendiri? Apakah pengenalan kita didasarkan pada Sumber Yang Benar?

Amsal 10:15 “Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya, tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan.” Kita perlu hati-hati membaca ayat ini, jangan salah faham. Menjadi kaya tidaklah salah, asalkan caranya benar dan tujuannya juga benar. Tuhan tidak anti melihat kita kaya akan harta. Sebaliknya, Ia senang melihat uang menjadi hamba yang kita gunakan bagi mewujudkan rencana indahNya dalam hidup kita. 

“janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Situasi hidup seperti apakah yang saat ini sedang Anda alami? Tetaplah teguh dan percayalah Tuhan Allah menyertai Anda, bahkan sedang merancangkan segala kebaikan bagi kehidupan Anda.

Apa tanda bahwa Tuhan mengasihi kita? Masih tersedia pilihan dalam hidup ini. Selama masih ada pilihan untuk berbalik dan bertobat, kesempatan terhindar dari murka Allah masih terbuka lebar.

Kisah Para Rasul 23:1 “Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: “Hai saudara-saudara, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah.” Mari kita hidup dengan hati yang murni di hadapan Allah, yang tidak saja memperhatikan bagaimana hidup kita di luar di hadapan manusia, tapi juga di dalam, di hadapan Allah. Hati Nurani yang murni dapat kita miliki ketika kita senantiasa memberi diri diterangi oleh Allah lewat kebenaran firmanNya yang kita baca dan renungkan setiap hari. Allah yang melihat hati, Ia pun akan melihat, menjaga dan membela kita, tak kan pernah dibiarkan kita berjuang sendiri.

Apa yang menjadi alasan kita untuk taat sama Tuhan?

Dosa yang kita perbuat tidak hanya berdampak pada kehidupan pribadi kita, tetapi juga komunitas sekitar kita.

Amsal 10:12 “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.” Kebencian hanya akan merusak hidup kita. Jangan membiarkan diri jadi budak kebencian, karena itu adalah kebodohan. Dengan kekuatan diri kita sendiri, sudah pasti kita tidak bisa, yang ada malah kita terpancing, tergoda daripada mengasihi. Kasih Tuhan yang melampaui segala pelanggaran dan dosa setiap kita, manusia, itulah yang akan sanggup melakukannya.

Rasul Paulus mengatakan bahwa, “..aku telah belajar mencukupkan diri dari segala keadaan.” Kata “aku telah belajar” ini sangat istimewa, yang dimaksudkan oleh Paulus tentu bukan belajar secara akademis menguasai disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Paulus belajar melalui bilur-bilur di sekolah Kristus, dan ia menunjukkan ketaatan dan mendisiplin diri sedemikian hingga berhasil mencapai ‘penguasaan diri’.

Terkadang kita tidak dapat melihat dengan jelas apa yang sesungguhnya paling berharga dalam kehidupan kita. Kita memiliki Tuhan yang sangat bernilai dibandingkan dengan apapun. Apakah kita menyadarinya?

Kisah Para Rasul 22:27-28 "Maka datanglah kepala pasukan itu kepada Paulus dan berkata: “Katakanlah, benarkah engkau warganegara Rum?” Jawab Paulus:”Benar.” Lalu kata kepala pasukan itu: “Kewarganegaraan itu kubeli dengan harga yang mahal.” Jawab Paulus: “Tetapi aku mempunyai hak itu karena kelahiranku.”" Dalam menjalani hidup sebagai orang Kristen di tengah dunia, mari kita melek hukum, mengetahui hak-hak kita sebagai warga negara Indonesia. Secara rohani, hal ini mengingatkan kita akan kewarganegaraan lain yang kita miliki selain kewarganegaraan di dunia ini, yaitu kita pun kewargaan Kerajaan Sorga. Dampak dari kewargaan ini, kuasa si jahat tidak dapat menggugat dan merebut kita. Sebagai warga Kerajaan Sorga, kekuatan, penghiburan dan berkat-berkat Allah-pemilik semesta dan Sorga akan akan senantiasa mengalir memenuhi hidup kita.

Mungkin ada diantara kita saat ini sedang mengalami banyak kesulitan dan penderitaan hidup, jika hal itu oleh karena kebenaran maka tetaplah teguh, sebab Allah pasti berbelaskasihan kepada Anda. Jangan menyerah penderitaan sekarang ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang kelak akan kita terima dari Tuhan ketika kita tetap setia kepadaNya.

Apakah kita benar-benar hancur di hadapan Tuhan atau kita congkak?

Kita lebih menyukai sosok Allah yang kasih, tidak menegur, menerima apa adanya. Allah yang demikian adalah Allah yang palsu. Allah yang sejati adalah Allah yang penuh kasih; Allah yang bisa dan menegur kita sebab Ia menyayangi kita.

Amsal 10:9 “Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.” Di jalan yang benar dapat membuat hidup kita menjadi tenang dan aman, mengapa? Karena adanya suatu keyakinan bahwa Allah ada di jalan itu, Ia akan berpihak dan akan menyatakan pertolongan-pertolonganNya bagi kita yang bertekad hidup lurus. Di dalam Allah yang begitu mengasihi kita, kita bisa mendapatkan pertolongan untuk memilih jalan mana yang lurus, oleh kebenaran firmanNya, jalan-jalan itu akan diterangi dan kita akan dikuatkan dan disemangati untuk menjalaninya. Saudara, mari kita perjuangkan kelakuan yang bersih: dalam pernikahan, hubungan dengan orang tua maupun pasangan, saat bekerja dan dalam hal apapun.

Kita tidak dapat mengenggam dosa sambil menggandeng tangan Tuhan, keduanya bertolak belakang. Kita tidak boleh menyimpan dengan rapih sekecil apa pun dosa di dalam hati kita. Mata Tuhan tajam memandang kedalaman hati kita.

Seberapa banyak harta dan pencapaian duniawi yang kita miliki saat ini? Lebih dari itu semua, hidup ini adalah tentang mengenal Allah. Daripada-Nya lah pada akhirnya ketenangan dan kepenuhan dapat kita rasakan.

Kisah Para Rasul 22:22 "Rakyat mendengarkan Paulus sampai kepada perkataan itu; tetapi sesudah itu, mereka mulai berteriak, katanya: “Enyahkan orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup.”" Tentu kita tidak mau mempunyai sudut pandang yang sempit bukan? Karna bisa begitu berbahaya, dan menghalangi berkat Tuhan tersalurkan kepada orang lain. Penting bagi setiap kita untuk membuka diri, menerima masukan yang baik dan benar. Roma 12:2 katakan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah” apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Dengan menerima kemurahan Allah dalam Kristus Yesus sajalah kita dapat berubah.

Ketika kita masih menjalani kehidupan sekarang ini, seharusnya kita memaknainya dalam pemahaman baru dan di dalam pengharapan. ini kehidupan kita yang tidak hanya menjalani kronos waktu dan menghabiskannya seolah diujungnya adalah kematian. Melainkan Kairos yang setiap bagian punya makna untuk memuliakan dan menikmati persekutuan dengan Tuhan,

Bagaimanakah respon kita terhadap Firman Tuhan? Apakah kita mengerti saja atau mengaplikasikan ke dalam hidup kita juga?

Sebagai manusia umumnya kita menghindari rasa duka. Namun sesungguhnya Allah berkenan atas duka cita atas alasan yang benar; dosa.

Amsal 10:7 “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tapi nama orang fasik menjadi busuk.” Kira-kira ketika saudara pergi meninggalkan dunia ini, kenangan seperti apa yang orang-orang miliki akan saudara? Mari konsisten untuk mentaati Tuhan, miliki sikap penuh integritas, jalani hidup penuh kasih dan kemurnian. Agar kelak bukannya orang menjadi mual perutnya setiap kali mendengar nama kita disebut melainkan suatu kenangan indah yang memberkati, menginspirasi.

Seberapa besar berkat yang Tuhan limpahkan kepada kita, maka sebanyak itu pula tanggung jawab yang Tuhan percayakan untuk kita.

Kisah Para Rasul 22:1 “Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah, apa yang hendak kukatakan kepadamu sebagai pembelaan diri.” Ketika saudara mengalami keadaan yang tidak menyenangkan bahkan mungkin terancam, karena perbuatan orang lain, apa yang akan saudara lakukan? Dan bagaimana saudara akan menghadapi orang-orang yang melakukannya hal tersebut? Hikmat dan pertolongan Allah Tritunggal kiranya menyertai setiap langkah dan sikap yang kita ambil, sehingga kita tetap menjadi berkat bagi mereka dan Nama Tuhan dikenal dan dimuliakan, amin.

Orang yang tidak ingin terbakar wajib menjauhkan diri dari api yang berkobar-kobar. Apabila kita berdoa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan”, tapi kita tetap bermain-main dengan peluang doa. Hal itu seperti seorang yang menaruh jarinya di atas api dan berdoa supaya jarinya tidak terbakar.

Apakah kehadiran kita di keluarga, komunitas, ataupun dimana kita berada membawa teduh atau gaduh?

Bagaimana respon kita saat menyadari bahwa iman kita tidak seteguh yang seharusnya? Berelasi dengan jujur dan autentik dengan Tuhan adalah apa yang sesungguhnya Tuhan kehendaki.

Amsal 10:4 "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." Kemalasan dan kemunafikan dapat menyebabkan kemiskinan rohani. Mari kita rajin mengerjakan apa saja yang saat ini Tuhan percayakan untuk kita kerjakan. Yakinlah bahwa Tuhan berkenan memberkati tangan yang rajin, tekun, dan semangat pantang menyerah.

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga.” Apakah anda termasuk golongan orang yang “miskin di hadapan Allah” atau anda sudah merasa cukup sehingga Anda tidak memerlukan Allah menolong Anda?

Bagaimana kita melihat diri kita secara spiritual hari ini? Apakah kita merasa baik-baik saja? Datang dan berdiam diri di hadapan Tuhan perlu kita lakukan setiap waktu, untuk senantiasa merenungkan dosa yang mungkin ada dalam hati kita.

Kisah Para Rasul 21:24 “Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat.” Di Indonesia, tidak semua adat istiadat salah dan bertentangan dengan firman Tuhan, tapi tidak sedikit juga yang jelas-jelas bertentangan. Apakah kita masih sangat bergumul dengan adat istiadat? Untuk itu sangat penting bagi kita untuk memiliki kepekaan supaya kita tahu bersikap, dan firman Tuhan sangat menolong kita untuk bersikap tepat. Mari baca dan renungkanlah firmanNya setiap hari, sehingga kita berani untuk memilih hal-hal yang menyenangkan dan memuliakan Allah daripada menyenangkan hati manusia.

Tuhan menghendaki supaya setiap orang yang sudah diselamatkan tidak hanya menikmati anugerahNya, melainkan juga bertumbuh dan menghasilkan buah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sering kali kita mengalami kendala untuk bertumbuh kita seperti berjalan begitu lamban bahkan stak berhenti ditempat. Mengapa demikian?

Bagaimana kita bisa menjadi berkat untuk sekitar?

Apa alasan kita memuji Allah? Semakin dekat relasi kita dengan Tuhan, semakin kaya pengalaman bersama-Nya, maka semakin penuh hati kita dengan pujian bagi Allah.

Amsal 10:3 “TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolakNya.” Seburuk-buruknya keadaan, Tuhan tidak akan membiarkan kita tersiksa oleh kelaparan atau hidup melarat kekurangan. Namun, janji Tuhan ini hanya berlaku bagi mereka yang didapati benar di hadapanNya dan bukan bagi mereka yang membiarkan hidup diwarnai dengan perilaku yang menyakitkan hatiNya. Oleh karena itu, mari kita lihat diri kita, apakah kelaparan yang kita alami gara-gara kebodohan diri sendiri yang sering buat pilihan buruk dan merugikan?

Apa kurangnya hidup kita sebagai anak-anak Tuhan? Tuhan Allah Bapa kita telah menganugerahkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kehidupan anak-anakNya, sehingga kita tidak kekuarangan suatu apa pun. Jangan membandingkan anugerah yang mulia dan berharga ini dengan sesuatu yang fana. Segala yang di dunia ini tidak sebanding dengan Allah Bapa kita.

Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. (Mazmur 46:2-3) Pengalaman autentik kita menyaksikan penyertaan Allah melewati goncangan dalam hidup membuat kita tetap teguh melewati badai hari ini, maupun yang akan datang.

Galatia 5:1 “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Sebagai orang yang sungguh-sungguh merdeka, tidak diperhamba oleh dosa lagi, itu artinya jangan kita mempergunakan kemerdekaan ini sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Jika dikatakan kita bersukacita karena Allah, mengasihi, memberkati, mengampuni dosa dan menebus kita menjadi AnakNya; berita ini tentu membahagiakan bagi orang yang diselamatkan. Mendengar hal tersebut tentu kita bersukacita. Namun, bagaimana jika yang bersukacita adalah pribada Allah kita oleh karena kita? Hal itu tentu tidak sering kita dengar bukan.

Seberapa serius kita mendengarkan Tuhan, memperhatikan kata-demi-kata, dan menerapkannya dalam hidup kita?

Bagaimana kita menyikapi orang yang congkak atau bebal? Untuk tetap melayani sesama, termasuk orang-orang yang kita anggap demikian dengan setia merupakan bagian kita sebagai orang yang telah menerima anugerah.

Amsal 10:1 “Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.” Amsal 1:7 menuliskan bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” Saudara, mari kita terus bertekun dan bersabar untuk mendidik anak-anak kita dalam takut akan Tuhan, sehingga mereka menjadi pribadi yang bijak, di manapun mereka berada dan dengan siapapun mereka berelasi. Kiranya Tuhan memampukan setiap kita.

Allah pasti akan menjawab doa kita apabila doa kita seturut dengan kehendakNya. Semua hal dalam dunia ini terjadi atas kehendakNya. Kalau begitu untuk apa kita berdoa?

Bagaimana kita melihat kasus-kasus yang terjadi belakangan? Apakah jari kita menunjuk kesalahan orang lain atas parahnya kondisi dunia hari ini? Sebagaimana orang-orang tersebut membutuhkan Kristus, sebesar itu pun kebutuhan kita akan Sang Terang Sejati.

Kisah Para Rasul 21:15-16 “Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaesarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem. Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaesarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.” Hari ini, hal apa yang saudara dapat lakukan dan berikan kepada orang lain? Sudahkah saudara menolong orang-orang yang Tuhan percayakan untuk kita tolong? Mari dengan kasih dan kekuatan dari Kristus, kita mau rela dan berani melakukannya. Tuhan pasti dengan senang hati memberkatimu dengan limpah dan damai sejahteraNya melingkupimu

Jika kita dihadapkan dengan stigma negatif atau apapun yang tidak baik bagi kita. kemanakah kita mau mendasari tindakan kita?

Bagaimana kita menjalani hidup kita di hadapan Allah? Menerima anugerah-Nya yang berlimpah, apakah kita memperlakukan Allah dengan penuh hormat?

Amsal 9:8 “Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya.” Ditegur atau dikecam itu memang tidak mudah kita terima begitu saja tanpa ada rasa sakit di hati, makanya sangat penting bagi kita memiliki hikmat dalam menyampaikan teguran yang keras atau kecaman supaya itu berguna dan bukannya malah sebaliknya. Alkitab yang adalah firman Tuhan juga bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Jadi, marilah kita sedia ditegur oleh Tuhan lewat firmanNya, meski itu rasanya begitu keras. Minta Roh Allah melembutkan hati kita sehingga kita bisa menerimanya dengan cara pandang yang baik dan benar.

Apakah yang menjadi kegembiraan hidup Anda saat ini? Apakah kasih kepada Tuhan telah memuaskan hidup Anda? Atau kepuasan Anda jika hidup Anda dipenuhi dengan harta benda duniawi dan dosa? Perhatikanlah hidup Anda, sebab Allah kita tidak mau dipermainkan!

Tanpa kebenaran dan keadilan, keadaan seindah apa pun yang kita impikan tidak akan membawa sukacita. Apakah yang lebih penting dibandingkan keadilan dan keadilan?

Kisah Para Rasul 21:14 “Karna ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: Jadilah kehendak Tuhan.” Saudara, apa yang menjadi kehendak Tuhan atas hidup setiap saudara? Sudahkah saudara mengetahuinya? Mari cari tau, gumuli bersama Tuhan yang empunya kehendak dan rancangan. FirmanNya terbuka bagi kita untuk kita mengetahui kehendakNya.

Kalau kita dekat dengan Tuhan, kita akan benci apa yang Tuhan benci dan mengasihi apa yang Tuhan kasihi. Apakah kita memperhatikan tindakan kita sama seperti Tuhan?

"Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15) Wujud kelemahan terbesar kita adalah ketika kita merasa diri kuat dan kita mengandalkan diri sendiri.

Amsal 9: 6 “Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.” Hanya orang yang merasa miskin, bodoh dan tak berpengalaman yang akan mengalami berkat Allah. Juruselamat kita datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa. Bukan orang yang bijaksana menurut pandangannya sendiri yang menyangka bahwa mereka melihat, tetapi orang yang tak berpengalaman, yang sadar akan ketidaktahuannya dan malu karenanya, dan orang yang bersedia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Datanglah lagi kepadaNya, santap dan nikmati kehadiranNya, bertobatlah dan tinggalkan kebodohan itu, maka saudara akan hidup, amin.

Keunikan dari kehidupan Kristen diantaranya adalah mengucap syukur di tengah penderitaan. Bersyukur atas berkat-berkat Tuhan tentu hal yang wajar dan mudah dilakukan, tetapi tetap mengucap syukur di tengah penderitaan hidup tentu tidak hanya sulit, tetapi merupakan anugerah dari Tuhan.

Bagaimana disiplin doa kita pada waktu-waktu ini? Seberapa taat kita kepada Tuhan dalam pandemi ini? Bisa jadi kita begitu mengupayakan aman dari covid-19, tetapi melupakan Sumber Keamanan yang sejati.

Kisah Para Rasul 20:20 “Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu.” Firman Allah adalah berguna. Dia membawa kabar baik, rahmat Allah, dan seluruh maksud Allah terkandung di dalamnya. Dari firman Allah, kita dapat mengetahui apa yang Tuhan kehendaki terjadi pada kita, seperti yang ditulis ayat 21, “Supaya kita bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita Yesus Kristus.” Maka kita dapat tetap tabah menjalani hidup dalam pertobatan yang pasti banyak tantangan dan penderitaan, sehingga kita bisa sampai garis akhir.

Penderitaan hidup yang dialami orang percaya tidak selalu disebabkan karena pelanggaran atau kecerobohannya, kadangkala hal itu terjadi oleh karena Iblis menuntut kehidupan orang benar “ditampi” seperti gandum. Apa jadinya jika Petrus dan murid-murid yang lain tercerai berai dan mengalami berbagai penderitaan dalam hidup mereka?

Tuhan Yesus Kristus adalah pembela kita di hadapan Bapa, ketika si penuduh yaitu Iblis mencoba untuk menjatuhkan kita. Dan jika kita mengalami tersandung dan jatuh dalam dosa, maka Kristus telah membela kita dengan memberi nyawanya utuk tebusan dosa kita di hadapan Bapa.

Tuhan telah begitu baik kepada kita, tetapi apakah kita masih melakukan apapun semau kita sendiri? Apakah kita menjaga hati kita agar melakukan semuanya sesuai kehendak Tuhan?

Allah kita bukan saja merupakan Allah yang maha pengampun, tetapi Ia juga adalah Allah yang adil. Seberapa kita menjaga kekudusan hidup kita? Apakah kita mempermainkan kasih karunia-Nya?

Kisah Para Rasul 19:23 “Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan.” Mungkin di antara kita pernah mengalami masalah yang begitu besar dalam hidup ini sampai-sampai membuat kita putus asa. ? “… Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” Ini yang Paulus katakan dan telah ia lakukan. Bawalah semua beban pergumulan hidupmu yang begitu berat kau pikul sendiri, Dia mau memikulnya dan sudah ditanggungNya di salib, jangan susah hati dan berputus asa. Jangan menyerah, tapi percayalah kepada Allah!

Di tengah keadaan saat ini, perjuangan untuk bertahan hidup nyata kita semua usahakan. Tetapi beriringan dengan itu, kita juga melihat kematian dengan mengimani kehidupan nun jauh di sana bersama Kristus. Kehidupan yang jauh lebih indah, yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga. 

Kehidupan Kristen adalah suatu perjalanan rohani yang dikuasai dan dipimpin oleh Tuhan melalui firmanNya. Apakah Kristus sudah menjadi raja yang berdaulat dalam hati saudara, dan apakah Anda sudah menundukkan hati Anda untuk taat pada pemerintahanNya?

Pernahkah kita berpikir "Apakah tindakan saya mempengaruhi tindakan sekitar saya? Apa tujuan saya melakukan tindakan saya"

Di tengah angka kematian yang tinggi saat ini, apakah kita berhasrat mencari Allah? Apa hasrat kita saat ini? What's on our mind?