Ini bukan salah langit yang tak berpihak. Ataupun semesta yang tak mendukung. Aku memang selalu keras kepala.

Manusia kadang memang butuh pemicu untuk hidup lebih baik. Patah hati hanya sebuah pemicu kehidupan agar hidup ini berjalan lebih baik. Tidak pantas rasanya untuk mengorbankan apapun kepada orang yang salah.

Terkadang menyerah merupakan pilihan, tetapi terkadang menyerah juga merupakan keharusan. Bukan berarti kita harus mudah menyerah, tapi jika dilanjutkan apakah kita sanggup?

Dan mungkin yang orang lihat atau yang orang pikir, aku denger ceramah, aku ngaji, aku belajar agama, tunaikan solat 5 waktu bahkan solat sunahnya aku kerjain, belajar dzikir, itu semua karena aku soleha? Engga, tapi karena aku sedang berobat jalan.

Hingga akhirnya kita paham, apa pun dalilnya, cinta itu memang bukan tentang keabadian. Yang pergi biarlah berlalu, sudah saatnya untuk mulai mencari yang baru. Lain kali hati-hati, jika mencintai seseorang, pastikan dia tak dimiliki oleh siapa-siapa. Agar situasi tak semakin rumit.

Tak mudah, sungguh; mengobati patah hati. Beribu petuah dari orang lain, beribu nasihat yang terucap tak akan mampu mengobatinya.

Hey, tak bisakah kita berdua saja? Karena sendiri sepi dan bertiga luka.

Kita ga bakal pernah tahu seberapa jauh kita bisa mencapai hal-hal yang kita impikan jika kita tidak berani memulainya. Dan kalau kita terus menerus menunda untuk memulai, maka impian dan tujuan kita akan tetap berada di tempat yang sama.

Selamat menunaikan ibadah puasa ya, semoga Allah beri kelancaran kita dalam beribadah dan menjadikan kita jadi lebih baik lagi. Amin 🫶🏻

Dan sekarang aku tahu, perasaan tidak utuh itu tidak akan pernah penuh. Karena kamu tetap ingin dia yang mengisinya. Tapi sadar ga kamu? Tuhan memberikan perasaan ini untuk kamu mengerti satu hal, semesta ingin membuat hatimu lebih luas merasakan sebuah cinta. Jadi cobalah menerima dan melepaskan.

Aku sangat merindukan kalian. 🤍

Mungkin yang kosong di sudut hati itu, aku tidak perlu bersikeras mengisinya dengan hal atau sesuatu yang aku ingini. Karena di sudut itu, aku bisa lama berdiam dan merenung sejenak bahwa Tuhan bukan sedang mengasingkan aku dari kasih sayangnya, tapi ada hal baik yang akan menuntunku pulang ke tempat paling tepat pada sempurna waktunya.

Ada kalanya juga kita keliru mengartikan ego sebagai cinta. Ini yang kemudian membuat kita kembali lagi ke hubungan yang nggak sehat. Kita mengira semua hal yang kita terima itu adalah cinta, padahal nggak jarang ego bersembunyi di balik topeng cinta, memanipulasi dan membuat kita hanyut, kemudian kita baru sadar saat sudah terluka.

Tidak selamanya kita bisa menjadi obat utuk orang lain tapi cobalah belajar mencintai diri sendiri mulai hari ini.

Jadi kalau kita mau lebih bahagia, mulailah lihat ke dalam diri sebelum melakukan apa pun sebagai ikhtiarmu dan dengarkan dulu dirimu sendiri.

“Jangan lupa pulang.” Kalimat yang selalu mampu menguras air mata. Tapi bagaimana sekarang isinya? Sudah tidak baik-baik sajakah? Lalu apa makna sebenarnya sebuah rumah? Tempat pulang? Tempat berlindung? Tempat merebah lelah? Atau tempat ada nya luka?

Kabar buruk datang bersamaan. Hingga otakmu terasa kebas dan kesulitan untuk mencerna mana yang harus lebih dulu ditangisi

Aku doakan, semoga kamu selalu kuat, semoga setiap semangat yang kamu betul-betul usahakan untuk selalu tersedia akan mengantarkanmu untuk segera sampai pada tujuan itu. Semangat ya, semuanya akan selalu baik-baik saja

Seperti itulah kehidupan. Tak ada kekal di dalamnya. Apa kamu pernah bertanya pada semesta? Mengapa yang datang akan selalu pergi pada akhirnya?

Selamat tahun baru 2023 dan mumpung masih awal tahun lakukan hal yang terbaik at least untuk diri kamu sendiri.

Terima kasih 2022, sudah mengajak aku berlari meski aku ga punya kaki yang cukup kuat tapi nyatanya aku punya waktu untuk beristirahat. Terima kasih sudah membuat perasaan baru yang lebih tenang untuk menghadapi perasaan-perasaan yang kadang datang tak karuan. Terima kasih luka dan bahagianya, terima kasih untuk orang-orang yang datang dan pergi. Rupanya semesta tak jahat, dia hanya memberi lebih sabar dan kuat.

Hai diri, apa kabarmu hari ini?

Ketidaksempurnaan adalah bagian dari setiap diri kita. Karena menjadi bagian dari diri kita, itu berarti sudah selayaknya diakui dan diterima dengan sepenuh hati.

Biarkan dirimu bersinar dengan sendirinya, dengan bekal usaha yang telah kamu perjuangkan. Ingatlah, semua ada waktunya.

Untuk apa aku hidup? Pertanyaan yang kadang kala terbesit di kepala.

Semua yang ada di dunia ini pasti mengalami proses perubahan.

Menjadi dewasa sekalipun aku tetap manusia biasa yang bisa merasakan senang, sedih, patah hati, terpuruk, dan masih banyak lagi. Aku tetap butuh teman dan telinga yang baik yang untuk melepaskan rasa nggak enak. Tapi di sisi lain, semakin tahu bahwa tidak semua orang bisa menjadi telinga yang baik, tidak semua orang itu baik. Banyak yang di depan kita mereka sangat peduli dan perhatian tapi saat tidak sedang bersama mereka menjadi musuh kita. Alhasil memilih untuk diam dan memendam sendiri menjadi pilihan.

Akan kuterima, perlahan, tentang sebuah kebenaran yang menyakitkan. Semua hal yang membuat kebahagiaan dan senyuman sempat berlabuh di wajahku, hanya kebohongan semata.

Aku tidak mudah membukakan pintu bagi seseorang yang ingin menyentuh rasaku. Tidak buruk, bukan? Namun, tunggu, masih ada titik buruknya. Tidak mudah membukakan pintu bukan berarti menutup pintu selamanya. Ya, jika pintuku sudah terbuka, aku membiarkan semua rasaku tersentuh, terkoyak, dan ditinggalkan. Mau bagaimana lagi, lagi-lagi terlanjur, lagi-lagi salahku, lagi-lagi aku yang harus menyembuhkannya sendiri meski beberapa luka yang tertoreh berhasil menyisakan bekas.

Aku merasa, kamu hanya ingin semua ini berjalan begitu saja tanpa ada tujuan berarti. Hanya sekadar mengisi waktu luangmu dan bukan meluangkan waktumu untukku. Jangan salahkan aku yang berpikiran seperti itu. Karena kerap kali kutanyakan, jawabanmu semu. Atau barangkali memang tak ada jawabannya?

Belum sempat berbuah, sudah patah. Sakit sekali rasanya. Kau tahu kan? Menyudahi sesuatu yang bahkan belum sempat dimulai itu bahkan lebih sulit ketimbang mengakhiri sesuatu yang memang sudah jelas ada awalnya. Pada mulanya kita menolak realita, mencoba meyakinkan diri bahwa ini tidak benar terjadi, atau berpikir bahwa mungkin ia hanya butuh waktu lebih banyak untuk mengerti. Atau mungkin ini hanya mimpi buruk yang akan hilang saat kita bangun nanti.

Kalau pun ingin membandingkan, bandingkanlah dirimu dengan dirimu sendiri yang kemarin, bukan dengan orang lain. Karena manusia itu terlalu unik untuk dibandingkan satu sama lain. Setiap orang datang dari latar belakang yang berbeda, menanggung beban yang berbeda, kelemahan yang berbeda, kekuatan yang berbeda, keahlian yang juga berbeda. Jadi sampai kapan pun tidak akan pernah adil untuk mengukur segala sesuatu yang jelas berbeda, di takaran yang sama.

Kamu saat ini juga enggak lagi dengerin orang yang lagi kasih kamu motivasi dan semangat karena dari semua yang kita butuhkan adalah percaya sama diri sendiri. Berani percaya kalau diri kamu bisa jadi manusia yang lebih baik lagi dari diri kamu yang sebelumnya.

Kenapa kamu sangat yakin aku bisa kembali sedangkan diriku tidak percaya lagi pada diri sendiri? Aku sadar ini bukan aku, aku mulai memerankan tokoh yang sangat menyebalkan, penuh amarah dan selalu menyalahkan keadaan. Aku terperangkap dalam kecewa dan lukaku sendiri.

Kita ada di fase yang sama, yang harus melawan perasaan sendiri dan enggak apa-apa kalau lagi merasa tidak baik-baik aja.

Mungkin aku sedang takut untuk jatuh cinta lagi tapi semesta menghadirkanmu seolah membantuku untuk bangkit dari trauma itu dan mungkin kamu juga tahu, sejujurnya aku juga merasakan hal yang sama. Tapi maaf aku tidak pandai mengatakannya padamu. Ini masih terlalu cepat untukku.

Terima kasih sudah mau berteman dengan puisidisenja selama ini. 

Mungkin itu sebuah proses dari luka yang basah menjadi luka kering lalu akan sembuh pada waktunya meski meninggalkan sebuah bekas atau tanda dan tanda inilah yang kita jadikan pelajaran kalau mencintai seseorang juga jangan lupa mencintai diri sendiri.

Dunia memang terus berputar, tapi kita punya bagian sendiri-sendiri untuk kapan saja, sesukamu, menekan tombol pause bahkan tombol stop sekali pun dalam hidupmu. Kalau ternyata dalam hidup ini, tidak apa-apa jika tidak melakukan apa-apa. Karena aku hanya ingin duduk diam saja, Tidak memikirkan apa pun. Juga tidak ingin berurusan dengan masalah dunia bahkan bagaimana kondisi perasaanku sendiri saat ini.

Ohya, kamu tahu aroma khas ketika hujan tiba? Aroma itu bernama Petrikor, kata Petrikor berasal dari bahasa Yunani. Yaitu Petra artinya batu dan Ichor bermakna darah mulia para dewa dewi. Petrichor kini berkembang menjadi aroma unik tanah setelah hujan.Aromanya berasal dari tanah yang basah, baunya menguap ke udara, aroma yang beberapa orang suka karena menurut mereka aromanya menenangkan, begitu juga menurutku.

Papa juga tahu kan di sana, aku disini masih terus bertahan karena aku juga mau papa tersenyum di sana dan bangga kalau anak perempuannya sekarang bisa terus terbang meski sayap sebelah kirinya patah. Meski kepercayaan dirinya hilang mulai saat itu. Meski langkahnya gontai karena warna terang dalam hidupnya redup.

Mungkin sesekali aku boleh merindukanmu, hanya untuk mengenang hal baik. Karena ada hal yang boleh dikenang tapi tidak perlu lagi diulang.

Mau dibilang cinta bertepuk sebelah tangan, kayanya bukan? Tapi kok kaya salah nangkep sinyal ya? Jadi yang salah siapa? Dia yang kebawa perasaan atau sikap temannya yang keliatannya suka tebar pesona? Tapi yang jelas hati udah dibuat acak-acakan nih. Jadi kalau udah kaya gini gimana?

Dan waktu adalah hal yang paling berharga yang bisa diberikan seseorang kepada kita.

"Jangan khawatir lagi ya, cari terang perasaanmu ketika gelap menghampirinya."

Hidup memang Tidak bisa ditebak, gimana maunya semesta saja, mau bentuk kita seperti apa. Mungkin kita akan terus tidak pernah siap tapi semoga Tuhan kasih kita petunjuk harus melakukan apa dan bagaimana menghadapinya.

Tempat kamu spesial tapi sampai kapan aku diam-diam menyukaimu?

Aku rasa semua itu tidak terlepas dari hati kita yang mau atau mencoba menerima sebuah kenyataan. Seperti yang sedang sekarang aku coba pahami dalam hidup aku, bahwa pemberian setiap jalan, setiap rezeki atau kesempatan dari Tuhan untuk manusia itu berbeda.

Dan perihal melupa kita bukan jagonya, karena ada saat dimana kamu menemukan satu hal yang akan mengingatkanmu kembali, jadi soal melupa serahkan saja pada waktu.

Enggak tahu deskripsinya apa. Kalian denger aja ya.. hihihi

Boleh enggak sih perempuan confess?

Suatu hari nanti kamu akan melihat kebelakang dan berkata “Nyatanya selama ini aku sedang bertumbuh.”

Pada bab ini tidak akan aku hapus namamu, hanya saja mungkin kelak ketika aku mendengar namamu lagi hatiku akan biasa saja. Terima kasih sudah selalu berikan waktumu meski akhirnya semesta sampaikan pesan dari Tuhan, bahwa perjalanan ini harus berhenti.

Aku tidak sedang berhalusinasi tapi ini jam-jam mendengar suara dalam diri dan tak perlu khawatir akan komentar yang tidak ingin kita dengar dari orang lain.

Yang kini kutahu,aku sedang membiasakan diri belajar bagaimana seharusnya seorang manusia menerima ketetapan-ketetapan yang telah Tuhan gariskan.

Aku hanya suka bicara sendiri. Aku suka bergumul denga isi pikiran sendiri . Aku nyaman menyimpannya sendiri.

Belajar bagaimana katakan tidak untuk permintaan yang kamu merasa keberatan melakukannya dan tidak merasa bersalah karenanya.

Hatiku bukanlah ruang tunggu yang dapat dengan mudahnya menerima kedatangan serta kepergian seseorang sesukanya. Hatiku hanyalah sekumpulan perasaan yang bisa begitu tulus mencintai namun jua mudah tergores dan terlukai.

Hatimu lengang seperti malam tak berbintang. Sorak angin menyentuh lubukmu yang lebam.

Siapa yang menang melawan rindu? Yang jelas bukan kita, lalu siapa? Si rindu itu sendiri. Pasti ia sedang sinis tertawa.

Ada tanda tanya dari timbunan lara, "Adakah yang lebih senyap dari rindu yang seharusnya lenyap?"

Terkadang luka itu baik karena ada harapan tumbuh diantara duka cita.

Elegi hati yang sunyi, separuh lirik.

Kadang hati kita ditakdirkan untuk mencintai seseorang tapi tidak bisa memiliki.

Bukan ku mengungkit sebuah kebaikan tapi kenapa yang kudapat sebuah kecewa?

Mengapa aku harus mengeluarkan air mata lagi? Tapi tidak. Ini cukup yang terakhir

Apa kamu pernah membayangkan kesedihan sebelum kesedihan itu terjadi?

Pernah ditinggal pas lagi ngerasa sayang banget?

Pernahkah kamu merasa menyesal karena telah mengenal seseorang?

Tuhan beri jalan bukan jebakan.

Kita memang tidak pernah tahu, mungkin semampu kita sampai di sini.

Kenapa mencintamu harus sesakit ini?

Jika aku tidak memaksakan diri untuk lebih dekat dengannya, mungkin tidak ada butiran bening memenuhi celah-celah sudut mata.

Biar ku ceritakan sedikit tentang perempuan ini.

Menarik diri dulu sejenak

Begitukah ia lebih tahu tanpa harus saya bercerita?

Tapi, kita tidak punya sahabat seorang Doraemon kan?

Kulihat perlahan awan membuka kapasnya yang abu-abu itu, diperlihatkannya biru langit. Aku sumringah, teringat seseorang pernah bertanya.⁣

Padahal hanya satu kata tapi kata itu sulit sekali pecahkan egoku saat ini.

Aku belum boleh berhenti dulu sekarang, semesta masih berputar dan aku belum mau pudar.⁣

Kudawaikan cacian sukar jikamu dengar.

Dunia juga ada malamnya, gak terus-terusan siang, ada hujannya gak terus-terusan cerah. Dan kamu boleh pilih warna hitamnya.

Ketika aku menulis, aku ungkapkan dengan seisi perasaan dan indera yang aku punya, bahkan ketika aku menulis tentang hal yang tidak aku alami secara langsung dan semua kata dari hatiku yang jujur.